Berdasarkan analisis, para ilmuwan mengatakan Gunggamarandu maunala mirip seperti buaya Indo-Pasifik terbesar yang pernah tercatat, yakni Crocodylus porosus.
Studi ini nggak dapat memperkirakan usia pasti dari fosil tersebut.Namun para ilmuwan percaya bahwa tulang-tulang itu mungkin berusia antara dua sampai lima juta tahun.
Baca Juga: Penelitian Ungkap Rahasia Umur Panjang Suku Pedalaman Bolivia
MelansirSci News, Senin (14/6/2021), sebagian tengkorak Gunggamarandu maunala ditemukan di wilayah Darling Down pada abad ke-19, tepatnya tahun 1875.
Ia memiliki kombinasi fitur unik yang membedakannya dengan buaya lainnya.
Dengan menggunakan pemindaian CT X-ray, para peneliti dapat merekonstruksi rongga otak reptil secara digital dan mengungkap detail tambahan tentang anatominya.
Mereka mengatakan, buaya baru itu masih merupakan anggota sekelompok reptil yang disebut tomistominae atau "buaya palsu"—yang hanya tersisa satu spesies saat ini, terbatas di Semenanjung Malaya dan sebagian Indonesia.
“Hasilnya mengisyaratkan potensi garis keturunan hantu antara tomistominae Eropa dan Australia yang berusia lebih dari 50 juta tahun,” tulis para ilmuwan dalam penelitian tersebut.
“Dengan pengecualian Antartika, Australia adalah satu-satunya benua lain tanpa bukti fosil tomistomine. Tetapi dengan ditemukannya Gunggamarandu maunala, kami dapat menambahkan Australia ke dalam daftar pernah dihuni oleh tomistomines,”pungkas Ristevski. (*)
Baca Juga: Ribuan Tahun Menghilang, Bayi Tasmanian Devil Lahir Kembali di Daratan Australia
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buaya Raksasa dari Era Prasejarah Ditemukan di Australia, Ini Wujudnya"