Follow Us

#SideStory: Sejarah Ahmad Band, Bikin Musik Supaya Orang Tajir Bisa Moshing

Alvin Bahar - Kamis, 13 Mei 2021 | 16:00
Ahmad Band, 1998
Daus/HAI

Ahmad Band, 1998

HAI-ONLINE.COM - #SideStory adalah feature terbaru HAI yang membahas sejarah side project dan supergrup musisi Indonesia, dan di edisi pertama ini adalah Ahmad Band, proyek Ahmad Dhani, yang dibahas.

Pemain band bersolo karier adalah cerita biasa. Tapi, bisa jadi luar biasa kalo hal itu menyangkut sosok Ahmad Dhani Manaf, keyboardis sekaligus pentolan Dewa 19.

Soalnya selain Dhani, masih ada beberapa pentolan lain yang ikut nimbrung di situ. Perhatikan: pada gitar ada Andra (Dewa 19) dan Pay (mantan Slank). Pada bas ada Bongky, juga mantan Slank. Lalu pada drum ada Bimo, yang saat itu masih di Netral (kini NTRL).

Nah, komentar apalagi buat formasi semacam ini selain sensasional?

Baca Juga: Ahmad Band Kembali dengan Personel Baru, Ada Yoyo 'Padi' di Drum

Inilah obsesi Dhani yang terpendam sejak lama. "Ahmad Band bakal jadi the hottest band," Begitu lontarnya suatu hari ke Hai. Sesumbar? Mungkin. Konsep musikal album perdananya memang serba panas, yakni paduan antara musik rock dan lirik-lirik yang cenderung mengeritik kehidupan sosial. Dengan bahasa lugas pula.

"Dari dulu saya memang suka baca-baca buku politik. Memang politik itu kotor, tapi ya, suka saja gue," katanya seraya menyebut buku Pemerintahan Dan Keajaiban karangan Amien Rais yang selesai dilahapnya, di samping buku-buku lain yang bernuansa politik.

Saat itu April 1998. Politik Indonesia lagi panas-panasnya. Namun seperti biasa, Dhani tampil penuh percaya diri. Termasuk tak menunjukkan rasa takut ketika Hai mengungkapkan kemungkinan albumnya bakal kena cekal.

"Pada dasarnya gue cuma ingin berekspresi, kok. Apa itu nggak boleh?" Disadari atau tidak, penegasan sikap ini yang sekaligus membedakan Ahmad Band dengan Dewa 19 atau Netral, misalnya.

Sebab itulah, Dhani menepis kemungkinan terjadinya kanibalisme pasar di antara mereka.

"Dewa 19 kan banyak bicara tentang cinta, hubungan antara cewek dan cowok. Sedang Ahmad lebih menyorot kehidupan sehari-hari, termasuk politik," tegas Dhani.

Ahmad Band, 1998
Daus/HAI

Ahmad Band, 1998

Prosesi ngumpulin personel

Lalu, apa pula yang mendorong Andra sampai mau bergabung? Pertama, memang tak perjanjian tertulis yang melarang setiap personel Dewa 19 bersolo karier. Sebagai bukti, Ari Lasso saat itu sedang melakukan hal yang sama.

Kedua? "Di tubuh Dewa 19 sendiri lagi ada masalah yang nggak bisa saya jelaskan di sini. Nggak ada salahnya kan saya ngebantu Dhani," kata Andra yang tetap menghindar ketika didesak Hai.

"Yang pasti, awalnya saya menanggapi ajakan Dhani dengan iseng. Tapi setelah nge-jam beberapa kali, rasanya asyik juga. Ya, sudah. Apalagi Ari dan Erwin nggak mengeluh tentang keterlibatan saya."

Tapi, omong-omong, buat apa Dhani repot-repot ngumpulin nama kondang tadi? Sekadar cari sensasi? "Ya, bagi-bagi rezeki-lah," katanya santai.

Ketika tengah menggarap di studio Hijau, tanpa sengaja Dhani bertemu Bongky yang kebetulan memang sering nongkrong di studio milik Anang tersebut. Dari omong-omong, keduanya merasa cocok. Maka, Bongky oke saja ketika ditawari gabung.

Jadi, memang tanpa direncanakan lebih dulu. Lo, gimana nasib Flowers (band Bongky saat itu, RED)?

"Gue tetap di band itu. Ahmad Band kan proyek buat "hidup". Ya, bener kata Dhani tadi, soal rezeki juga," katanya cengengesan.

Awalnya, posisi pemain bas digawangi Didi Gimbal (dipanggil gimbal, karena rambutnya emang kayak Lanny Kravitz). Setelah berjalan sekian lama, nama Gimbal tiba-tiba menghilang.

Usut punya usut, ia ternyata sudah nggak ikutan lagi. Ada apa?

"Ya, ini masalah perbedaan konsep saja," kata Dhani datar.

Ahmad Band saat latihan.
Tagor Siagian

Ahmad Band saat latihan.

Bener begitu?

"Apaan? Gua nggak pernah diajak ngomong soal pergantian ini," sanggah Didi Gimbal dengan sengit saat ditemui secara terpisah.

"Lagi pula. kalo persoalannya emang soal konsep, nggak ada masalah. Dhani mau bikin kayak apa, gua ikutin. Yang penting kan gua dibayar, namanya juga player," tandasnya.

Mana yang benar. nggak taulah. Bongky sendiri sebagai pengganti Didi Gimbal, nampaknya nggak terlalu ambil pusing.

Sementara itu di tempat yang sama, Studio Hijau, Dhani bertemu pula dengan Pay. Mantan gitaris Slank ini lagi kleyengan karena album solonya nggak kunjung kelar.

Gayung pun bersambut. Tawaran Dhani segera disambar cowok Batak yang dikenal punya petikan khas ini. Keterlibatan di Ahmad Band bisa jadi aktualisasi bagi dirinya.

Maklum, nama Pay nyaris tenggelam setelah dicoret dari Slank. Selama ini ia lebih banyak membantu sejumlah album artis lain.

"Gue bersedia gabung karena gue tahu Dhani orangnya cerdas," lontar Pay alias Parlin Burman.

Baik Bongky mau pun Pay sama-sama mengakui bahwa konsep musik Ahmad Band sangat bagus untuk diusung ke atas panggung. Itulah antara lain yang membuat mereka bersemangat, selain itu tadi, soal "hidup".

Ihwal keikutsertaan Bimo justru nggak terlalu mengherankan. Dhani memang penggemar drummer itu.

"Pokoknya, gue suka banget sama pukulan 'tu anak. Buat musik rock dia cocok banget," pujinya.

Bukan cuma itu. Keakraban mereka pun terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Bimo lebih sering nongkrong dengan anak-anak Dewa 19 di Kafe Regal, Pondok Indah, ketimbang ngumpul dengan sesama personel Netral: Miten dan Bagus.

Baca Juga: 10 Album Musik Terfavorit Sepanjang Masa Ahmad Dhani: Ada Radiohead dan Bjork

Di luar persoalan itu, kontribusi Bimo yang bergaya pure rock memang nggak bisa dipandang remeh. Teknik pukulannya yang terkadang menyerempet irama punk jadi atraksi tersendiri.

Sampling lagu Bjork

Ada 11 lagu di album semata wayang Ahmad Band, Ideologi Sikap Otak. Di situ ia cuma sedikit memainkan keyboard. Semua lagu ciptaannya berangkat dari konsep gitar. Otomatis progresi chordnya berlainan bentuk.

Pada lagu Dimensi, kamu bisa menyimak sampling yang juga terdapat pada lagu Bjork. Proses terciptanya Dimensi memang berasal dari "main-main" dengan lagu Bjork, bukan sebaliknya.

"Jadi, nggak mungkin gue nggak masukin sampling itu. Bakal kedengaran aneh," papar Dhani.

Bagaimana dengan hak cipta? Menurutnya, soal yang satu ini adalah urusan pihak perusahaan rekaman pengontrak. Dalam hal ini PT Aquarius Musikindo.

Musik untuk menengah ke atas

Secara terus terang, Dhani Manaf bilang bahwa konsep musik Ahmad Band dirancang untuk pasar kelas menengah ke atas. Apa bentuk konkretnya?

"Gue pengen lihat orang kaya ber-moshing, seperti terlihat pada waktu konser Arkarna kemarin," katanya mantap.

Setelah lama menghilang, Ahmad Dhani membangkitkan Ahmad Band pada 2021. Tapi kini formasinya berbeda.

Hanya Dhani dan Andra, personel asli Ahmad Band yang hadir. Sisanya diganti personel baru, yakni Yoyo (Padi), Thomas (Gigi), dan Stephan Santoso (Musikimia). Tetep supergrup yaa...

Sebagian besar dikutip dari artikel HAI, 28 April 1998, tulisan Denny MR. Terjadi sejumlah revisi dan penambahan bahan untuk relevansi.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest