Namun, aroma soba yang sudah dimasak terhirup lebih sedikit seperti pada sajian soba dingin atau mori soba yang nggak punya aroma uap yang nikmat.
Namun, aroma nikmat soba bisa dirasakan kalo kita menyeruputnya dengan cepat.
Hidangan soba muncul pertama kali pada catatan sejarah awal zaman Edo, yakni pada 1603–1868. Pada akhir abad ke-17, di Kota Edo yang sekarang disebut Tokyo, muncul banyak kedai soba.
Awal mulanya, soba sebenarnya adalah menu pendamping udon, seiring berjalannya waktu, soba jadi lebih populer daripada udon. Bahkan, soba menjadi salah satu kuliner khas Edo, lo.
Baca Juga: Intip 11 Masakan Khas Idul Adha dari Bebagai Daerah di Indonesia
Pada zaman Edo, orang-orang membeli dan makan soba di kedai kecil atau pedagang keliling yang memanggul gerobak di malam hari.
Meskipun dapat ditemukan di restoran, warga Jepang tetap menganggap soba sebagai street food.
Yoshinori mengungkapkan kalo pada masa itu, sebenarnya makan dengan berisik juga dianggap nggak sopan.
Namun, karena soba adalah street food untuk rakyat, orang-orang nggak terlalu memedulikan table manners alias tata krama di meja makan.
Selain itu, kedai street food pada dasarnya adalah tempat orang datang dan makan dengan cepat, bahkan ada orang yang makan sambil berdiri.
Biasanya, orang-orang mampir di kedai setelah pulang dari bekerja atau sebelum menuju suatu tempat sehingga menyeruput mi bukan masalah.