"Saya pikir agak kurang ajar untuk menerima dukungan dalam situasi seperti itu. Jadi saya mengatakan kepada mereka untuk menahan sementara waktu," ungkapnya kepada reuters, dikutip dari The Smart Local Thailand.
Miyake mengungkapkan alasan di balik keputusannya beralih ke pengiriman makanan adalah untuk menghemat uang yang digunakan untuk kompetisi di masa depan, di mana saat itu tiba dia harus pergi ke luar negeri.
Namun selain itu, dia juga melakukannya untuk menjaga tingkat kebugarannya.
Bagi seorang atlet profesional, penting untuk selalu jaga kebugaran mereka karena industri yang kompetitif.
Rupanya situasi pandemi juga bikin sulit mereka untuk bisa ngelakuin aktivitas demi jaga kebugaran.
Di tengah pandemi, semua bisnis termasuk pusat kebugaran ditutup. Pelatihan pun dihentikan. Khususnya untuk pelatihan anggar seperti Miyake, butuh lebih dari satu orang untuk hadir selama pertandingan.
Hal itu tentu nggak sejalan sama upaya pencegahan infeksi virus corona yang mana setiap orang harus jaga jarak fisik. Maka, bagi Miyake pekerjaan pengiriman adalah pilihan terbaik.
Baca Juga: Jangan Salah Masukin 8 Makanan Ini ke Dalam Kulkas, Rasanya Bisa Berkurang Banyak
Dengan ngelakuin pekerjaan pengirman, Miyake bisa tetep fit dan dapet uang sekaligus, terutama waktu dia bersepeda ke tempat-tempat berbukit dan terpencil.
Miyake mengaku seneng bisa nambah uang ke tabungannya tanpa mengandalkan sponsor meski cuman menghasilkan ¥ 2.000 (sekitar Rp 280 ribu) per harinya.
"Saya ingin memulai kembali dengan situasi di mana setiap orang dapat berlatih dengan bebas dan tanpa kekhawatiran," kata Ryo dalam wawancaranya .