Follow Us

Kejebak di Maldives Akibat Lockdown, Turis Malah Seneng dan Betah Parah Cuy

Annisa Putri Salsabila - Selasa, 14 April 2020 | 22:30
Couple at Maldives
iStockphoto

Couple at Maldives

Hai-Online.com - Pernah nggak sih kebayang lagi enak-enaknya liburan bareng temen-temen atau pacar, dan lokasinya tuh di Maldives, eh kenyataannya disana duras liburan menjadi extra panjang?

Ya, nngeluarin kocek yang dalem sih pasti, tapi kalo kejadiannya karena keharusan akibat lockdown, hmmmm kayaknya sih nggak usah dipikirin deh.

Nih, beruntung banget turis yang bisa ngejalanin liburannya yang jadi lama karena Maldives harus lockdown akibat corona.

Baca Juga: Allianz Indonesia Beri Dua Kebaikan untuk Pejuang Medis COVID-19, Beri Vitamin dan Alat Pelindung Diri

Ya, mau nggak mau, suka nggak suka turis-turis di sana nggak boleh keluar masuk di Republik Maladewa.

Kejadian, sejumlah wisatawan terjebak enak di negara tempat mereka liburan. Dlada yang udah mau check out balik lagi, ada yang emang masa libirannya belum.habis harus diperpanjang lagi.

Yap, Kisah pertama datang dari pasangan terakhir yang terjebak di Maldives waktu berlibur bulan madu.

Melansir The New York Times, awalnya pasangan tersebut sedang berbulan madu di sebuah resort bintang lima, Maldives.

Mereka tiba di kepulauan eksotik tersebut dari 22 Maret 2020 setelah melangsungkan pernikahan di Afrika Selatan, negara asal mereka.

Berencana untuk tinggal selama enam hari di Maldives, tapi virus corona memaksa negara harus memperpanjang liburannya.

Baca Juga: Lagi PSBB Malah Bikin Meet and Greet TikTok, Puluhan Remaja di Pejaten Ditangkep Polisi

Khawatir masalah logistik karena nggak bisa pulang ke Afrika Selatan, keduanya pun memutuskan meminta bantuan pada Konsulat Afrika Selatan dan Kedutaan Besar Afrika Selatan.

Seorang perwakilan mengatakan kepada mereka bahwa ada sekitar 40 orang Afrika Selatan lainnya yang tersebar di Maldives. Pilihannya adalah mereka menyewa jet sewaan dengan biaya sendiri sebesar 104.000 dollar AS atau setara Rp 1,6 miliyar.

Hingga Minggu (12/4/2020), keduanya merupakan satu-satunya tamu di resor Cinnamon Velifushi Maldives. Tarif kamar di resor ini mulai dari 750 dollar AS per malam atau setara Rp 12 juta per malam.

Melansir The New York Times, kegiatan mereka setiap harinya adalah tidur, snorkeling, bersantai di tepi kolam renang dan hal itu selalu berulang setiap harinya.

"Sungguh luar biasa bahwa kita mendapatkan waktu tambahan berlibur ini, namun finansial cukup membebani kami," kata De Freitas seperti dikutip The New York Times.

Setelah tinggal di resor berhari-hari, keduanya pun mendapat kabar gembira, bahwa pemerintah daerah bakal ngasih subsidi sebagian besar biaya tinggal, akhirnya keduanya dibawa dengan speedboat ke resor bintang lima lainnya.

Sampai saat ini, mereka belum tahu sampai kapan berada di Maldives.

Jadi Betah, Nggak Mau Pulang

Nah, nasib sama juga dialami sebuah keluarga asal Israel. Keluarga ini terdampar di salah satu hotel bintang lima di Maldives.

Melansir The Times of Israel, keluarga bernama Elimelech ini mengawali ceritanya tiba di Maldives pada 20 Maret 2020.

"Kami pikir dalam waktu tiga minggu keadaan akan kembali normal kurang lebih. Saya memberitahu istri dan anak-anak bahwa kami tidak pergi berlibur namun bertualang,"kata Nissan Elimelech.

"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi," lanjut Elimelech yang ke Maldives bersama istri dan tiga anaknya. Awalnya, mereka akan kembali ke Israel pada 10 April, namun dibatalkan karena wabah virus.

Lanjut Elimelech, menanggapi wisatawan yang nggak bisa balik ke negara asalnya, pemerintah Maldives menunjuk sebuah pulau untuk semua pengungsi dari semua resor yang berdekatan dengan subsidi pemerintah.

Pada 2 April 2020, keluarganya dan 150 wisatawan lain diungsikan ke sebuah pulau resor bintang lima yang disebut Pantai Olhuveli. Mereka semua membayar hanya 100 dollar AS per malam atau setara Rp 1,5 juta untuk menginap di sana.

Baca Juga: Selama Pandemi COVID-19, Para Artis Porno Juga Diminta Kerja dari Rumah

Harga tersebut sudah termasuk pesta pantai, olahraga air, kegiatan anak-anak, dan fasilitas lainnya.

"Ada kegiatan sehari-hari, dan ada pesta alkohol juga tiap malam. Ini adalah pulau kecil dengan satu resor. Untuk berjalan mengelilingi pulau dibutuhkan waktu 20 menit. Pemerintah Maldives tahu cara merawat wisatawan," ujarnya.

Elimelech mengatakan Menteri Pariwisata Maldives telah mengunjungi wisatawan di resor tersebut dan memberitahu akan terus memperlakukan wisatawan seperti raja.

"Dia menenangkan kami dan mengatakan berhasil mengatasi virus. Dia memberitahu juga bahwa negara ini benar-benar bersih," katanya. Melansir Forbes, Menteri Pariwisata Ali Waheed mengumumkan ada sekitar 1.000 wisatawan di Maldives dan 27 resor yang masih buka.

Ia juga mencatat kalo sebagian besar wisatawan nggak pengen kembali ke negara mereka sendiri dan pengen tetap di sana mengisolasi diri.

Selama masa isolasi, banyak pulau resor yang menawarkan dokter swasta, dan klinik jika ada kebutuhan medis, kata dia. Lanjut Elimelech, ia amat menyukai 'terjebak' di Maldives.

Bahkan, ia nggak pengen pulang ke Israel.

Baca Juga: Bobobox Sumbang 100 Pod untuk Pejuang Medis yang Tangani Pasien Corona di RS Rujukan DKI dan Jawa Barat

"Kami tiba di pulau itu dan diberitahu bahwa kami akan datang sebagai tamu untuk waktu yang tidak terbatas. Kami merasa di surga, bahkan kami bercanda bahwa kami tidak ingin kembali ke Israel," lanjutnya.

Elimelech saat ini merencanakan penerbangan kembali ke Israel pada 1 Mei, tetapi kemungkinan penerbangan tersebut juga akan dibatalkan. Maldives telah memberi konfirmasi total hanya 20 kasus virus corona dengan 0 kematian. Sebagian besar pasien sudah pulih dan tidak ada infeksi baru sejak 1 April. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest