Follow Us

Film Tentang Corona Ini Berhasil Dibuat Sebelum Pandemi Global Dimulai

Bagas Rahadian - Jumat, 03 April 2020 | 15:15
Film Corona: Fear is a virus
Dok. Film Corona

Film Corona: Fear is a virus

HAI-Online.com - Sebuah film independen yang bercerita tentang bencana coronavirus kabarnya telah berhasil dibuat oleh seorang filmmaker asal Kanada.

Film itu pun kabarnya berhasil rampung tepat sebelum lockdown diberlakukan di negara Amerika Utara tersebut dengan ide cerita yang didapat sebelum pandemi corona bahkan dimulai dalam skala masif.

Dilansir dari The New York Times, semua berawal ketika sang filmmaker, Mostafa Keshvari, membaca headline berita terkait wabah corona yang baru memasuki fase awal di Wuhan.

Setelah membaca berita tersebut, segera muncul ide untuk Keshvari menggarap film bernuansa thriller dengan tema besar pandemi corona

Film berdurasi 63 menit dengan judul "Corona" itu pun menyajikan cerita dengan latar yang terbilang simple, yakni sekelompok orang yang terjebak di elevator dengan salah seorang di antara mereka telah tertular covid-19.

Baca Juga: Kisah Pasien COVID-19 Pertama Di Malang, Baru Tahu Positif Saat Pulang

Dalam wawancaranya, Keshvari pun mengakui bahwa filmnya itu nggak sekadar bercerita soal ketakutan namun juga menghadirkan gambaran terkait fenomena sosial di dalamnya.

"Film ini juga tentang "studi tentang masyarakat", orang-orang dan pilihan moral," ucap Keshvari, dikutip dari The New York Times.

"Di kehidupan nyata, banyak orang mendapat berbagai jenis diskriminasi. Jadi kalo kita bisa bawa orang-orang ini bersama dalam sebuah film dan 'mengurung' mereka bersama-sama, saya rasa perilaku asli mereka akan terlihat," tambahnya.

Diketahui bahwa di Kanada sendiri, wabah corona virus telah memicu krisis sosial tersendiri khususnya di Kota Vancouver, di mana muncul beragam aksi diskriminasi terhadap warga keturunan China dan Asia yang dikait-kaitkan dengan virus Wuhan.

Meski telah rampung dibuat pada akhir Februari lalu, film ini kabarnya nggak berhasil tayang untuk disaksikan publik, lantaran kota Vancouver telah lebih dulu memberlakukan status lockdown.

Namun, sang filmmaker mengatakan streaming bisa menjadi opsi masyarakat menonton filmnya, yang mana ia sebut sebagai 'film untuk kemanusiaan'.

Source : The New York Times

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest