Apa solusinya?
Kyoko, yang mengurung di rumahnya pada usia 20-an, mengatakan dia mulai kembali ke masyarakat, satu dekade kemudian.Selama mengunci diri itu, Kyoko beberapa kali ingin bunuh diri, mengunjungi psikiater dan berbicara dengan hikikomori lain. Saat memasuki usia 40, ia mulai menangani kelompok bantuan untuk hikikomori di Yokohama, wilayah tempat tinggalnya.
Grup relawan lain seperti New Start, coba mengajak hikikomori untuk mengunjungi komunitas, mendapat pengalaman kerja dan bersosialisasi.
Hikikomori lain membuat koran yang khusus membahas penyakit mental ini. Dipublikasikan pada November 2016, koran Hikikomori mendiskusikan fenomena ini di seluruh negara dan berharap bisa menghubungkan para pengidap dengan dunia luar.
“Kita hanya bisa berharap akan ada lebih banyak akses ke berbagai terapi dan kampanye kesehatan mental untuk mengurangi fenomena ini. Juga mendorong lebih banyak hikikomori untuk mencari pertolongan,” pungkas Jeff.
(Gita Laras Widyaningrum/Sumber: Science Alert)