Follow Us

Ngaku Jago Bahasa Inggris? Cek Dulu Tingkat Kemahiran Orang Indonesia dalam Menguasai Bahasa Dunia Masih Rendah

Al Sobry - Kamis, 12 Desember 2019 | 13:30
Ilustrasi pelajar yang begadang buat belajar
iStockphoto

Ilustrasi pelajar yang begadang buat belajar

HAI-Online.com - Dari seratus negara di dunia, Indonesia masih di peringkat ke-61 untuk Kemahiran Berbahasa Inggris.

Hal ini tertuang dalam laporan terbaru hasil penelitian EF English Proficiency Index ( EX EPI ) edisi ke-9/2019 atau kajian yang mengukur tingkat kemahiran Berbahasa Inggris orang dewasa (18-40 tahun) di 100 negara yang diujikan.

Laporan ini disusun berdasarkan analisa data dari hasil tes bahasa Inggris yang dilakukan oleh 2,3 juta peserta yang berpartisipasi melalui tes online EF Standard English Test (EFSET).

Baca Juga: Ayo Ikutan RSCM x HAI Band Competition, Dapatkan Hadiah Total Puluhan Jutaan Rupiah!

Tes tersebut merupakan tes bahasa Inggris yang didesain oleh para ahli untuk mengetahui kemampuan bahasa Inggris sebagaimana tes-tes lainnya seperti TOEIC, TOEFL atau IELTS.

"Secara umum, jumlah peserta yang mengikuti EF Standard English Test (EFSET) tahun ini naik 77% dibandingkan tahun lalu, ada delapan negara partisipan baru yakni Bahrain, Pantai Gading, Kenya, Kirgizstan, Maladewa, Nepal, Paraguay, dan Sudan, serta hubungan antar kecakapan bahasa Inggris, keterlibatan internasional dan konektivitas global,” ungkap Dr. Minh Tran, Executive Director of Academic Affairs & Partnership EF Education First ketikq memaparkan beberapa temuan EF EPI edisi ke-9 pada Kamis (12/12/2019).

Nah, dengan Indonesia menduduki peringkat ke-61, posisinya turun dua peringkat dari tahun lalu. Sementara kalo dibandingkan dengan kawasan Asia, Singapura jadi yang terbaik, Indonesia di urutan ke-13.

Tahukah kamu, untuk Asia Tenggara, Indonesia menempati peringkat kelima di bawah Singapura, Filipina, Malaysia dan Vietnam. Sedangkan di Indonesia sendiri, provinsi yang kemampuan berbahasa Inggrisnnya terbaik adalah Yogyakarta, disusul Jakarta, Jawa Timur, Bali dan Kepulauan Riau.

Duh kalo posisi orang Indonesia masih di bawah 50 besar, tentunya kita masih ketinggalan jauh ya dari sekadar ngaku jago spik inglis? Padahal, kemampuan Bahasa Inggris itu bisa membuka peluang untuk akses ilmu pengetahuan dan wawasan global lho.

"Bahasa Inggris itu ibaratnya jadi pintu bagi kita untuk bisa mengunjungi banyak negara di dunia, bisa untuk belajar, kuliah, bekerja atau bahkan membuka usaha di luar negeri," terang Vena Annisa, presenter yang pernah tinggal di Amerika Serikat dan menjadi reporter VOA (Voice of America) di Washington DC, dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, menguasai Bahasa Inggris itu akan mendukung kerja apapun profesinya.

"Selama jadi reporter VOA saya sering mewawancarai beberapa orang Indonesia yang bekerja di sana. Mereka sebenarnya punya banyak gagasan dan pemikiran cemerlang, tapi sayangnya kurang bisa mengemukakan ide-ide mereka karena faktor bahasa. Hal itu membuktikan betapa pentingnya bahasa Inggris," lanjut Vena.

Lalu bagaimana caranya biar posisi kecapakan berbahasa Inggris kita sebaik juara tahun ini yaitu, Belanda?

Menurut Vena, selain mengenalkan dan mengajarkan bahasa Inggris lebih dini pada anak-anak, sistem pengajarannya di sekolah juga harus dimodifikasi agar lebih menarik dan memicu semangat untuk belajar.

Nah, pihak EF juga mendukung usaha untuk meningkatkan kecapakan bahasa Inggris di Indonesia.

Baca Juga: Belajar Nggak Mengenal Umur, Kakek Ini Raih Gelar Sarjana di Usia 87 Tahun

Mereka mengadakan berbagai program sosialisasi EF SET yang akan diimplementasikan mulai awal 2020 di sekolah-sekolah menegah atas dan kejuruan Indonesia. Mereka akan membantu para siswa untuk mengetahui level kemahiran sekaligus meningkatkan kemampuab bahasa Inggris mulai dari tingkat pemula sampai tingkat lanjut.

Kemahiran berbahasa Inggris memiliki korelasi dengan penghasilan individu yang diukur berdasarkan pendapatan per kapita negara-negara yang berpartisipasi pada EF EPI. Semakin tinggi tingkat kemampuan Bahasa Inggris suatu negara, maka semakin besar pula rata-rata pendapatan penduduk di negara tersebut.

Dalam beberapa dekade terakhir, Asia telah menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi global, dipelopori oleh para pemimpin yang membangun hubungan internasional dan mendirikan perusahaan-perusahaan multinasional.

Hal ini juga diiringi dengan adanya transisi dalam industri di era revolusi industri keempat yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mendorong kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, salah satunya memiliki kemampuan bahasa Inggris yang lebih baik.

“Memiliki kemahiran berbahasa Inggris akan memberikan peluang bagi kita untuk mengakses berbagai ide, studi kasus, koneksi atau jaringan yang lebih luas. Selain itu, kemampuan ini juga memungkinkan setiap orang untuk mengejar peluang karir lainnya sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam perekonomian atau kehidupan individu itu sendiri,” tutup Minh. (*)

---

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest