Follow Us

5 Pengobatan Ini Janjikan Kesembuhan Bagi Penderita Kanker Darah

Bayu Galih Permana - Sabtu, 01 Juni 2019 | 14:00
Susilo Bambang Yudhoyono mendampingi istrinya ketika menjalani pengobatan kanker darah
Instagram/aniyudhoyono

Susilo Bambang Yudhoyono mendampingi istrinya ketika menjalani pengobatan kanker darah

HAI-Online.com - Kabar duka datang dari keluarga presiden keenam Indonesia, mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (1/6), usai berjuang melawan penyakit kanker darah yang dideritanya.

Berita meninggalnya Ibu Ani sendiri lantas membuat orang penasaran, apakah nggak ada pengobatan yang bisa memberikan kesembuhan bagi para penderitanya?

Seperti yang dilansir HAI dari Kompas.com, seenggaknya ada banyak penelitian tentang pengobatan kanker darah, di mana beberapa di antaranya menjanjikan kesembuhan.

Pengobatan apa saja itu? Daripada penasaran, langsung aja HAI bagiin buat kalian sejumlah pengobatan yang menjanjikan kesembuhan bagi pengidap kanker darah, di bawah ini.

1. Arsenik

Bisa bisa bekerja mengahancurkan protein spesifik dalam sel kanker darah, para ilmuwan dari Cina merasa yakin, arsenik memliki potensi besar menjadi obat kanker di masa depan.

"Hasil penelitian kami menunjukan bagaimana arsenik langsung menuju protein target dan membunuhnya," kata ketua peneliti Zhang Xiaowei dari State Key Laboratory of Medical Genomics, Shanghai, China.

Lebih lanjut, Zhang menjelaskan bahwa kelebihan lain dari arsenik adalah nggak menimbulkan efek samping seperti halnya kemoterapi.

"Nggak ada efek rambut rontok atau gangguan fungsi tulang. Karena itu kami tertarik untuk mendalami apakah arsenik juga bisa dipakai pada jenis kanker lain," tambahnya.

2. Minum Obat

Chronic Myeloid Leukimia (CML) atau Leukimia Granulositik Kronis (LGK) adalah jenis kanker darah yang bisa diatasi dengan minum obat, tapi, pasien harus konsumsi obat seumur hidup meski telah melakukan pengobatan intensif selama 18 bulan.

"Setelah18 bulan, makan obat harus benar setiap hari. Enggak ada istilah stop obat hingga saat ini. Minum obatnya seumur hidup," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi

Apabila pasien nggak patuh mengikuti aturan minum obat, dikhawatirkan akan terjadi resistensi sehingga harus mengganti obat lini kedua.

"Kalau resistensi, obat yang diminum tidak memberikan respon yang optimal. Jadi pengobatan itu bisa dibilang sia-sia," jelas Dokter dari Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam (Perhompedin) itu.

Dokter tersebut mengatakan, saat ini ada empat obat yang digunakan di seluruh dunia untuk mengobati CML, yaitu Imatinib, Nilotinib, Dasatinib, dan Ponatinib, namun belum semua obat digunakan di Indonesia.

3. Sistem Imun

Dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Science Translational Medicine, para peneliti yang yang merupakan perintis pengobatan kanker berbasis imunitas, melaporkan sebuah hasil menggembirakan untuk pengobatan kanker limfoma non-Hodgkin.

Para ilmuwan memberikan rejimen kemoterapi yang berbeda-beda kepada 32 pasien, kemudian mereka diperkenalkan kepada sel-sel kekebalan yang khusus dirancang untuk menargetkan dan menghancurkan sel-sel kanker.

Semua pasien telah diberikan setidaknya satu pengobatan tradisional dan ada juga yang telah melakukan transplantasi sel induk tetapi hasilnya tidak memuaskan.

Setelah imunoterapi, ada tujuh orang yang berhasil masuk ke tahap remisi lengkap, sementara empat lainnya mengalami perkembangan penyakit yang lebih lambat.

Pengobatan ini disebut terapi sel CAR-T, ditargetkan terhadap kanker darah, di mana dokter dapat menghilangkan sel-sel kanker dan menggantinya dengan darah yang sehat dan sel-sel kekebalan tubuh.

4. Rekayasa Genetik

Pertama kalinya di dunia, dua bayi yang menderita leukemia berhasil disembuhkan dengan pengobatan sel imun yang sudah direkayasa.

Berbeda dengan terapi serupa sebelumnya, sel-sel yang dipakai pada bayi tersebut berasal dari darah donor, bukan darah pasien itu sendiri.

Sel-T atau sel imun tersebut kemudian secara genetik dimanipulasi agar bisa menyerang dan membunuh sel-sel leukemia dengan lebih efektif.

Pengobatan kanker itu menggunakan sel-T yang dimodifikasi atau disebut dengan CAR-T yang diciptakan dari sel-sel imun milik donor darah.

Pada terapi sel-T tradisional, sel imun diambil dari tubuh pasien dan secara genetik direkayasa sebelum dikembalikan lagi ke tubuh.

5. Transplantasi Sumsum Tulang

Transplantasi sumsum tulang belakang merupakan metode pengobatan yang mulai banyak dilakukan untuk pasien kanker darah atau leukemia.

"Saat dilakukan transplantasi sumsum tulang belakang, ada pasien berusia 22 tahun. Saat ini usianya sudah 74 tahun. Ini adalah rekor dunia karena dia bisa hidup lebih lama setelah transplantasi," ujar Presiden Direktur Rumah Sakit Lu Daopei, Peggy Lu saat ditemui di Rumah Sakit Lu Daopei, Beijing, China, Sabtu (12/3/2016).

Pasien wanita itu mendapat donor sumsum tulang belakang dari saudara kandungnya. Dijelaskan Peggy, donor dari saudara kandung atau hubungan adik dan kakak kandung memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi karena risiko penolakan tubuh yang menerima donor lebih rendah. (*)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest