Tuntut Es Krim Viennetta Diproduksi Ulang, Netizen Bikin Petisi Online untuk Wall's Indonesia

HAI-Online.com -Masih pada inget sama cuitan @bagassaadillah pada pertengahan Maret lalu yang meminta pihak Wall's Indonesia kembali memproduksi ulang salah satu es krim legendaris mereka, Viennetta, nggak sob?

Kala itu, Bagas sempat curhat kepada Wall's Indonesia bahwa semasa kecil dirinyanggak mampu membelies krim Viennetta karena harganya terbilang sangat mahal untuk ukuran bocah SD.

"Hallo @wallsidn,saya merindukan ice cream ini.. saat saya kecil saya tidak mampu membelinya karna harganya tergolong mahal untuk bocah sd, namun skrng saya sudah dewasa dan saya mencari ice cream ini sudah tidak ada lg :( bsakah kau menghujutkan mimpi sya untuk mencoba nya?" tulis @bagassaadillah sambil mengunggah foto es krimnya.

Ternyata sebelum Bagas, netizen bernama Pramirtha Sudirman telah terlebih dulu membuat petisi online melalui situschange.orgyang menuntut pihak Wall's Indonesia dan juga Unilever untuk kembali memproduksi es krim Viennetta.

Baca Juga : Viral Video Mahasiswa Tampar Polisi saat Demo, Langsung Ciut ketika Diamankan

"Sayangnya, Wall's tidak lagi memproduksi dan memasarkan es krim yang menjadi angan-angan kami di masa lalu. Bantu saya untuk mengembalikan es krim Viennetta ke pasaran agarangan-anganmasa kecil sampai pubertas ini bisa jadi nyata!" tulis Pramirtha dalam petisinya.

Petisi itu pun akhirnya mendapatkan tanggapan dari Wall's Indonesia, yang kemudian meminta sobat Twitter untuk ikut menandatanganinya supaya mereka bisa mengetahui seberapa besar antusiasme masyarakat terhadap Viennetta.

"Waw! banyak banget yang mau Viennetta kembali. giliran udah berada malah Viennetta-nya gak ada. Kalo kamu sepenasaran itu, mau tau dong berapa banyak sih dukungan buat kembalikan Viennetta?" tulis @wallsidn sambil menyematkan link petisi milik Pramirtha, Senin (1/4).

Sejak pertama kali dibuat pada September 2018 lalu, hingga kini petisi online yang dibuat oleh Pramirtha Sudirman sendiri telah ditandatangani lebih dari 28 ribu orang.