Follow Us

Seperti Ini Sel Penjara Isolasi Super Ketat yang Bakal Ditempati Teroris Masjid Selandia Baru

Bayu Galih Permana - Kamis, 21 Maret 2019 | 15:00
Ilustrasi penjara teroris Selandia Baru.
https://www.maxpixel.net/

Ilustrasi penjara teroris Selandia Baru.

HAI-Online.com - Seorang Profesor Kriminologi dari University of Canterbury, Greg Newbold baru-baru ini memberikan gambaran mengenai penjara isolasi super ketat yang nantinya bakal ditempati teroris masjid di Christchurch, Selandia Baru, Brenton Tarrant.

Seperti yang dikutip HAI dari Mail & Guardian, profesor yang dulunya pernah dipenjara selama lima tahun akibat kasus narkoba tersebut mengatakan bahwa Brenton Tarrant nantinya akan terkucilkan di penjara karena 80 persen penghuninya merupakan suku Maori.

Buat kalian yang belum tahu, Maori sendiri merupakan suku asli Selandia Baru yang memiliki ciri fisik gabungan antara Melanesia dan Polinesia, dan kebanyakan dari mereka kulitnya berwarna cokelat.

"Dia (Brenton) akan terasingkan di dalam penjara, di mana 80 persen tahanan merupakan suku Maori dan dia merupakan seorang white supremacist. Dia nggak bakal memiliki teman, bahkan orang kulit putih sekaligus," ujar Newbold.

Baca Juga : Bukan White Power, Simbol 'OK' Brenton Tarrant Teroris Masjid Selandia Baru Hanya Meme?

Lebih lanjut, Newbold juga menjelaskan bahwa Brenton Tarrant mungkin akan menghabiskan waktunya dalam waktu 5 hingga 10 tahun pertama dalam sel isolasi dengan penjagaan super ketat dari pihak kepolisian.

"Dia akan hidup dalam kesendirian dalam jangka waktu yang sangat lama. Dia akan dikurung, dan menghabiskan sebagian besar waktunya dengan hanya berdiam diri secara sendirian dalam sel," ujar Newbold menggambarkan.

Hal tersebut dilakukan untuk tetap menjamin keamanan dari Brenton, apalagi media setempat mengklaim bahwa ada geng penjahat di Selandia baru yang mengatakan bahwa teman-teman mereka di sana akan 'mengunjungi' sel pelaku teror itu apabila memiliki kesempatan.

Apabila Brenton nggak dijaga dengan ketat, bisa saja nasibnya bakal sama seperti kasus napi lain di tahun 1979, yang tiba-tiba ditemukan penjaga dalam keadaan lehernya mengalami luka akibat penggorokan.

Selain itu, Brenton Tarrant juga bakal mendapat penjagaan dari pengawas selama 24 jam nonstop tanpa diberikan kesempatan sedikitpun mengakses dunia luar, seperti surat kabar, televisi, atau media-media lainnya.

Auckland Prison pun dinilai menjadi penjara yang paling tepat buat menampung Brenton Tarrant karena memiliki penjagaan paling ketat, ditambah kamera untuk menjangkau seluruh sudut sel berlapis beton di sana, mulai tempat tidur, toilet, hingga kamar mandi. (*)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest