Follow Us

Millennial Memilih Serentak! Ini 5 Alasan Kenapa Anak Muda Harus Siapin 5 Menit di TPS

Al Sobry - Senin, 25 Februari 2019 | 15:47
Millennial Memilih Serentak! Ini 5 Alasan Kenapa Anak Muda Harus Siapin 5 Menit di TPS
Sobry/HAI

Millennial Memilih Serentak! Ini 5 Alasan Kenapa Anak Muda Harus Siapin 5 Menit di TPS

HAI-Online.com – Mengapa sih Millennial harus merelakan waktunya 5 menit di dalam bilik suara TPS pada pemilu serentak 17 April mendatang? Jawaban ini HAI temukan dalam acara seminar Hak Politik 101 yang digelar youth of Indonesia pada akhir pekan lalu.

Acara ini didatangi oleh ratusan anak muda yang kepo, kenapa mereka harus memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan sekaligus juga anggota DPRD Kabupaten/Kota?

Dipandu oleh Gutika Fardani Jusuf Hatta, acara ini mendatangkan Arya Fernandes, Peneliti Departemen Politik & Perubahan Sosial dari CSIS, Ratu Dyah Ayu Widyaswari selaku direktur Eksekutif We the Youth dan Jefri Nichol, seorang aktor sekaligus pemilih pemula.

Baca Juga : SIM C Milenial Semakin Penting, Jumlah Kecelakaan Pelajar SMA Terus Meningkat!

Untungnya, seminar berlangsung lancar, meski awalnya peserta harus menunggu lama untuk memulai acara diskusi dan mencerna sebagian besar informasi dasar soal pemilihan suara di Indonesia dari yang dipaparkan panelis.

Bagusnya, setelah data-data pemilu 2019 dipaparkan, anak muda semakin yakin mereka dianggap penting dalam pemilu serentak nanti. Itulah kenapa, Hak Politik 101 digembar-gemborkan dalam seminar ini, karena suara anak muda jadi sumber kekuatannya.

“Menurut data Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi, kalo dihitungin sampai umur 35 tahun, ada lebih dari 50 persen suara diisi oleh pemilih millennial. Nah, 5 juta jiwanya adalah pemilih pertama tahun ini,” kata Gustika membeberkan data Pemilu 2019.

Angka yang disebutkannya menjadi patokan kenapa anak muda dianggap penting bagi hajatan politik tahun ini, karena setengah hasil pemilu nanti (hampir 80 juta jiwa lho) ditentukan oleh kita, guys!

So, apa yang bikin anak muda seperti kita yakin untuk melangkah ke Tempat Pemungutan Suara dan menghabiskan waktu 5 menit di dalam sana?

anak muda mesti ikut pemilu

anak muda mesti ikut pemilu

  1. Menolak Golput
Tingginya angka orang yang nggak menggunakan hak memilih di pemilu sebelumnya, membuat golongan putih (golput) meningkat. Angka ini diprediksi bakal semakin besar juga, mengingat pada pilpres 2019 nanti ada hari kejepit nasional, dimana anak muda masih banyak yang memilih untuk liburan daripada datang ke TPS.

Disebut ‘biang’ meningkatnya angka golput itu, kita menolaknya dong! Makanya kta harus menunaikan hak pilih kita.

“Alasan kunci pertama kita datang ke TPS adalah bentuk partisipasi politik. Orang yang tidak memilih di tahun pemilu sebelumnya meningkat, prediksi tahun ini pun demikian. Makanya kita nggak boleh begitu lagi,” kata Arya Fernandes, Peneliti Departemen Politik & Perubahan Sosial dari CSIS nggak mau golput lebih banyak lagi.

  1. Bikin Pemerintah Pede
Nggak Punya Seragam, Pelajar SMA Korban Tsunami Banten Tetap Sekolah Hari Pertama
Alsobry/HAI

Nggak Punya Seragam, Pelajar SMA Korban Tsunami Banten Tetap Sekolah Hari Pertama

Kita yang milih kok pemerintah yang percaya diri? Nah, soal ini Arya menjelaskan, kaitannya kenapa angka golput sebaiknya kecil saja atau jika perlu 0 persen? Katanya, jika pemilih kita lebih banyak daripada angka yang tidak memilih, pemerintah akan percaya diri menjalankan pemerintahannya selama masa jabatan.

"Memilih adalah bentuk legitimasi kita terhadap pemerintah terpilih, kalo yang milihnya banyak, itu bikin pemerintah percaya diri menjalankan pemerintahannya, karena mereka tahu yang peduli terhadpa kemajuan ini banyak,” jelasnya merujuk bahwa tanggung jawab pemerintah menjadi lebih besar jika perhatian/partisipasi pemilu bangsa ini besar.

“So, 5 menit di TPS itu menentukan arah pembangunan bangsa kita 5 tahun mendatang,” tukasnya lagi.

Baca Juga : Anak Muda Mesti Paham, Ini 10 Istilah Politik yang Sering Muncul di Masa Kampanye

  1. Melek Politik
Karena nggak mau datang ke TPS, anak muda kerap dianggap buta politik atau lebih tepatnya cuek politik. Nah, gambaran ini nggak boleh melekat erat di generasi millennial, guys!

Selain untuk menunaikan hak dasar politik, momen pemilu harusnya menjadi waktu yang tepat bagi kita untuk mempraktikan pelajaran di sekolah, yaitu soal trias politica.

Di sinilah kita bisa menyaksikan secara langsung dalam penentuan pemimpin rakyat.

Anak muda juga jadi semakin tahu tugas-tugas para politikus, semakin jelas siapa legislatif yang pembuat kebijakan, dan eksekutif yang menjalankan kebijakan serta pemerintahan cabang independent yaitu lembaga yudikatif yang mengontrol semua kebijakan tersebut.

“Karena sedang diperebutkan suaranya, kita bisa memilih calon-calon mana yang dampak buruknya nggak akan panjang. Kepoin dari partainya terpercaya nggak, kerjanya bagus tidak, baru kita pilih kandidatnya. Kita punya kekuatan besar, jadi pilih yang paling banyak membawa kebaikan,” kata Dyah Ayu Widyaswari menyarankan bagaimana anak muda bersikap politik.

  1. Memilih untuk Semua
Bareng 5 Juta Milennial Lainnya, Jefri Nichol Bangga Jadi Pemilih Pemula!
KiteEntertainment

Bareng 5 Juta Milennial Lainnya, Jefri Nichol Bangga Jadi Pemilih Pemula!

Menurut Jefri Nichol yang baru akan memilih tahun ini, pengalaman memilih pemimpin di pemilu 17 April nanti bakal memberikan pelajaran berharga bagaimana kita hidup tidak untuk memikirkan kepentingan diri sendiri. Kita memiolih untuk semua, buakn cuka anak muda tapi juga orangdewasa, ornagtua dan anak-anak.

“Pemilu bukan tentang lo dan gue aja, tapi (dampaknya.red) buat mereka di kelas yang berbeda sama kita. Makanya nge-vote itu penting, pemimpin yang bagus bakal konsen sama hal-hal lain yang lagi dibutuhkan orang di luar sana,” jelasnya.

  1. Nggak Bingung Lagi Memilih
Nah, biar nggak bingung lagi memilih yang mana, aktris muda Chelsea Islan, yang juga merupakan co-founder YOI sengaja mengggelar event ini bersama timnya untuk memberikan edukasi politik ke generasi millennial. Dia nggak mau, anak muda kebingungan lagi menyampaikan suaranya ketika datang ke TPS nanti.

Makanya, pengetahuan politik harus segera dimiliki terlebih dahulu, biar calon pemimpin nanti adaah pilihan terbaik.

“Aku sendiri udah yakin mau memilih siapa, cuma nggak aku sebutin di sini. Yang jelas, aku mau yang terbaik, doa yang terbaik untuk negeri ini,” katanya kepada HAI usai menghadiri acara tersebut.

Menurut Chelsea, kebingungan untuk memilih bisa terobati kalo kita mau mulai berusaha mengakses beberapa sumber informasi terpercaya seperti media sosial KPU untuk mengetahui visi misi calon wakil rakyat dan juga terus memantau kelebihan dan kekurangan calon pemimpin dengan tenang tanpa terbawa emosi.

Jadi, saat datang ke TPU, waktu 5 menit kita adalah waktu terbaik yang sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari dan bukan karena hasutan ornag lain. Selamat memilih dengan tenang! (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest