Follow Us

Liga Kompas Kacang Garuda U-14 - Pahit Manis Buah Eksperimen

Bayu Galih Permana - Jumat, 22 Februari 2019 | 09:10
Pemain SSB Big Star Babek FA Zikri Alfin Taulany (kanan) berebut bola dengan pemain SSB Villa 2000 Ahya Ihsanu Sakhiy (kiri) dalam lanjutan Liga Kompas Kacang Garuda di Stadion Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (17/2/2019). SSB Big Star Babek FA mengalahkan SSB Villa 2000 dengan skor 1-0.  KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON) 17-02-2019
Kompas Nasional

Pemain SSB Big Star Babek FA Zikri Alfin Taulany (kanan) berebut bola dengan pemain SSB Villa 2000 Ahya Ihsanu Sakhiy (kiri) dalam lanjutan Liga Kompas Kacang Garuda di Stadion Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (17/2/2019). SSB Big Star Babek FA mengalahkan SSB Villa 2000 dengan skor 1-0. KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RON) 17-02-2019

HAI-Online.com - Sejumlah pelatih terlihat melakukan eksperimen dengan formasi pemain dan strategi yang baru pada laga pekan ke-25 yang digelar di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (17/2).

Keputusan itu sendiri terpaksa dilakukan karena beberapa sekolah sepak bola (SSB) peserta Liga Kompas Kacang Garuda U-14 nggak bisa tampil dengan kekuatan penuh, termasuk dua kesebelasan papan atas Liga Kompas, Salfas Soccer dan Benteng Muda IFA,

Benteng Muda IFA tanpa mesin gol Fachrial Samudra pada laga kontra Bina Taruna, sementara itu Salfas menghadapi Buperta Cibubur tanpa Rendy Apriyansyah, Faizal, dan Andriano Saputra.

Seperti yang dikutip HAI dari Kompas, empat pemain dari dua SSB itu terpaksa absen karena mereka mengikuti seleksi tim nasional pelajar U-15 di Bandung, Jawa Barat.

Baca Juga : Kalah dari Atletico Madrid, Cristiano Ronaldo: Aku Udah Punya 5 Gelar Liga Champions!

Selama ini, Rendy Apriyansyah dikenal memiliki peran penting di lini tengah Salfas karena pemain terbaik Liga Kompas pada November 2018 tersebut bertugas untuk mengatur permainan timnya.

Tanpa kehadiran Rendy, serangan yang dibangun pemain Salfas pun terlihat kurang bertaji sehingga mereka pun harus rela mengakhiri pertandingan melawan Buperta Cibubur dengan hasil imbang.

Sebenarnya Pelatih Salfas Soccer Irwan Salam nggak banyak menerapkan perubahan atau eksperimen untuk mengantisipasi absennya Rendy, karena dia hanya meminta para pemain membangun serangan dari sisi sayap.

Sayangnya, Adam yang mengisi posisi Rendy belum mampu menjalankan tugasnya dengan baik, yang mengakibatkan serangan-serangan Salfas mudah dibaca oleh pemain belakang Buperta Cibubur.

Salah seorang penyerang Salfas, Satria Putra mengatakan bahwa dirinya merasa kurang mendapatkan dukungan suplai bola dari lini kedua karena nggak menerima umpan-umpan manja seperti yang biasa diberikan oleh Rendy.

”Absennya Rendy ternyata cukup berpengaruh bagi kami,” ucap Satria.

Baca Juga : Mau Belajar PDKT dengan Seru? Cobain 4 Game untuk Jomblo Ini!

Di pertandingan lain, eksperimen dari pelatih Benteng Muda IFA Friedo Yuwanto terbilang berhasil karena timnya mampu memetik tiga poin setelah mengatasi Bina Taruna, 2-1, meskipun ditinggal Fachrial Samudra.

”Mau nggak mau kami harus coba strategi baru. Karena Fachrial nggak ada, saya memasang lima pemain tengah tanpa pemain serang di depan,” terang Friedo Yuwanto.

Hasilnya, para pemain belakang Bina Taruna kebingungan menghadapi strategi false nine racikan Friedo, hingga akhirnya Yardan Yafi memanfaatkan hal tersebut untuk mencetak gol kemenangan bagi timnya.

”Saya nggak takut mencoba skema baru. Mungkin saja minggu depan saya bereksperimen lagi. Tergantung dengan materi pemain yang ada,” kata Friedo.

Berani mencoba

Nggak cuma Friedo, pelatih Big Stars Babek FA Bonni Safrudin Wijaya juga terlihat melakukan eksperimen dengan merotasi sejumlah pemainnya ke posisi baru, yang akhirnya berbuah kemenangan tipis 1-0 atas Villa 2000.

”Pemain yang dirotasi sempat kaget dengan posisi barunya. Namun, ini demi kebutuhan tim,” kata Bonni.

Berbeda dengan Benteng Muda IFA dan juga Big Stars Babek FA, eksperimen yang dilakukan oleh pelatih SSB Astam Zainal Anwar malah berujung kekelahan 1-2 timnya atas Ragunan Soccer School.

Zainal mencoba mengubah gaya pemain timnya ketika membangun serangan yang selalu mengandalkan bola-bola panjang dengan memulainya dari area pertahanan.

Hal ini dilakukan oleh Zainal supaya para pemain SSB Astam menjadi lebih berani dalam melakukan penguasaan bola meskipun sedang berada di dalam area pertahanan sendiri.

”Karena bermain bola-bola panjang menurut saya kurang efektif,” ujar Zainal.

Prediksi kalian, kira-kira eksperimen baru apa lagi nih yang bakal diterapkan oleh pelatih tim-tim yang ikut berkompetisi di Liga Kompas Kacang Garuda U-14? (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest