Follow Us

Kisah Unik Band Metal Tigabelas Tonbesi: Siang Kerja Kantoran Pake Jas, Malamnya Cadas Pake Jaket Kulit

Alvin Bahar - Selasa, 12 Februari 2019 | 12:00
Tigabelas Tonbesi
Tigabelas Tonbesi

Tigabelas Tonbesi

HAI-ONLINE.COM - Don’t judge a book by its cover, suatu kutipan yang klise namun sangat tepat untuk menggambarkan latar belakang dari Tigabelas Tonbesi, band yang berasal dari Jakarta Selatan. Semua personelnya adalah pekerja kantoran yang sehari-hari berpakaian layaknya seorang eksekutif, lengkap dengan jas, dasi dan kacamata. Bahkan beberapa personelnya menempati posisi cukup penting di kantor mereka lho. Namun sepulang kerja, atribut ini berganti dengan jaket tracker, t-shirt band, bandana, boots dan attitude yang liar! Tigabelas Tonbesi. Namanya terkesan berat namun menurut para personelnya memiliki filosofi yang dalam. Banyak intrepetasi untuk Tigabelas (13), angka yang penuh mitos. Dianggap membawa sial sejak jaman Kaballah, namun tidak sedikit yang beranggapan sebaliknya.Besi bersifat solid dan kuat, namun apabila tidak dirawat akan berkarat dimakan waktu. Sama seperti manusia, kalau tidak berkembang akan mati tergilas zaman. Tigabelas Tonbesi memiliki huruf awal yang sama, menggambarkan dua sifat ekstrim yang ada dalam diri manusia, baik dan buruk. Tergantung dari pribadi seorang manusia, jalan mana yang akan dia pilih.

Baca Juga : Mengenal 7 Karakter Kingdom, Drama Korea Keren Tentang Zombie“Proses kelahiran Tigabelas Tonbesi dimulai dari kegelisahan sang vokalis dan gitaris, Hari Suseno, untuk kembali ke dunia musik setelah beberapa lama vakum semenjak bandnya bubar di tahun 2005,” tulis Tigabelas Tonbesi dari press release yang HAI terima. Pada 2017, Hari dipertemukan dengan Mozart, Putri (Traxap) dan Ami yang punya keinginan yang sama untuk berekspresi liar setelah jenuh bergumul dengan dunia korporat setiap hari. Lalu tanggal 26 November 2017 Tigabelas Tonbesi pun lahir dengan formasi: Hari – vokal, gitar, Putri – bass, vocal, Ami – gitar dan Mozart – drum.

Formasi awal ini tidak bertahan lama. Mozart sang penabuh drum memututskan untuk berkarier di luar pulau Jawa. Posisi drummer pun akhirnya di isi oleh Miko (Deadpits). Menyatukan beberapa individu untuk menjadi sebuah band yang mumpuni adalah bukan perkara yang mudah. Walaupun berlandaskan rock, masing-masing personel Tigabelas Tonbesi memiliki latar belakang dan gaya bermain musik yang berbeda-beda. Dalam bermusik mereka pun banyak dipengaruhi oleh banyak musisi dan band, seperti Coal Chambers, Suicidal Tendencies, Smashing Pumpkins, Anthrax, Megadeth, Nails dan Pantera.

Baca Juga : Kucing Lucu Ini Berhasil Bertahan Hidup Setelah Badannya Beku TotalNggak cuma band cadas, karena mereka juga cukup terpengaruh dengan Ride, My Bloody Valentine, Sonic Youth, Beastie Boys bahkan dengan RUN DMC.Seiring berjalannya waktu, Tigabelas Tonbesi meminta bantuan Bampak untuk menjadi produser di album pertama. Bampak adalah seorang musisi yang pernah menakhodai The Miskins, sebuah band yang sangat dikenal oleh kalangan pecinta musik punk dan rock tanah air pada dekade 2000-an. “Ya, Tigabelas Tonbesi menyajikan keindahan dalam musik berdistorsi. Genre mereka adalah DISTORSI KORPORASI, sebuah genre musik rock/metal yang tidak hanya berirama kencang, namun juga enak didengar,” ungkap Tigabelas Tonbesi.Distorsi Korporasi adalah sebuah elemen yang sangat melekat dikehidupan para personel Tigabelas Tonbesi. Sebuah filosofi hidup manusia yang bekerja mengais rejeki di dunia korporat namun memiliki hasrat kuat untuk mengekspresikan diri dalam musik. Sejauh ini, Tigabelas Tonbesi menyiapkan sebuah EP berisi lima lagu. Kelima lagu tersebut ditulis oleh Hari Suseno dan diaransemen bersama dengan Bampak, sang produser. Proses Mixing untuk EP pertama mereka telah diselesaikan dengan sempurna oleh Jones Roma (@jonesroma), seorang sound engineer apik yang turut andil dalam remixed lagu U2 “Red Hill Mining Song” bersama Steve Lillywhite di tahun 2017 lalu. Dari 5 track lagu tersebut, akan ada 2 lagu mereka yang akan di remix. Satu track oleh DJ @indra7. Dan satu track lagi oleh Agrikulture. Setelah proses mastering Februari ini, EP tersebut bakal dilepas. Wah, kayak gimana ya lagunya?

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest