Sementara virus sedang asik menggerogoti imun tubuh, mental mereka pun diuji untuk bisa atau tidak menerima kondisi tersebut dengan akal sehatnya.
“Perlu cerita ke satu atau dua temen dekat aja. Cukup Tuhan, dokter dan temen aja yang tahu kita ODHA. Itu semua untuk membangun support system aja, kalo nggak ada siapa-siapa lagi, yang ngebantu kita untuk kuat menerima ini adalah ya diri sendiri,” kata ODHA lain menimpali.
Baca Juga : Vokalis Lamb of God Lelang Medali Grammy, Uangnya untuk Berobat Kanker
- Sepakat ODHA Butuh OBAT
Waktu itu baru kapsul AZT atau pil gula yang bisa digunakan pasien untuk menahan virus HIV meski efektifnya cuma sesaat. Nah, temuan anti-retroviral (ARV) itulah yang kini jadi obat para ODHA.
“Beberapa temen ODHA kadang nggak mau mengonsumsi ARV karena khawatir efek samping yang ditimbulkan. Belum lagi kalo ketahuan minum setiap hari, lingkungan jadi curiga dan akhirnya ketahuan HIV,” kata ODHA asal Cianjur, ikut mengungkap pengalamannya. Meski banyak rumor soal efek ARV yang kerap menakut-nakuti ODHA, pada akhirnya lebih banyak yang sepakat untuk meminumnya setiap hari demi menjaga kesehatannya kembali.
“Efeknya ada, tapi paling lama 14 hari, jadi siapin aja kalo udah minum ARV untuk ‘menikmati’ sakit sementara itu,” ODHA asal Depok menimpali.
- Ada yang Mau Jadi Teman Hidup ODHA Lho!
“Saya akan menikah dengan ODHA, makanya saya mencari tahu apa itu ARV serta gimana cara-cara mendampinginya, saya membuka diri untuk tahu lebih banyak HIV/AIDS,” kata peserta ngobrol wanita, dia berkerudung biru muda.
Selama ODHA menjaga terus kesehatannya dengan memerhatikan kadar imunnya_diimbangi kekuatan cinta antara keduanya, kehidupan ODHA dan non ODHA bisa seperti banyak pasangan hidup normal lainnya, punya anak dan keluarga yang harmonis.