HAI-online.com -Festival Adelaide yang diadakan tiap tahun di Australia dianggap sebagai salah satu perayaan seni terbesardan dikenal karena memberikan sesuatu yang anti-mainstream.
Salah satu karya yangjadi sorotan di tahun ini adalah sabun batang yang terbuat dari lemak manusia, yang diambil dari para pasien sedot lemak.
Buat yangpernah nonton film Fight Club, kalian pasti tahu kalau dalam film tersebuthal yang serupa juga terjadi. Bisajadi si pembuat terinspirasi dari film ini.
Julian Hetzel, seorang seniman instalasi asal Belanda, adalah otak di balik gagasan sabun ini. Ia menyebutnya dengan konsep Schuldfabrik, dimana ia mencoba untuk berbicara tentang rasa bersalah dan utang masyarakat modern.
Kelebihan lemak seharusnya mewakili rasa bersalah itu, yangia ubahmenjadi sesuatuyang berguna, yaitu sabun mandi.
Baca Juga : Gambar Bom Atom di Kaos BTS Bikin Mereka Batal Tampil di TV Jepang!
Schuldfabrik akanada di sebuah toko pop-up yang memungkinkan para pengunjungnyauntuk mencuci diri dengansabun tersebut, yang kemudian dapat mereka beli juga.
Instalasi ini juga akan menunjukkan pengangkatan lemak yang sebenarnya dari pasien dan pengolahannya menjadisabun.
Julian bekerja sama dengan seorang ahli bedah plastik di Belanda dan meyakinkan para pasiensedot lemakuntuk menyumbangkan lemakmereka setelah operasi.Dalam usahanya tersebut ia berhasil mendapatkan300kg "sabun".
"Sabun ini bukan 100% lemak manusia," katanya. “Kami berkolaborasi dengan seorang pembuat sabun dan dia menyarankan kami untuk membuat campuran lemak dan minyak yang berbeda agar memiliki produk berkualitas tinggi yang juga melembabkan dan memiliki semua komponen sabun yang sangat baik."
Namun ada permasalahan lain yang perlu Julian selesaikan, terkait dengan hukum dan etika.Selain itufaktor kesehatan juga harus diperhitungkan.
Baca Juga : Mau Karya atau Postingan Kamu Masuk Line Today? Begini Nih Caranya
Mereka kini tengahberkolaborasi dengan sebuah institusi kebersihanyang menyarankan cara untuk memurnikan materi tersebut. Harus dipastikan bahwa tak ada bakteri atau virus di dalamnya, jadi harusdiolah pada suhu yang sangat tinggiselamawaktu tertentu untuk membunuh semua virus.
"Ini memang nampak seperti sabun,dan berguna seperti sabun, tapi ini adalah sebuah karya seni," tambah Julian.Sabun tersebut dijual seharga$32 atau sekitar Rp 470 ribu per batang, hasilnya akan disumbangkan untuk membangun sumur di Republik Demokratik Kongo.