Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, Baca Pesan dari Awan, dan Bahas Masalah YangTertimbun Dari Masa Lalu

Kamis, 01 November 2018 | 17:25
Kiram/HAI

Marchella FP

HAI-online.com -Gue pernah ngobrol samatemen yang seorang psikolog. Salah satu poin obrolan kami adalah tentang betapa mujarabnya sebuah 'quote'. Katanya, kalo kita sering ngerasa punya masalah dalam menghadapi keseharian, coba deh untuk nge-print sebuahquotedan taro di tempat yanggampang kita lihat. Bisa ditulis di tembok, dibuat jadi gantungan kunci, dicetak jadi stiker, atau sesimpel dijadiin wall paper hape kita.

"Sebisa mungkin,quoteitu adalah bikinan kita sendiri," kata psikolog yang kerja di Yayasan Pulih itu.

Yap, setiap kali punya masalah, sebenernya kita tahu cara mengatasinya (self-help). Kadang-kadang, kita jugabisa menasehati diri kita sendiri. Nah, nasehat itulah yang kamu jadikanquote.Sebaik-baiknya nasehat adalah yang kita bikin sendiri, kata temen gue itu.

Quote yang udah kita cetak dan bawa kemana-mana tersebut, bakal jadi panduan atau motivasi ketika kita menghadapi masalah yang sama.

Tapi nggak semua orang bisa bikin nasehat motivasonal yang gampang diinget.Di situasi-situasi seperti itulah buku, film, lirik lagu, pesan para ahli, catatan filsuf dan cerita dari orang lain bisa ngebantu.

Itulah yang ditawarkan olehNanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI),buku baru dari Marchella FP (penulis buku Generasi '90an). Di buku setebal 200 halaman ini ada sekitar 100 quotes "tentang memori, gagal, tumbuh, patah, bangun, hilang, menunggu, bertahan, berubah, dan semua ketakuan manusia pada umumnya."

Tentang Awan Yang Bercita-cita jadi Bohlam

Di semesta NKCTHI, quotes tersebut merupakan catatan dari tokoh cewek 27 tahun bernama Awan.

Di suatu hari pada tahun 2016, Awan menulis surat untuk anaknya kelak. Awan cerita harapan ibunya dan gimana renggang hubungan di antara mereka.

Ia dinamai Awan, karena awan bisa melindungi bumi dari sinar matahari dan bikin pemandangan jadi indah.Tapi ia ngerasa terbebani dengan nama tersebut. Awan lebih suka jadi bohlam

"Lampu yang menerangi ruangan kecil dan menghangatkan seisi ruang. Itu sudah lebih dari cukup," tulis Awan.

Setelah pengantar tersebut, Awan mulai membagikan nasihat-nasihat berdasarkan pengalaman hidupnya. Ini beberapanya yang menurut gue berkesan:

Farhan/HAI

Tentang ekspektasi

Farhan/HAI

Tentang ketidakpastian hidup

Farhan/HAI

Tentang perbedaan pendapat

Farhan/HAI

Tentang mencari jawaban

Masalah yang dialami Awan dibuat Cecel (sapaan Marchella) sebisa mungkin mewakili masalah orang-orang yang beranjak dewasa pada umumnya. Tentang penerimaan diri, tentang usaha untuk bangkit dari kegagalan, tentang memperjuangkan atau merelakan sesuatu.

Sukses Menancap Di Ribuan Hati Pembaca

Buku ini terbukti disukai banyak orang. Pas masapre-orderbaru dibuka saja, 4.000 buku ludes cuma dalam waktu 6 menit, cuy.

Dalam 3 minggu kemarin, sudah 15.000 buku terjual. Kini, buku NKCTHI udah masuk cetakan keenam dengan tiras lebih dari 50.000 eksemplar. Goks!

Larisnya buku NKCTHI bisa jadi bukti betapa kita segitu butuhnyatemen untuk ngebahas masalah-masalah hidup yang tabu untuk diceritain.

Pesan-pesan dari Awan bisa memicu pembaca mengolah perasaannya dan bisa jadi nasihat yang memotivasi kita untuk semangat melewati masa-masa sulit.

Nggak heran deh kalau mereka yang udah baca punya respon yang sama, "Quote di buku inijlebbanget."

Buku semakin menarik karena setiap pesan yang ditulis Awan selalu didampingi oleh ilustrasi khas Cecel: minimalis dan bermotafora.

Belakangan, gue tahu kalau si penggemar Jean Jullien ini memang sampe 'bertapa' dan bawa iPad-nya kemana-mana untuk memantapkan ilustrasinya. Wuih.

Baca Juga : Babymetal Bikin Novel Grafis untuk Ceritain Mitologi Band Mereka

Proses Kreatif Cecel

Rabu (31/10) kemarin, guebersama temen-temen media lain dikasih kesempatan oleh penerbit KPG untuk ngobrolikrib sama sang penulis. Di sana, Cecel bercerita tentang proses kreatif buku ini.

Katanya, cerita di bukutentang Awan ini sebenernya sudah rampung sejak 2016. Namun Cecel adalah tipe kreator menganggap karya adalah sesuatu yang 'sakral'. Nggakbisa dikerjakan buru-buru dan butuh ngelewatin rangkaian proses observasi danpematangan ide dulu.

"Gue ngerasaburn outsama Generasi '90-an. Akhirnya nyaripartnertbiar gue bisa bikin karya sendiri. Gue minta cuti 2 bulan di akhir 2017 untuk fokus bikin buku ini," ceritaCecel

Sebagai cewek yang fasih bikin proyek di media sosial, NKCTHI ini ia jadikan sebuah 'program' di akun Instagram khusus, @NKCTHI. Di akun yang kinifollowers-nya udah nyampe 429 K itu, Cecel jadi satu-satunya mimin yang rutin buka topik tentang masalah sehari-hari yang biasa dihadapi. Cecelmancingfollowersuntuk curhat dan menumpahkan emosinya.

Curhatan-curhatan itulah yang menjadi inspirasi Cecel dalam mengarang surat-surat Awan di bukunya.

"Sebulan pertama bikin akun itu, gue nangis mulu. Gue jadi tau kalau semua orang itu butuh didengar ceritanya," papar cewek kelahiran 16 Februari 1990.

Tapi menurut gue sebagai pembaca, karena hal itulah Cecel jadi seperti mesti bertanggung jawab untuk bisa mewakili curhatan orang-orang. Pesan-pesan yang ditulis Awan jadi nggak berasa kekhasannya.Gue nggak bisa nebak persis apa sebenernya masalah spesial apa yang dihadapi oleh Awan di masa mudanya itu. CatatanquotesAwan nggak terasa sebagai celotehan personal.

Kumpulan quotes dari Awan ini memang pasti berkesan, tapi menurut gue,quote ini bisa sampe ke tahap dikenang andaikan diracikdengan permainan kata yang lebih lincah lagi, serta ditambahkandua atau tigalagi potongan cerita Awan, anaknya, dan ibunya di tiap perpindahan sesi.

Selama proses pengerjaan, Cecel cerita kalau banyak dari orang terdekatnya yang kaget dengan proyeknya itu. Katanya, mereka heran kok bisa Cecel bikin buku yangmellowpadahal sebelumnya bikin buku nostalgia generasi '90-an.

"Tapi menurut gue sih, Generasi 90-an sama NKCTHI punya benang merah. Sama-sama jadi 'mesin waktu'," kata Cecel.

Ngeliat antusiasme para pembacalain, gue yakin sih NKCTHI ini nggak bakal cuma jadi mesin waktu tetapi juga jadi kapal selam yang ngebantu menyelami perasaan dan menyelamatkan diri biar nggak tenggelam di lautan masalah sehari-hari yang tabu untuk dibawa ke permukaan.

Selamat membaca, semoga setelahnya lo jadi terpicu untuk bikin quotes lo sendiri untuk terus memotivasi diri lo.

Tag

Editor : Rizki Ramadan