HAI-Online.com -Seperti yang udah kita ketahui, akhir-akhir ini sering bermunculan hoaks yang nggak bisa dibuktikan kebenarannya oleh oleh oknum-oknum nakal, khususnya ketika sedang terjadi musibah.
Mirisnya, beberapa dari kita nggak sedikit juga yang ikut membagikan hoaks-hoaks tersebut, salah satunya melalui media sosial, tanpa mencari tahu dulu kebenaran di baliknya.
Dilansir dariCNN, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kita sehingga mudah terhasut dan ikut menyebarkan hoaks.
Apa saja itu? Langsung aja simak alasannya di bawah ini!
1. Orang Dilatih untuk Mudah Percaya
Menurut seorang ahli internet dan teknologi dariHarvard's Berkman Klein Center, David Weinberger, banyak orang terkadang berpikir bahwa berita yang udah diunggah di internet sudah dipastikan kebenarannya.
"Kitatelah dilatih untuk berasumsi bahwa apa yang udah terpublikasi harus melalui serangkaian filter dan otentikasi. Sama seperti ketika melihat televisi, kita merasa apa yang disajikan adalah fakta dan merasa nggak memiliki tanggung jawab untuk memeriksa kebenarannya," terang David.
Meskipun begitu, David juga menjelaskan bahwa tingkat kepercayaan seseorang bisa dipengaruhi oleh faktor 'kesukaan' seseorang terhadap suatu hal.
"Ada indikasi lain tentang kepercayaan, misalnya besarnya rasa 'kesukaan' dapat menjadi salah satu indikatornya," tambahnya.
Baca Juga : Menurut Penelitian, Ini 7 Cara Bertahan Hidup Saat Terjadi Kecelakaan Pesawat
2.Bias Konfirmasi
Buat kalian yang belum tahu, bias konfirmasi merupakan kecenderungan untuk mencari hal-hal yang mendukung pendapat maupun kepercayaannya, dan cenderung mengabaikan bukti-bukti yang berseberangan.
"Orang-orang cenderung selalu percaya dengan suatu hal yang menurut mereka masuk akal bagi dirinya," terang David Weinberger.
Hal inilah yang kemudian menjadi alasan seseorang dengan mudah membagikan informasi yang belum diketahui kebenarannya tanpa melakukan sebuah riset.
3. Ikut Ambil Bagian
Ketika musibah terjadi, sebagai makhluk sosial orang-orang akan langsung membagikan informasi kepada orang lain yang sebenarnya dilakukan dengan maksud tujuan baik.
"Dengan menyebarkan informasi, kita merasa bisa membantu orang-orang dalam mengabarkan ataupun memahami suatu musibah. Mereka merasa, itu adalah kewajiban untuk membagikannya," terang David lebih lanjut.
4. Tujuan Tertentu
Berbeda dengan mereka yang nggak sadar kalo sedang menyebarkanhoaks, ada beberapa orang yang membagikan berita-berita palsu dengan maksud dan tujuan tertentu.
"Itu bersifat patologis, bisa jadi orang ingin mendapatkan penegasan karena nggak percaya dengan kabar yang beredar, tapi bisa juga mereka mencoba membelokkan fakta yang ada," kataahli internet dan teknologi dariHarvard's Berkman Klein Center tersebut.
Baca Juga : Millennial Kreatif itu Gampang Menghabiskan Uang, Bagaimana Ngatur Uangnya?
Nah, itu dia sobbeberapa faktor yang mempengaruhi kita sehingga mudah terhasut dan ikut menyebarkan hoaks.
Mulai sekarang berhenti deh nge-share kabar-kabar yang belum dibuktikan kebenarannya, karena selain merugikan banyak orang bisa-bisa kalian dijerat hukum karena melandar undang-undang! (*)