5 Pekerjaan Keren yang Ternyata Berbahaya, Risikonya Stres hingga Meninggal

Kamis, 25 Oktober 2018 | 14:30

First Man

HAI-ONLINE.COM - Terdapat banyak pekerjaan di dunia. Banyak juga pekerjaan yang dinilai keren, tapi sungguh berbahaya.Yap, sebagian orang memilih untuk mempertaruhkan keselamatan mereka demi sebuah pekerjaan. Nggak cuma kecelakaan, mental juga bisa terganggu lho.

Jadinya, perhatikan baik-baik tujuan karier kamu ke depannya ya.Mau tau apa aja pekerjaan keren yang ternyata berbahaya? Berikut daftarnya yang HAI rangkum dari berbagai sumber:

Baca Juga : Kisah Para Moderator Konten Media Sosial: Harus Lihat Orang Dipenggal Hingga Nonton Porno 8 Jam Sehari

SenimanMemang banyak contoh pekerja di bidang ini yang sukses, terkenal, dan tajir. Namun, rata-rata penggelut profesi ini cenderung mempunyai pendapatan yang nggak teratur dan jam kerja yang nggak pasti. Orang-orang kreatif mungkin juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan mood (sekitar 9 persen). "Satu hal yang banyak saya lihat pada pekerja hiburan dan seni adalah penyakit bipolar (perubahan mood secara mendadak)," kata Deborah Legge, PhD, konselor kesehatan mental di Buffalo, New York, Amerika Serikat.

Astronot

First Man Ryan Gosling

Ke luar angkasa emang kece berat. Namu sayangnya astronot adalah salah satu pekerjaan yang dilakukan manusia pada suatu lingkungan yang keras. Para astronot harus mengikuti serangkaian pelatihan yang berat, harus mampu menahan bombardir sinar ultraviolet, hingga harus menghadapi satu dari 100 risiko kematian dalam penerbangan. Bahkan, risiko masih harus mereka alami ketika sudah berhasil tiba dengan selamat di Bumi. Tinggal di lingkungan dengan gravitasi rendah selama jangka waktu yang lama dapat menimbulkan atrofi (penyusutan) otot dan pelemahan tulang bagi para astronot.Teknisi laboratoriumBisa pamer hal-hal ciamik dalam sains ke orang awam emang keren. Tapi bahayanya lumayan gede.Salah satu teknisi laboratorium yang berhasil selamat dari kecelakaan kerja di laboratorium adalah Jamile Jackson, seorang administrator sistem permainan pelatih otak milik perusahaan Lumosity. Saat itu Jackson tengah menyiapkan suatu demonstrasi sains untuk dipelajari oleh siswa SMA. Demonstrasi ini menggunakan tesla coil, sebuah sirkuit listrik yang mampu mengangkat benda. Fatalnya, Jackson melakukan dua kesalahan dalam demonstrasi ini. Kesalahan pertama adalah ia nggak memberikan alas di bawah tesla coil. Sedangkan kesalahan kedua, ia nggak menggunakan sarung tangan karet ketika memegang kumparan sirkuit.

--------------------

Baca juga liputan spesial Hai tentang suka-duka menjadi atlet profesional yang masih sekolah, di bawah ini:

--------------------

Beruntung, listrik tersebut bergerak dari lengan menuju bagian belakang kepalanya. Apabila listrik tersebut bergerak menuju jantung, sudah dipastikan Jackson nggak akan selamat. Kasus yang lebih tragis dialami oleh Sheharbao Sanghi, mahasiswa pascasarjana di University of California, Los Angeles. Sanghi tewas terbakar ketika bereksperimen dengan zat mudah terbakar bernama t-Butyllithium. Banyak mahasiswa pascasarjana yang sering mengalami kecelakaan di laboratorium. Kecelakaan ini sering disebabkan karena bahan kimia yang mudah terbakar ataupun yang beracun. Bahkan kandungan magnetik yang dimiliki MRI, scanner pengukur aktivitas otak, berisiko menarik benda-benda logam yang membahayakan teknisi laboratorium.

Moderator media sosial

Programma, Verkadefabriek

Cuplikan dari The Cleaners

Salah satu pekerjaan kekinian ini ternyata bisa menimbulkan depresi. Para moderator konten tersebut adalah garda depan untuk menyaring konten nggak pantas di media sosial, menyelamatkan hati para pengguna dengan mengorbankan hati mereka sendiri. Para moderator konten media sosial ini menghabiskan 8 hingga 10 jam setiap hari untuk menyaksikan aneka macam konten sadis dan nggak pantas, mulai dari ujaran kebencian, adegan bunuh diri, hingga video penyiksaan anak atau binatang, untuk kemudian menghapusnya. Tentu saja hal itu bisa meninggalkan trauma yang bisa berujung ke post-traumatic stress disorder (PTSD).

Sindrom dimaksud kerap dialami para veteran perang setelah kembali ke lingkungan yang normal. Kondisi itu diamini oleh salah satu psikolog asal Manila, Denise (nama samaran), yang sempat memeriksa kejiwaan dua orang moderator.

"Ada jejak memori di ingatan mereka", paparnya, dilaporkan Wired.

Pemerah bisa ular

Oregon Zoo
Oregon Zoo

Hasil foto rontgen ular sanca bola

Memerah bisa ular bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Para pemerah bisa sering kali berhadapan dengan ular-ular paling mematikan di dunia. Mereka tidak hanya harus mendapatkan bisa dalam jumlah yang banyak, tetapi juga harus mendapatkan banyak ular untuk mampu menghasilkan racun yang banyak. Para pemerah bisa ular harus mampu menemukan ular dan mengeluarkan mereka dari sarangnya. Kemudian taring ular tersebut harus diarahkan ke dalam sebuah botol dengan tutup plastik. Agar produksi bisa yang didapatkan banyak, para pemerah juga harus memijat kelenjar racun pada tubuh ular. Tidak jarang pemerah bisa mendapatkan gigitan saat melakukan tugasnya. Bahkan beberapa pemerah pernah digigit hingga lebih dari 24 kali.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya