HAI-ONLINE.COM - Pada tahun 2004 silam, tepatnya tanggal 26 Desember, tsunami yang dipicu gempa berkekuatan 9,1 skala richter mengguncang beberapa kota di negara-negara dunia, salah satunya Aceh.
Aceh menjadi kota yang merasakan dampak terburuk dari Tsunami Samudra Hindia, dengan 170 ribu korban meninggal dunia.
Baca Juga : 5 Fakta Mengerikan Tsunami, Salah Satunya Bisa Melaju 800 Km/Jam!
Ucapan belasungkawa terus berdatangan dari seluruh masyarakat di dunia, nggak terkecuali dari musisi-musisi papan atas dalam negeri Indonesia.
Mereka membuat lagu-lagu yang liriknya terinspirasi dari bencana alam tsunami itu.
Siapa saja mereka? Yuk kita lihat informasinya di bawah ini:
1. Sherina - Indonesia Menangis
Sebagaimana yang diberitakan Kompas.com, lagu Sherina yang berjudul Indonesia Menangis menjadi theme song kesedihan dan kepedihan, di saat tsunami mengguncang Nanggroe Aceh Darussalam.
"Tuhan, marahkah kau padaku? Inikah akhir duniaku? Kau hempaskan jarimu di ujung banda, tercenganglah seluruh dunia."
2. Iwan Fals - Saat Minggu Masih Pagi
Nggak hanya Sherina, kini ada musisi senior Indonesia yang dikenal dengan penggemarnya bernama OI. Iwan Fals.
Ia memiliki lagu berjudul Saat Minggu Masih Pagi. Liriknya bercerita bagaimana ribuan jiwa harus meninggal dunia karena tsunami yang menghantam negeri.
"Ribuan jiwa melayang pergi, jutaan hati merintih pasti. Saat Minggu masih pagi, gempa dan tsunami menghantam negeri."
3. Iwan Fals - Harapan Tak Boleh Mati
Iwan Fals nggak mau berlarut-larut dalam kesedihan.
Setelah membuat lagu sedih tentang tsunami, setelah itu ia menciptakan lagu untuk mengembalikan semangat Indonesia agar bisa pulih dari salah satu bencana alam paling mengerikan dalam sejarah itu.
Yap, dalam lagu berjudul Harapan Tak Boleh Mati, Iwan Fals mengajak semuanya agar nggak berhenti berharap.
"Oh negeriku sayang bangkit kembali. Jangan berkecil hati bangkit kembali. Oh yang ditinggalkan tabahlah sayang. Ini rahmat dari Tuhan kita juga pasti pulang."
4. Rafly - Aneuk Yatim
Lagu yang memakai bahasa daerah ini bercerita bagaimana seorang anak kehilangan ayahnya karena bencana alam tsunami di Aceh pada 2004.
Lagu itu juga menceritakan bagaimana anak tersebut ingin mengetahui makam sang ayah agar bisa dikunjungi saat lebaran.
Semoga Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah bisa kembali bangkit setelah gempa serta tsunami mengguncang mereka pada Jumat (28/9) silam.