Ngeri, Ini Pengakuan 3 Korban Selamat Tsunami pada Tahun 2004

Senin, 01 Oktober 2018 | 12:00
PerthNow

Suasana paska gempa & Tsunami di Palu

HAI-ONLINE.COM - Pada tahun 2004, tepatnya tanggal 26 Desember, Tsunami terburuk dan paling mengerikan dalam sejarah terjadi.

Bencana alam yang dikenal dengan sebutan Tsunami Samudra Hindia ini setidaknya mengakibatkan 230 ribu orang dari 15 negara meninggal dunia.

Baca Juga : Foto-foto: Kondisi Palu dan Donggala Setelah Terkena Gempa dan Tsunami

Aceh merupakan sebuah kota di Indonesia yang paling merasakan dampak buruk dari tsunami mengerikan tersebut. Sekitar 170 ribu orang diperkirakan meninggal dunia.

Nggak hanya masyarakat Asia saja yang terkena dampak dari tsunami ini, tapi juga turis asing dari Eropa dan Amerika Serikat yang kala itu sedang berlibur.

Berikut ini adalah pengakuan dari3 korban selamat tsunami pada tahun 2004:

1. Luke dan Piers

Pada pagi hari di Thailand, Luke dan saudaranya, Piers, sedang makan pagi sebuah kafetaria.

Kemudian, orang-orang berlarian ke dalam dan menabrak meja, kursi, hingga orang lainnya.

Mereka panik, Luke dan Piers ikutan panik. Mereka berlari ke arah pasar.

Sebagaimana yang diberitakan Huffington Post, Luke dan Piers melihat orang-orang berlarian ke seluruh penjuru.

Orang-orang berteriak, rasanya seperti di dalam film horor saja.

"Air datang, air datang!" kata Luke sambil mengingat-ingat teriakan orang-orang Thailand yang berada di sekitarnya kala itu.

Luke pun mengatakan, ketika ombak setinggi 7 meter datang ke arahnya, ombak itu bukan lagi air, namun sudah berisikan pecahan kaca, pohon, hingga besi.

Saat itu, saudara Luke, Piers, sudah berada di dalam air, Luke nggak bisa menolongnya.

2. Olivia

Kini, ada Olivia dari London yang sedang berada di Sri Lanka saat Tsunami Samudra Hindia mengguncang.

Kala itu, ia baru bangun di pagi hari, dan sadar bahwa cuaca sudah sangat buruk.

"Aku nggak tahu kalau satu dari 8 ombak besar sudah mengguncang," paparnya, dikutip dari Huffington Post.

Kala itu, ia sedang bersama ayahnya untuk sarapan. Olivia melihat ke atas dan dapat melihat ombak tinggi yang melebihi pohon datang ke arahnya.

"Tinggalkan makanan kamu, lari!," ujar sang ayah kepadanya.

Suara mengerikan yang datang karena tsunami membuat Olivia ketakutan saat itu. Ia dan ayahnya berhasil naik ke lantai dua dari hotel tempat mereka menginap.

Ia selalu teringat akan wajah dan suara orang-orang yang berteriak meminta tolong dalam bahasa berbeda. Termasuk, orang-orang yang ada di lantai satu dari hotel yang ia inapi.

Olivia selamat, namun ia harus mengikuti terapi untuk menghilangkan kenangan buruk yang menempel pada dirinya.

3. Bill Malone

Bill Malone lagi seneng-senengnya berenang di laut pada tahun 2004.

Makanya, ia pergi ke Phuket untuk melihat tempat indah bernama Khao Lak di Thailand.

Airnya jernih, segalanya tenang. Bill, pada pagi itu, sedang makan pagi bersama pacarnya, namun ia mendengar suara teriakan yang nggak biasa, padahal orang Thailand dikenal tidak berisik.

"Kami melihat orang-orang berlarian dan ada suara besar yang datang. Aku mengatakan kepada pacarku bahwa kami harus segera pergi," ujarnya, dikutip HAI dari Irish Times.

Bill dan pacarnya, Elke, dievakuasi ke rumah sakit oleh masyarakat setempat. Mereka juga diberikan uang sebesar 100 euro sebagai modal untuk kembali ke kota besar dan mencari pertolongan.

"Kami melihat banyak hal buruk di rumah sakit saat itu; cedera mengerikan dan kematian.

Sungguh mengerikan bencana alam Tsunami. Saat ini, yang bisa kita lakukan adalah berdoa dan membantu saudara-saudara kita yang ada di Palu dan Donggala untuk bisa meringankan beban mereka.

Doa kami selalu bersama kalian.

Tag

Editor : Alvin Bahar