Begini Cara Ngurangin Sampah Pembalut dari Pelajar Madrasah Aliyah #SayaPilihBumi

Sabtu, 29 September 2018 | 11:10
Syifa/HAI

Mimin (tengah) dan Dedi (kanan) didampingi guru pembimbing dalam acara press conference Envirochallenge

HAI-Online.com - Buat kalian para cewek, tiap bulan pasti ada aja masalah rutin yang dateng. Yap, tamu bulanan yang bikin nggak nyaman, dan bikin kita harus mengeluarkan uang ekstra buat menanganinya.

Menstruasi jadi hal yang rutin dialami sama para cewek. Beli pembalut konvensional yang bisa kita temukan di supermarket terdekat jadi rutinitas. Tapi, tahu nggak sih lo kalo ternyata pembalut konvensional yang kita pake itu bisa menyebabkan pencemaran lingkungan?

Coba bayangin, tiap bulan seorang perempuan biasanya mengalami siklus menstruasi selama 7 hari. Setiap harinya, perempuan tersebut harus menggunakan paling sedikit 4 pembalut. Coba kalian kalikan 7, hasilnya seorang perempuan harus menggunakan paling sedikit 28 pembalut setiap bulannya.

Baca Juga : Prihatin, Pria Ini Sindir Kondisi di Bumi Saat Ini Lewat Kartun Disney

Jumlah tersebut baru dari tiap orang. Gimana kalo dari berjuta-juta wanita penghuni planet bumi? Kebayang sampahnya kayak apa?

Nah, masalah ini yang coba diselesaikan sama para pelajar dari MAN 4 Tangerang. Lewat tantangan Envirochallenge yang digagas sama Gerakan Indonesia Anti Kantong Plastik dan United in Diversity, para pelajar dari sekolah ini mencoba buat menerapkan gerakan GAPEKA atau Gerakan Pembalut Kain.

Gerakan ini mendorong para siswi di MAN 4 Tangerang buat berhenti menggunakan pembalut konvensional dan beralih ke pembalut kain yang jauh lebih ramah lingkungan. Pembalut kain ini dikenal sebagai cara perempuan menangani menstruasi jauh sebelum pembalut konvensional ditemukan.

Pembalut kain jadi jawaban buat sampah yang dihasilkan pembalut konvensional, karena pembalut kain bisa digunakan berkali-kali dan nggak berbahaya buat kesehatan. FYI aja nih, beberapa merk pembalut konvensional ternyata mengandung klorin yang bisa menyebabkan kanker serviks!

Nantinya, gerakan Gapeka ini bakal diterapin secara bertahap di MAN 4 Tangerang.

"Nanti setiap Jumat pas keputrian bakal ada sosialisasi. Selain itu, nanti sekolah kami juga kerjasama sama suplier pembalut kain buat menyediakan pembalut kainnya.

"Kalo sukses, kami bakal coba buat memproduksi sendiri pembalut kain bekerja sama sama tim tata busana sekolah kami," kata Mimin, salah satu perwakilan tim MAN 4 Tangerang.

Kegiatan ini bakalan dilaksanakan secara bertahap. Sebelum meminta siswi buat menggunakan pembalut kain, pastinya bakal ada sosialisasi dulu.

Mulai dari gimana menjaga kesehatan organ reproduksi, seberapa penting penggunaan pembalut kain, juga gimana cara menggunakan dan mencuci pembalut kain yang baik dan benar.

Wah, menarik banget ya. Baru tahu juga kalo ternyata pembalut konvensional jadi salah satu penyumbang sampah plastik yang besar.

Yuk kita mulai terapkan gerakan anti sampah plastik dengan menggunakan pembalut kain yang ramah lingkungan! (*)

Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa

Tag

Editor : Al Sobry