Belum Beres, Ini 9 Fakta Tentang Isu Honor Penari SMA di Asian Games!

Jumat, 21 September 2018 | 15:51
INASGOC/Boy T. Harjanto/tom/18

Ribuan penari membawakan tarian saman pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8)

HAI-Online.com - Megahnya Opening Ceremony Asian Games 2018 ternyata masih menyisakan masalah, sob.

Penampilan tarian Ratoh Jaroe yang dilakukan sama ribuan siswi SMA di Jakarta yang menimbulkan banyak pujian ternyata masih punya urusan yang belom selesai.

Isu yang beredar bilang kalo uang honor yang seharusnya diterima sama para siswi penari, sampai saat ini belum diterima sama mereka!

Padahal dari pihak-pihak yang terlibat udah mengklaim kalo urusan ini tuh udah beres.

Buat membantu lo biar bisa memahami permasalahan ini, HAI udah kurasi beberapa fakta tentang kasus ini dari berbagai sumber:

Baca Juga : Pelajar SMA Penari Ratoh Jaroeh Opening Asian Games Bikin Petisi Untuk Tuntut Transparansi Honor

Berawal dari cerita seorang siswi

Isu ini muncul dari cerita seorang siswi penari Ratoh Jaroe dari SMAN 23 Jakarta.

Dilansir dari Warta Kota, cewek berinisial S yang nggak mau disebutkan namanya ini bilang kalo dia dan 82 penari lainnya dari SMAN 23 sama sekali belum mendapatkan honor sebagai penari.

Sudah dibayar INASGOC

Dilansir dari Tempo.co, pihak INASGOC lewat Direktur Media dan Hubungan Masyarakat Ratna Irsana bilang kalo uang yang ia sebut sebagai operasional ini udah diberikan lewat sekolah.

Masing-masing siswa bakal mendapat $15 atau sekitar 200 ribu per latihan.

Selain itu, Sekretaris Jenderal INASGOC Eris Herriyanto bilang kalo INASGOC udah melakukan pembayaran sampai lunas.

"Mekanismenya panitia melakukan pembayaran transder bank ke rekening sekolah asal penari. Kami sudah lakukan pembayaran tiga kali dari bulan April, Juli, dan terakhir 17 September lalu."

Respon sekolah berbeda-beda

Wakil Bidang Kesiswaan SMAN 23 Jakarta Edi Susilo membantah pemberitaan soal sekolah yang dianggap menahan honor siswi yang jadi penari Ratoh Jaroe.

Doi bilang kalo pihak sekolah baru dikasih tahu kalo mereka ditransfer uang baru pada Selasa malam, 18 September kemarin.

Selain itu, pihak sekolah juga ditransfer sama Lima Arus atau Five Currents Event Organizer yang jadi perantara antara INASGOC dan sekolah.

Bukan honor, tapi biaya operasional

Pihak sekolah menolak uang itu disebut honor, tapi biaya operasional. Dalam kesepakatan antara sekolah dan Lima Arus, nggak ada tertulis uang honor, tapi uang operasional.

Uang operasional itu nantinya digunakan buat membiayai seluruh kegiatan siswi saat latihan. Misalnya buat uang transportasi, makan, dan akomodasi. Jadi selama total 12 kali latihan di GBK dan 1 kali tampil, semua itu dibiayai sama uang operasional tersebut.

HonorDitangani pihak ketiga dari luar

Menurut informasi yang beredar, polemik uang ini emang melalui perantara pihak ketiga antara INASGOC dan sekolah. Event Organizer Lima Arus atau Five Currents yang berbasis di California yang jadi perantara.

EO yang emang udah sering menangani event-event berskala internasional macam Olimpiade London 2012, Salt Lake Olympic and Paralympic 2002, Sochi 2014, Superbowl Saturday Night, dll.

Muncul petisi dari pelajar SMA

Saat isu ini sedang heboh-hebohnya, muncul petisi di laman Change.org yang berjudul Hak Siswa Indonesia terhadap Fee Asian Games yang dibuat sama Forum MPK OSIS 2017-2018 yang sampai saat ini udah ditandatangani sama 5.522 orang.

Petisi ini muncul sebagai tuntutan para siswa yang menginginkan hak mereka dan transparansi penggunaan uang yang jadi hak mereka.

Siswa malah ditawari jalan-jalan dan merchandise

Menurut S, siswi SMAN 23 Jakarta, saat mereka tanya pihak sekolah soal ini, mereka malah ditawari untuk mengganti bentuk kompensasi jadi berupa jalan-jalan dan merchandise yang bisa jadi kenang-kenangan.

Hal yang sama juga ditawarkan sama Zainudin selaku Wakil Kesiswaan SMAN 78 Jakarta.

Dilansir dari Tribunnews.com, Zainudin mengaku kalo dirinya sempat menawarkan kepada para siswanya agar uang kompensasi dan apresiasi itu dikasih dalam bentuk barang kayak jaket atau tas pinggang sebagai bentuk kenang-kenangan.

Biaha operasional diberikan dalam 3 tahap

Dilansir dari Tempo.co, salah seorang siswa SMAN 6 Jakarta bilang kalo para siswi yang terlibat jadi penari udah dikasih info terbaru. Kepala Sekolah mereka bilang kalo sekolah udah menerima uang sebesar Rp523,7 juta dari pihak panitia Asian Games.

Uang tersebut diberikan dengan 3 tahap, pada April 208 sebanyak Rp103,7 juta. Pada Juli 2018 sebesar Rp212,4 juta. Dan terakhir pada 17 September 2018 sebesar 207,5 juta.

Diberikan paling lambatJumat

Karena uang baru diterima sama seluruh sekolah secara lunas pada Selasa, 17 September kemarin, maka pihak sekolah baru akan ngasih semua hak siswa paling lambat hari Jumat, 21 September 2018 atau hari ini.

Menurut juru bicara SMAN 6 Jakarta Husniwati, semua kepala sekolah lagi dikumpulkan di Dinas Pendidikan terkait uang Asian Games ini.

Nah, itu dia beberapa fakta terkait kasus fee operasional para penari Ratoh Jaroe di Opening Ceremony Asian Games 2018. Sampai saat ini, belom ada konfirmasi lebih lanjut soal transparansi dana yang dituntut sama para siswa.

Kita doakan aja masalah ini cepet beres ya, sob!

Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa/HAI

Tag

Editor : Alvin Bahar