Single Peralihan Hati, Sajikan Nuansa Rock Synthesizer ala Cokelat

Jumat, 21 September 2018 | 11:31
Agung/HAI

Cokelat

HAI-Online.com - Menandai konsistensi 23 tahun berkarya, band asal Bandung, Cokelat ngerilis single berjudul Peralihan Hati.

Dalam acara "Ngopi Bareng Cokelat" yang digelar di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (21/9/2018) para personel Cokelat menggelar konferensi pers bersama awak media.

Peluncursan single ini terasa spesial. Soalnya, ini adalah single pertama yang mana ada kontribusi resmi Axel Andaviar sang drummer sebagai personel baru.

"Seneng banget bisa jadi bagian dari Cokelat karena gue dari kecil dengerin, padahal nggak terbayang sebelumnya gitu," curhat drummer bergaya rambut emo ini.

Single peralihan hati bercerita tentang kebanyakan orang di masa ini. "Dari masalah satu ke masalah lain, dari perasaan satu ke perasaan lain, sampe lupa kalo yang sebelum-sebelumnya juga belum selesai," cerita Ronny pembetot bass Cokelat.

Baca Juga : Mungkin Nggak Sih Kalo Kita Nggak Tidur 10 Hari dan Berasa Normal?

Dengan tetap mempertahankan gaya pop rock khas 90an, Cokelat nambahin unsur synthesizer buat nyajiin musik yang lebih segar.

"Di single ini kita menggaet produser namanya Irwan Simanjuntak. Dengan segala pengalamannya ketika kita lagi duduk bareng ngomongin materi si Opung Irwan kepikiran synthesizer dan memang itu yang kita cari," tutur Edwin sang gitaris.

Sebelumnya Cokelat udah ngerilis single Dikhianati, Cinta Matiku, dan Garuda. Nantinya single Peralihan Hati dan ketiga single yang dirilis sebelumnya bakal jadi materi album Cokelat yang bertajuk Sembilan.

"Kenapa Sembilan? Karena Sembilan adalah angka sebelum sepuluh," canda Ronny yang disambut gelak tawa awak media.

"Sembilan dalam berbagai kebudayaan adalah angka yang baik. Di kebudayaan China dan Jawa misalnya angka sembilan itu termasuk bilangan mujurlah. Dengan segala struggle yang pernah kita hadepin dan rilisnya juga bakal di tahun 2019, semoga bisa bawa rezeki buat banyak orang," pungkas bassist berkacamata itu.

Tag

Editor : Alvin Bahar