Mengintip Misi Para Ilmuwan untuk Menurunkan Hujan di Gurun Sahara

Kamis, 13 September 2018 | 20:15

Gurun Sahara

HAI-ONLINE.COM - Menurut para peneliti, gurun terpanas di dunia – dengan populasi sedikit, angin kencang, dan paparan Matahari yang menyengat – adalah lanskap terbaik untuk menghasilkan energi terbarukan.Para ilmuwan telah mempelajari cara efektif untuk mengubah generator yang energinya nggak akan habis ini jadi bandar kekuatan dunia untuk beberapa waktu.

The Sahara Solar Breeder Project misalnya, berharap dapat menyuplai energi ke separuh negara di dunia pada 2050 dengan panel surya dari Gurun Sahara.Meski ladang angin dan Matahari diketahui dapat memengaruhi panas dan kelembapan di wilayah itu, namun hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Science ini menunjukkan bahwa pembangkit listrik tenaga surya tersebut dapat mengubah Sahara jadi lebih baik.Para peneliti telah mengembangkan model iklim berbasis suhu, perubahan curah hujan dan vegetasi, jika keseluruhan Sahara tertutup oleh ladang tenaga surya dan angin.

Baca Juga : Reza Arap Hapus Channel YouTube-nya, Sesuatu yang Besar Bakal TerjadiHasilnya menunjukkan bahwa proyek ini bisa menghasilkan tenaga listrik hingga 79 terawatt – empat kali lebih besar yang digunakan di dunia pada 2017.Selain itu, Eugenia Kalnay, salah satu peneliti mengatakan, kekuatan tersebut bisa mendatangkan hujan dan memicu pertumbuhan vegetasi di Gurun Sahara.Secara spesifik, The Sahara Solar Breeder Project dapat menggandakan curah hujan di Sahara dan wilayah tetangganya. Juga meningkatkan pertumbuhan vegetasi sebanyak 20%.“Peningkatan curah hujan merupakan konsekuensi dari interaksi tanah dan atmosfer yang kompleks. Terjadi karena panel surya dan turbin angin menciptakan permukaan lahan yang lebih kasar dan gelap,” papar Kalnay.Turbin angin akan menarik udara yang lebih hangat ke permukaan, sementara panel surya membantu mengurangi reflektivitas pada permukaan. Kedua hal ini diketahui dapat memicu curah hujan – mengubah lanskap gurun yang gersang dan kering jadi lebih hijau.“Peningkatan curah hujan serta vegetasi yang dikombinasikan dengan tenaga listrik dari energi matahari dan angin, dapat membantu pertanian, pembangunan ekonomi, juga kesejahteraan sosial di lingkungan sekitar Gurun Sahara,” pungkas Safa Motesharrei, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini.

Artikel ini pertama kali tayang di National Geographic Indonesia dengan judul "Rencana Ilmuwan Ciptakan Alat Penurun Hujan di Gurun Sahara "

Tag

Editor : Alvin Bahar