HAI-Online.com - Zaman sekarang ini adalah zamannya millenial. Setuju nggak? Kalo HAI, sih, setuju!
Soalnya, udah banyak banget bidang yang mana orang-orang muda mulai nempatin posisi sebagai 'ahli'.
Mulai dari politik, ekonomi, bisnis, dan nggak terkecuali olahraga. Kali ini ada Charles Leclerc dari ajang Formula One (F1).
Buat yang belom tahu, Charles Leclerc ini bakal gantiin Kimi Raikkonen di tim Ferrari. Penasaran sama sosok pebalap 20 tahun ini? Yuk, kenalan! Biar nantinya bisa sayang (halah!).
Pembalap yang lahir pada 16 Oktober 1997 ini adalah juara Seri GP3 Musim 2016 dan Formula Dua Musim 2017. Doi naik kelas ke F1 dan digaet oleh Tim Ferrari.
Baca Juga : Ini Kronologi Lengkap Perseteruan YouTuber Reza Arap vs Ericko Lim
Prestasinya yang begitu gemilang di Seri GP3 dan F2 bikin Leclerc dipilih buat gantiin Kimi Raikkonen.
Kelihatannya Ferrari kelihatan "berjudi" dengan jadiin Leclerc pembalap utama mereka di ajang F1. Sejatinya, memasang pembalap-pembalap muda bukan hal yang baru di F1 belakangan ini.
Red Bull udah menjajal Max Verstappen. Dilansir dari The Guardian, Mercedes punya Esteban Ocon yang kini dititipkan ke tim Force India dan selalu mendapatkan poin sejak seri pertama.
Verstappen, Ocon, dan Leclerc adalah tiga pebalap yang sama-sama berusia 20 tahun. Namun Verstappen dan Ocon udah duluan ke F1.
Langkah Ferrari kali ini memang di luar kebiasaan. Mereka udah sering memilih pembalap yang "udah jadi". Hmmmm, kalo bahasa yang agak sarkasme, milih pembalap macem 'nunjuk sopir' gitu.
Dia adalah pembalap termuda yang ditunjuk oleh Ferrari sejak Ricardo Rodríguez memasuki Grand Prix Italia untuk Scuderia pada tahun 1961.
Pada dasarnya, pertahanin Raikonen satu musim lagi, dan ngasih waktu yang lebih lama buat Leclerc makin bagus di Sauber bisa jadi strategi yang seharusnya dipilih Ferrari. Tapi kelihatannya Ferrari pengen ngebuktiin kalo mereka bisa jadi tim yang ikut mengharumkan pembalap-pembalap muda.
Di tengah cobaan kehilangan ayahnya pada tahun 2017, Lecrec jadi pribadi yang tenang dan dewasa, lho. Jadwal balapan yang padat merayap bikin mentalnya jadi sigap belajar.
Saat balapan pertama, Feature Race, hari Sabtu (15/4/2017) di Sirkuit Sakhir dia memang gagal naik podium balapan, namun tindakannya setelah itu benar-benar dewasa.
"Saya belajar dari data kenapa saya gagal. Awalnya saya ragu harus pakai plan A atau B. Begitu di deretan terdepan saya pastikan menggunakan Plan B dan memacu mobil secepat mungkin," ujarnya tentang rencana untuk balapan selanjutnya.
Plan A sendiri adalah balapan tanpa masuk kepit stopmenggunakan ban medium sampe finis. Sementara Plan B masuk pit, ganti ban dengan ban yang jauh lebih lunak, dan menyalib semua pembalapdi bagian akhir lomba.
Pilihan Leclerc yang nerapin Plan B ini dipuji setinggi langit, bukan cuma soal strategi, namun juga eksekusinya.
Leclerc masuk pit di lap 15 (dari 23). Doi keluar pit di posisi 14. Dengan ban yang lebih baru danfresh, dia pun menyerang siapa saja yang ada di depannya dengan kecepatan 4 detik per lap lebih cepat dari pebalap lain.
Di lap terakhir Leclerc masih ada di posisi 3, namun Oliver Rowland dan Luca Ghiotto nggak bisa mempertahankan kecepatan karena ban medium yang mereka pakai udah abis duluan, sob! Boleh uga strateginya.
Kedua pembalap itu memakai Plan A. Baik Rowland maupun Ghiotto disusul Leclerc dengan aksi yang fantastis dan dia pun menangin balapan!
Apa yang kurang dari Leclerc? Toh bakat dia punya. Sifatnya juga dewasa. Ferrari cuma butuh sabar memoles potensi pria asal Monaco.
Dengan didikan yang tepat dan ketekunan Leclerc, bukan nggak mungkin doi bakal mecahin semua rekor yang dibikin Raikkonen.