HAI-ONLINE.COM - 15 tahun sudah All Time Low terbentuk. Kuartet Alex Gaskarth (vokal,gitar), Jack Barakat (gitar), Rian Dawson (drum) dan Zach Merrick (bass) belum merasa bosan keliling dunia untuk memamerkan musik dan aksi panggung atraktif mereka.
Jakarta pun jadi salah satu destinasi tur Last Your Renegade. Seperti dua lawatan sebelumnya, All Time Low tetap menghadirkan tembang-tembang hits sepanjang masa seperti Dear Maria, Count Me In, Therapy, hingga Missing You.
Nah, seperti lima tahun yang lalu, HAI kembali dapat kesempatan buat ngobrol dengan band rock asal Baltimore ini. Kami ketemuan dengan keempat personal pada sela-sela konser mereka di Hodgepodge Superfest 2018, Minggu (2/9) lalu.
Nggak cuma sebatas ngobrolin projek baru mereka. All Time Low juga sempat menceritakan komunitas musik di Baltimore hingga rencana mereka dalam 10 tahun ke depan. Penasaran nggak sih? Yuk, simak obrolan HAI dengan All Time Low di bawah ini.
Baca Juga : Erix Soekamti, Dua Kali Terlibat Kecelakaan Maut, Dua Kali Selamat
Hai All Time Low. Selamat datang lagi di Jakarta. Ini adalah kunjungan ketiga kalian ke sini. Kita pengen tahu dong pendapat kalian tentang Jakarta sekarang dan pas pertama kali kalian ke sini, 2010 lalu,
Alex: Tiap kali datang ke sini, kita selalu punya harapan yang besar, terutama soal konser di depan fans kita sendiri. Karena tiap kali ke sini, konser kami selalu penuh dan fans selalu ingin kami kembali ke sini. Pokoknya, anything less than incredible must be disapponting dan Jakarta selalu mengesankan, deh!
Soal makanan dan kota ini, selalu mengagumkan. Konsisten, deh, dari pertama kali kita ke sini sampai sekarang kita manggung lagi.
Pada setiap konser kalian, lagu Dear Maria, Count Me In selalu jadi favorit para penggemar. Tapi lagu itu kan sudah ada sejak kalian masih berusia 20 tahunan. Apa sih rasanya membawakan lagu-lagu dari awal berdirinya All Time Low?
It's pretty amazing. Mungkin banyak yang bertanya apakah kita bosan memainkan lagu-lagu lawas. Tetapi jujur, lagu-lagu itu yang telah mengangkat nama All Time Low menjadi seperti sekarang. Jadi, sebuah kebanggaan tersendiri buat kita bisa keliling dunia dan mendengar orang-orang memperbincangkan lagu-lagu baru dan lawas kita.
Kita tahu musik industri selalu berubah dengan cepat. Jadi, ketika lagu kita selalu ada di pikiran mereka, itu sebuah penghargaan buat All Time Low.
Kalian datang dari Baltimore dan memulai projek All Time Low dari kota itu. Bagaimana komunitas musik di sana membantu kalian mencul ke permukaan sebagai All Time Low? Dan seberapa besar sih dukungan yang mereka berikan kepada kalian?
Alex: Ya, komunitas musik di Baltimore saat itu benar-benar besar. Ada banyak band keren datang dari kota itu. Bahkan, beberapa band di sana membantu menghubungkan All Time Low dengan label pertama kita saat itu. Meski kita nggak bergabung dengan label itu, kontribusi komunitas musik di sana seakan membuka jalan untuk kita berkarya dan dikenal oleh banyak orang.
Scene pop punk di sana cukup baik dan sampai sekarang pun masih sangat aktif. Komunitas musik di Baltimore akan terus bergerak ke depan. Bahkan kita merasa, setiap lima tahun sekali, ada saja band bagus muncul dari Baltimore.
Nah, kalian kan baru saja merilis dua lagu baru, Everything is Fine dan Birthday. Apakah ini jadi bocoran buat album kalian selanjutnya?
Alex: Kayaknya bukan bocoran karena dua lagu ini berada di dunianya sendiri. Jadi, setelah kita selesai menggarap album Last Young Renegade, kita masih punya dua lagu ini yang menurut kita cocok untuk dirilis pas musim panas kali ini. Jujur, kami belum ada kepikiran buat menggarap album baru lagi. Jadi, kita hanya merilis dua lagu ini secara mandiri saja. Senang bisa melihat dua lagu ini dinikmati banyak orang di dunianya sendiri.
Album terakhir kalian, Last Young Renegade menandai perpindahan All Time Low ke label baru, Fueled by Ramen. Apa sih yang beda dari label sebelumnya?
Alex: Yang jelas orang-orangnya baru. Tapi jujur, visinya selalu sama. Mereka percaya dengan apa yang kita lakukan.
Jack: Kita memang ngefans banget dengan band-band yang datang dari Fueled by Ramen. Jadi, bisa menjadi bagian dari label tersebut merupakan sebuah kebanggaan tersendiri buat kami.
All Time Low punya lagu-lagu menggunakan nama Maria dan Stella. Apa sih yang spesial dari dua nama itu?
Jack: Ya terdengar indah saja sih buat kita dua nama tersebut.
All Time Low sudah berusia 15 tahun. Bagaimana kalian menjaga keharmonisan di antara para personel?
Alex: Jujur, kita tumbuh dewasa bersama-sama. Banyak tur keliling kota dan dunia membuat kita merasa terlahir sebagai saudara kandung. We're family, deh.
Tiap personel All Time Low punya keunikan tersendiri. Alex dikenal dengan candaan-candaan bokepnya. Rian mungkin orang paling kalem di sini. Terus ada Zach yang peduli banget sama apa yang dia makan dan minum dan Jack jadi personel paling lucu. Tapi, siapa sih yang paling malas di All Time Low?
Rian: Alex, lah!
Jack: Sebenarnya nggak malas, cuma lelet saja sih dia!
Alex: Kita semua kan pekerja keras. Jadi ya bakal selalu telat, sih.
Jack: Wait, saya yang mana?
Alex: Kamu yang paling lucu katanya!
Jack: Haha...
Hal apa yang kalian ingin sekali lakukan sebelum tiada?
Jack: Kita nggak bakal pernah mati!
Alex: Saya ingin membangun pulau yang terbuat dari lego.
Jack: Tapi jujur, kita sebenarnya ingin menggelar konser di negara-negara yang belum pernah kita kunjungi seperti Afrika atau tempat-tempat cantik seperti Bali, Fiji dan lainnya.
Apa sih momen manggung paling memalukan yang pernah terjadi di antara kalian?
Alex: Celana saya pernah robek dan terjatuh dari atas panggung
Zach: Saya pernah nggak sengaja mecabut kabel pas manggung beberapa kali.
Jack: Tapi satu-satunya momen memalukan sih Zach itu pas dia melahap sepotong burrito di atas panggung.
Apa yang akan dilakukan All Time Low dalam 10 tahun ke depan? Seperti merilis series di Netflix, mungkin?
Alex: Bisa jadi opsi, tuh!
Jack: Kita sudah bertahun-tahun jadi All Time Low cuma buat merilis series di Netflix? Bisa jadi, sih! (*)