Keren Abis! Ini 7 Tim yang Ngirit Beli Pemain tapi Tetap Juara

Jumat, 31 Agustus 2018 | 12:23
EMPICS Sport

Valencia's coach Rafael Benitez gives instructions to substitute Sanchez

HAI-Online.com - Dalam lawatan ke Old Trafford, Tottenham Hotspurs berhasil ngalahin MU dengan skor 0-3 pada Selasa (28/8) yang lalu.

Harry Kane ngungkapin ketiadaan pemain baru justru bikin para pemain Spurs makin solid. Omongan pemain berjuluk Hurricane ini ada benernya kalo dibandingin MU yang jor-joran beli pemain tapi kalah lawan tim papan bawah dan tim medioker.

Sejatinya The Lily Whites bukan tim pertama yang "pelit" urusan beli pemain. Dilansir dari FourFourTwo, ini dia 7 tim yang ngirit beli pemain tapi bisa menyabet juara. Cekidot!

1. Manchester United (2000)

PA Archive
Phil Noble

THIS PICTURE CAN ONLY BE USED WITHIN THE CONTEXT OF AN EDITORIAL FEATURE. NO WEBSITE/INTERNET USE UN

Percayalah wahai para fans United, MU pernah pelit soal urusan beli pemain. Saat era Fergie, MU pernah kalang kabut nyari pengganti Peter Schmeichel. Udah beli Mark Bosnich, Massimo Taibi, dan keduanya mengecewakan.

Pada tahun 2000, Fergie tiba-tiba beli kiper AS Monaco si plontos Fabian Barthez. Meskipun karir Barthez nggak berakhir elegan gara-gara ulah yang doi bikin, tapi catatan musim pertama kiper berparpor Prancis itu luar biasa, lho.

Barthez ngoleksi 15 clean sheets dan nyabet gelar juara EPL ketiga secara beruntun. MU juga berhasil finish dengan selisih 10 poin.

2. Chelsea (2009)

PA Archive
Rebecca Naden

Chelsea's Yuri Zhirkov and Aston Villa's Carlos Cuellar (left) battle for the ball

Kedatangan Carlo Ancelotti jelas bawa perubahan besar di kubu The Blues.Chelsea cuma beli Yuri Zhirkov (dengan harga 18 juta pound), Daniel Sturridge (6,5 juta pound), Nemanja Matic (1,5 juta pound), dan Ross Turnbull (secara gratis).

Ancelotti ngebiarin para pemainnya berkreasi dengan perubahan formasi dari 4-4-2 jadi 4-3-2-1, 4-3-3, atau 4-2-3-1.

Hasilnya Ancelotti berhasil nyabet Piala FA dan nyabet juara EPL dengan menggeser MU di posisi puncak klasemen. Saat musim kedua, Chelsea gagal meraih apa-apa karena kombinasi badai cedera dan kebangkitan MU di Liga Premier.

Nggak doi langsung didepak The Blues.

3. Blackburn Rovers (1994)

Saat Blackburn masih di bawah asuhanKenny Dalglish, mereka pernah didukung dana besar dari Jack Walker pada pertengahan 90an. Tapi hal itu nggak bikin Blackburn gatel pengen ngabisin duit sebanyak-banyaknya.

Bener, sih, mereka pernah ngabisin duit banyak buat beliAlan Shearer dan Chris Sutton. Tapi Sutton sendiri cuma satu dari dua pemain yang mereka beli di tahun 1994. Oke, deh, kalo mereka pernah mecahin rekor transfer Inggris saat itu: 5 juta pounds.

Satu belanja lainnya di musim panas ituadalah Jeff Kenna dari Southampton (Tony Gale dan Shay Given datang secara gratis).

Dengan Graeme Le Saux, Colin Hendry, Tim Sherwood, Henning Berg, dan Tim Flowers sudah ada di klub ini, kekuatan Sutton di lini depan ngasih keuntungan besar buat Dalglish. Blackburn akhirnya berhasil nyingkirin monopoli United yang udah jadi simbol Premier League saat itu.

4. Valencia (2001)

EMPICS Sport
Tony Marshall

Valencia's coach Rafael Benitez gives instructions to substitute Sanchez

Valencia memang belanja banyak sebelum Rafael Benitez didatangin sebagai manajer di musim panas 2001. Tapi, pas musim panas itu, mereka cuma datengin striker Atletico Madrid, Salva Ballesta, dan Benitez pun mengubah finalis Liga Champions ini.

Benitez bikin satu perubahan taktik penting dengan mengubah formasi 4-4-2 berlian ke 4-2-3-1 yang lebih rapat, dengan pasang dua gelandang bertahan yang bikin Valencia bisa punya kontrol di lini tengah.

Perubahan yang dilakuin Benitez bener-bener punya dampak besar di era sepakola modern. Buktinya, doi ngebawa Valencia nyabetgelar juara, dan menjadikan pelatih muda ini sebagai salah satu pelatih dengan ide-ide paling maju di sepakbola.

5. Milan (2003)

Buzzi
Studio Buzzi

AC Milan's Kaka scores his sides equalising goal

Milan jadi klub yang boros uang dan minim prestasi selama beberapa tahun terakhir. Tapi kenyataan itu terbalik dengan apa yang terjadi tahun 2003.

Di bawah asuhan Carlo Ancelotti yang penuh ide cerdik, datengin bocah tampan yaitu Kaka dari Sao Paolo dan Nicola Pozzi dari Cesena, dan bek veteran Brasil, Cafu, yangdatang dengan gratis dari Roma.

Ancelotti baru saja nyabet juara Liga Champions dan merasa cukup puas dengan apa yang ia punya. Nambah Cafu melengkapi lini belakang yang sudah diisi oleh Alessandro Costacurta, Alessandro Nesta, dan Paolo Maldini, sementara Kaka adalah sinar kreatif hebat yang langsung menjadi pemain terbaik Serie A di tahun perdananya. Gaul!

Milan juga jadi juara di Serie A dengan selisih 11 poin dari AS Roma. Kayaknya susah balikin kejayaan Milain kayak saat itu.

6. Barcelona (2015)

Gruppo/S. Lau
S.Lau

Lionel Messi (FC Barcelona) celebrates with his teammate Neymar da Silva Jr (FC Barcelona) and Luis

Semua pecinta sepakbola setuju kalo Luiz Enrique adalah pelatih yang genius. Pada musim pertamanya di Barca, doi langsung nyabet tri gelar.

Rasanya Luis Suarez layak dibanderol dengan harga 65 juta pounds. Suarez bekerja sama dengan baik bareng Messi dan Neymar.

Arda Turan dan Aleix Vidal didatangin, tapi keduanya nggak bisa bermain sampe Januari gara-gara hukuman transfer. Faktanya, kesuksesan terbesar mereka di bursa transfer musim panas itu kayaknya ngeyakinin Dani Alves untuk bertahan setahun lagi di klub ini.

Prestasi Enrique nyaris sama kayakmusim panas 2005, saatBlaugranahanya memboyong Mark van Bommel dan Santiago Ezquerro tapi sukses memenangi La Liga dan Liga Champions di bawah Frank Rijkaard.

7. Werder Bremen (2003)

Bremen memastikan gelar Bundesliga perdana mereka semenjak tahun 1993 di musim 2003/04. Hal itu berkat strategi bagus mereka di Eropa dan kerja sama yang apik antara General Manager mereka, Klaus Allofs, dan sang pelatih, Thomas Schaaf.

Bremenmuncul sebagaiunderdogdi belakang Bayern Munich, tapi berhasil bikin kejutan dengan meraih gelar ganda perdana mereka.

Mereka bahkan nyaris nggak belanja sebelum meraih kesuksesan ini. Beli Valerian Ismael dan Pekka Lagerblom nggak sampai 1 juta pounds, dan Schaaf lebih memilih buat fokus pada strategi dan nerapin filosofi bermain yang berpusat pada pergerakan umpan-umpan pendek dan cepat di lapangan.

Namun semuanya berakhir ketika permainan yang bagus nggak diimbangin dengan hubungan baik antar pemain dan staff klub. Di musim berikutnya Bremen mulai jadi "penghias" Bundesliga.

Artikel ini pertama kali tayang di FourFourTwo.com dengan judul "Don’t worry, Spurs: 10 teams who did a lot after spending very little"

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya