Bercita-cita Sejak SD, Kini Fadil Jadi Bek Andalan Timnas U-16

Selasa, 21 Agustus 2018 | 20:38
Ricky Martin @ask.sarrymartin

Fadilah Nur Rahman

HAI-ONLINE.COM - Hari ini (21/8), berbekalkan misi untuk mencari tahu seperti apa keseharian para atlet di Sekolah Keberbakatan Olahraga (SKO), HAI coba dateng ke SKO Ragunan, tempat yang berhasil memproduksi pemain sekelas Egy Maulana Vikri hingga Witan Sulaiman.

Yang nggak disangka, HAI bertemu dengan muka yang sudah sangat familiar. Namun, HAI lupa siapa dirinya, sampai akhirnya ada yang nyeletuk, "Bang, dia ini yang membawa Timnas Indonesia U-16 juara di piala AFF!".

CEK JUGA:4 Fakta Rendy Juliansyah Striker Timnas U-16 Yang Mirip Sama Dilan

Yap, dia adalah Fadillah Nur Rahman, seorang bek andalan Timnas Indonesia U-16 ketika menjuarai Piala AFF 2018 U-16 di Sidoarjo setelah berhasil mengalahkan Thailand dalam adu penalti.

Sebelumnya, HAI memang sudah tau kalau ada beberapa pemain Timnas Indonesia U-16 yang menimba ilmu di SKO Ragunan, namun nggak nyangka kalau bisa bertemu langsung sama dia.

Maka dari itu, HAI nggak mau menyia-nyiakan waktu yang ada, langsung aja kita curhat tentang perjalanan karier sepak bolanya sampai akhirnya bisa menjadi kapten Timnas Indonesia U-16 dan membawa Sang Garuda menjadi juara.

"Pertama kali kenal sepak bola itu ketika saya masih SD, saat itu, sekolah saya menjuarai sebuah kompetisi. Setelah itu, saya tertarik untuk main sepak bola," ujar pemain yang akrab disebut Fadil ini kepada HAI.

Kala itu, Fadil masih sangat belia, dia baru duduk di bangku kelas 1 SD, namun sudah punya cita-cita menjadi pemain sepak bola yang bisa membela tim nasional kebanggaannya, Indonesia.

Ricky Martin @ask.sarrymartin
Ricky Martin @ask.sarrymartin

Fadilah Nur Rahman

"Awalnya, saya main di rumah dulu, nendang-nendang bola nggak pake sepatu, nendang ke dinding. Terus ada tekad, ternyata sepak bola itu asik, bisa dijadikan cita-cita," ceritanya dengan semangat.

Ketika usianya 8 tahun, sang ayah berinisiatif memasukkannya ke Sekolah Sepak Bola (SSB) di kampung halamannya, Padang. "Di situ saya berkerja keras, giat berlatih, saya masih kelas 3 SD saat itu."

Fadil mengaku kalau dia selalu latihan setiap hari seusai pulang sekolah. "Sekitar jam 2 sampai jam 5, setiap pulang sekolah, saya latihan terus."

"Kalau latihan saya sering nebeng, ada teman yang searah. Jam 1, saya sudah nunggu di depan rumah untuk dijemput," katanya.

Nggak membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan bakat dan talenta yang dimiliki Fadil. Ketika ia memasuki kelas 4 SD, ia langsung ikut Olimpiade Siswa Nasional di Surabaya mewakili Sumatera Barat.

"Berat banget, saya harus seleksi dari tingkat kecamatan, lalu ke kabupaten hingga akhirnya ke tingkat provinsi di Sumatera Barat. Alhamdulillah, saya juara," paparnya.

Kesempatan Masuk Timnas

Ada sebuah cerita unik di balik tercapainya impian Fadil untuk masuk ke tim nasional Indonesia. Kala itu, di suatu pagi, Fadil hendak bergegas untuk ke sekolah, lalu ia mendengar kalau di Padang ada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), yang sedang dalam misi mencari pemain-pemain berbakat untuk masuk tim nasional Indonesia U-16.

"Itu hari Senin, saya sudah mau berangkat ke sekolah dan sudah pakai seragam. Terus ada kabar dari keluarga yang tinggal di dekat lapangan di Padang bahwa ada seleksi timnas," lanjutnya.

Nggak pikir panjang, ia langsung bergegas ganti baju dan melangkah ke lapangan itu.

"Semuanya dilakukan secara spontanitas saja," tegasnya.

Fadil jujur, pada awalnya, ia hanya iseng-iseng saja ikut seleksi itu, namun dia sendiri nggak menyangka kalau dia bisa lolos seleksi terakhir di Sawangan, Depok.

"Di Depok lebih berat lagi, saingan saya ada 55 pemain sepak bola U-16 terbaik dari seluruh Indonesia. Akan tetapi, saya ingat orang tua, pengorbanan mereka untuk saya menumbuhkan semangat lagi dalam diri saya," pungkasnya.

Setelah itu, segalanya tinggal sejarah. Fadil bahkan sempat menjadi kapten timnas U-16 sampai akhirnya digantikan oleh David Maulana yang juga berlaga bersama Fadil di AFF Cup 2018.

Ia pun berhasil membawa Indonesia juara AFF Cup 2018 khusus usia U-16. Cerita Fadil ini membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Semuanya dapat dicapai kalau ada niat dan usaha yang giat.

Tag

Editor : Fadli Adzani