Mengenang Serunya Volunteer Asian Games Lyfe~. Dari Nginep di Bandara sampai Jadi Akrab Sama Atlet!

Selasa, 04 September 2018 | 16:32
Dok. Pribadi

Serunya jadi volunteer Asian Games 2018

HAI-Online.com -Kemaren lo pasti nonton acara penutupan Asian Games 2018, dong? Satu hal yang menurut HAI keren adalah sesi ketika para volunteer dipanggil untuk masuk ke lapangan, gabung dengan para atlet. Wa gila, sih. Bagi penyelenggara, volunteerpunya posisi yang nggak kalah penting dari atlet.Sebuah apresiasi yang nggak bakal kebayar

Ikut sumbang tenaga untuk "Energy of Asia" pasti jadi sesuatu yang seksi untuk ditaro di CV. Tapi, HAI yakin, sih, para volunteer ini nggak sekedar nyari panggung untuk karier mereka saja. Kerja keras mereka selama dua minggu lah otomatis bikin mereka bersinar.

Total, ada 15.000 volunteer terpilih (Lo sempat ikut tesnya nggak, bro?).Tentu, mahasiswa mendominasi. Apalagi momennya pas masa-masa awal masuk kuliah. Kelas masih belum terlalu 'panas'. Hehe.

Para volunteer inirela datang dari berbagai daerah dan mengikuti proses seleksi dari berbulan-bulan lalu sampai kos selama bertugas di Jakarta.

BACA DEH:Ini yang Bikin Tamu Rumah Jonatan Christie Betah, Yaiyalah!

Jadi Volunteer Asian Games adalah pengabdian untuk negara

HAIsempat ngobrol-ngobrol dengan paravolunteer.Nggak tanggung-tanggung banyak dari mereka yang berasal dari luar kota loh. Rena Rizkia Saptiani contohnya yang datang dari Lombok. Ia sendiri berminat jadivolunteerlantaran ada pikiran harus berbuat sesuatu buat negara.

"Ya mungkin dengan ini aku bisa membantu negara. Karena selama ini aku terlalu banyak menikmati pemberian negara, baik itu beasiswa dan hal lainnya. Ini saatnya buat aku berbakti pada negara," kata Rena.

Dok. Pribadi

Serunya jadi volunteer Asian Games 2018

Selain itu, menambah pengalaman dan relasi juga jadi alasan banyakvolunteergabung Asian Games. Ary Fauzan yang gabung di Media and Public Relations Departemen bilang nggak mau melewatkan kesempatan emas ini untuk ikut berkontribusi dan menjadi bagian sejarah Indonesia dan Asia.

Hal serupa juga diungkap I Putu Budhi Diovian, mahasiswa asal Banyuwangi yang jadivolunteerbagian Venue & Environment. Menurutnya ini kesempatan sekali seumur hidup dantiming-nya juga pas karena udah nggak ada kelas.

"Aku juga hobi olahraga badminton, ya inilah caraku untuk menyumbangkan tenaga untuk Indonesia," tambah Vian.

Asian Games yang diselenggarakan dengan waktu tertentu, apalagi Indonesia kali ini punya kesempatan jadi tuan rumah emang jadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang gabungvolunteer.Gomos Jekson Silaen cerita keHAIkalau ia emang sempat cari tahu dulu soal Asian Games.

"Pas tahu Asian Games ini cuma sekali 4 tahun, gue langsung tertarik mau gabung, apalagi yang Indonesia sudah bertahun-tahun tidak menjadi tahun rumah."

Fasilitas yang didapat

Selama gelaran ini, paravolunteermendapat uang makan sebesar Rp150.000 dan uang transportasi sebesar Rp150.000.

"Kita bukan dibayar, lebih tepatnya kita mendapatkan uang makan dan transportasi saja," kata Rena salah satuvolunteerdari Lombok yang bertugas dalam divisi transportasi di airport.

Uang tersebut pun dikasih dengan termin khusus sob, yakni per 5 hari absen setelahnya baru diproses selama 2 atau 3 hari untuk pendistribusian. Sebelumnya mereka juga perlu nunggu absen dari semua divisi dulu. Jadi, kalau masih ada divisi yang belum setor absen, uang nggak bakal cair. Absennya sendiri juga harus ada tanda tangan dari koordinator sebelum diberi stempel HRV.

Dok. Pribadi

Serunya jadi volunteer Asian Games 2018

Paravolunteerjuga dapatoutfitlengkap. Mulai dari baju, jaket, tas, celana, topi, sepatu, sampai kaos kaki! Mereka bisa dicirikan nih, baju merah dengan celanachinos.

Sebenarnya, tersedia juga fasilitas beberapa penginapan untuk mereka, tapi sob jumlah dan lokasinya terbatas. Jadi, banyak dari paravolunteeryang memilih tinggal di tempat lain, misal kos atau ikut tinggal bersama saudara di Jakarta.

Jadi volunteer Asian Games kerjanya apa aja sih?

Kata siapa untuk gabung jadivolunteerAsian Games 2018 mudah? Para mahasiswa yangHAIwawancara perlueffortlebih dari awal pendaftaran sampai selesai. Pertama-tama mesti melalui sesi berkas dan diundang buat test viaemail.Testnya sendiri berupa IQ, FGD bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, daninterview.Ada sesi psikotes juga loh.

Just fyi,jadwal selama proses pendaftaran dinilai suka nggak jelas.

"Sebenarnya diwebsitesudah dibilang bulan-bulannya, tapi tanggalnya nggak jelas. Dan kita di-emailkadang H-1 jadi suka mendadak. Jadinya kedapetan harga tiket yang mahal," kata Rena yang sampai menginap di bandara selama proses seleksi dantraining.

Pengecualian buat Ary bro karena sebelumnya udah ikut Invitation Tournament Asian Games 2018 in Athlete Villaga and Service Department. Jadi dia nggak perlu tes lagi, tinggal ikut pelatihan aja berupa pemaparan materi soal olimpiade, INASGOC, Asian Games, hal-hal terkait divisi, dan lainnya.

"Rangkaian terakhir itu Job Spesific Training. Setelah itu baru fix ditempatkan di mana deputi apa departemen apa gitu," kata Gomos.

Awalnya emang mereka udah disuruh pilih mau masuk divisi apa, tapi keputusan akhir ditentukan pihak Asian Games. Kayak Rena nih contohnya, awalnya diaapplyuntuk divisi Ceremony, cuma akhirnya kelempar ke Transportasi.

Eitss, setelah melalui itu semua kehidupan jadivolunteerAsian Games 2018 nggak lebih mudah. Para mahasiswa ini perlu menjalankanjob desc-nya secara tepat.

Dok. Pribadi

Serunya jadi volunteer Asian Games 2018

"Kebetulan aku bagian Venue Operation. Aku biasanya keliling-kelilingvenuegitu, memastikan semua udah siap belum. Berhubung aku ditempatkan di GOR Bulungan yang dipakai voli, jadi tugasku ngecekchanging roomatlet, udah bersih belum, udah wangi belum, ngecek minuman sam aes yang buat atlet udah siap apa belum," kata Vian.

Ia menambahkan nih, kalau yang di luar udah beres semua dia bakal masuk ke dalamvenueFoP (Field of Play dan Tribune) untuk bantu mengarahkan penonton dan ngecek lagi fasilitas di tribun.

Beda lagi sama Rena di divisi Transportasi. Dia bertugas untuk menyediakan transportasi untuk para kontigen tiap negara, dari mulai atlet, presiden cabang olahraga dari kontigen, wasit, dan lainnya. Kebetulan Rena bertugas di Bandara Soetta dan mengarahkan tamu ke akomodasi masing-masing.

Kalau Gomos dengan divisi yang sama, tapi bertugas di Athlete Village. Jadi dia berkordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk penyediaan Transjakarta dan mini bus. Selain itu koordinasi juga dengan kepolisian untuk pengawalan.

Dok. Pribadi

Serunya jadi volunteer Asian Games 2018

"Berhubung guain chargedi Football Man, gua ngurus jadwal keberangkatan media dari MPC di JCC ke stadion. Gue mengarahkan mereka untuk registrasi dan ke Media Center, sampai mereka bertugas. Di akhir pertandingan, gua juga bantu manggil 1player,1coach,dan 1translatordari negara yang selesai tanding untuk Press Conference," kata Ary di divisi lain.

Ary nambahin nih, kalau dia juga bantu mengawasi media dimix zonedan menemani media keshuttle busuntuk pulang.

"Jadi karena media merupakan salah satu tombak kesuksesan acara, kita sangat berusaha memberikan sambutan yang baik dan kenyamanan bertugas untuk mereka," tambah Ary.

Selain itu, masih banyak loh divisi lain denganjob descmasing-masing.Jam kerjanya pun beragam dengan pembagianshiftdenganvolunteerlain.

"Jam kerjanya bervariasi, kalaumatch-nya cepat, kita juga pulang cepat. Paling cepat pulang jam 21:30. Terus juga ada evaluasi setelahnya," kata Vian yang di divisinya dibagi jadi 2shift.

Pembagianshiftjuga dialami Rena, bahkan divisinya dibagi jadi 3shiftdengan masing-masingshiftbekerja selama 8 jam per hari.

Sedangkan Ary mesti siap selalu dari pukul 10:00 sampai 23:00 sesuai pertandingan.

Suka duka selama bertugas

Selama bertugas, banyak banget loh pengalaman yang paravolunteerdapat. Semua itu pun berkesan bagi mereka. Dari mulai hal konyol, haru, senang karena bisa bertemu atlet kelas dunia, sampai mesti menahan sabar.

Salah satu yang unik datang dari pengalama Gomos nih bro. Katanya sih suka banyak atlet negara lain yang tiba-tiba bisa ngomong bahasa Indonesia. Mereka juga dinilai sangatfriendly,bahkan ngajak main sulap, kartu, dan lainnya.

Dok. Pribadi

Serunya jadi volunteer Asian Games 2018

Kelakuan atlet emang ada-ada aja bro. Rena juga cerita keHAIkalau ada atlet yang tiba-tiba hilang dan tahunya udah pakai taxi sendiri. Rena dan paravolunteerpun kebingungan nyari karena nggak ada konfirmasi sebelumnya dari si atlit.

Pengalaman unik dan haru juga dibagi Vian yang jadi bro banget dengan atlit.

"Jadi aku pernah bantu pesenin transportasi online untukofficial Jepang.Dan setiap kali dia mampir ke GOR Bulungan pasti nyariin aku, jadi uda kayak langganan gitu. Padahal udah aku suruhinstallaplikasinya sendiri, kata Vian.

Lebih lanjut, Vian bilang katanya para atlet itu mau balik ke Jepang dan waktu dia masih bekerja dipanggil-pangil kasih isyarat mau ajak ketemu habis pertandingan.

"Eh ternyata dia mau minta tolong cariin transportasionlinelagi ke bandara. Dan aku dikasih kaos kaki, kartu nama, samapin limited editionpunya dia yang katanya spesial buat aku," lanjut Vian

Nggak jarang emang paravolunteerdapat barang kenang-kenangan dari para atlet, sampai makanan khas loh!

Di samping keseruan tersebut, ada juga loh pengalaman kurang menyenangkan.Vian yang tugasnya ngecek berbagaivenuemesti tahan-tahan kalau lihat kondisi kotor.

Dok. Pribadi

Serunya jadi volunteer Asian Games 2018

"Adacaseyang mungkin beberapa negara atletnya bisa dibilang jorok ya hahahchanging roompasti bau banget setelah mereka pakai," kata Vian.

Duka lain juga mungkin mesti menahan sabar berkoordinasi dengan banyak orang. Gomos cerita kalau suka ada lempar-lemparan tanggung jawab dengan divisi lain, bahkan sampai "adu urat" ngurusin atlet yang salah naik kendaraan sampai diskusi alot dengan pihak lain.

Terlepas dari itu semua, jadivolunteerAsian Games 2018 emang jadi pengalaman tersendiri yang banyak pelajaran di dalamnya. Ary bilang kalau ini jadi ajang dia mengasahskillbahasa Inggris. Selain itu Vian juga cerita bisa merasakan seperti kerja sesungguhnya.

"Being a volunteer is like an internship for me." (*)

Tag

Editor : Rizki Ramadan