HAI-Online.com - Demi menjalankan sistem kelistrikan kendaraan, aki jadi komponen utama biar starter electric, klakson, lampu dan banyak sistem di sepeda motor bekerja.
Nah, so far, aki yang beredar di pasaran cuma dua. Aki kering dan aki basah. Dari keduanya, mana, sih, yang lebih baik?
Dilansir dari Gridoto.com, kedua jenis aki ini sama baiknya, kok.
"Balik lagi ke penggunanya, kalau memang mau dan rajin mengecek kondisi aki, boleh pakai aki basah, kalau tidak lebih baik pakai aki kering," buka Abdul, Teknisi Yuasa saat ditemui di BSD, Tangerang kepada GridOto.com.
CEK JUGA NIH:Jangan Kaget! Warna Pelat Nomor Kendaraan Indonesia jadi Putih
Hal itu diungkapin Abdul bukan tanpa alasan. Soalnya, aki basah emang butuh perawatan yang lebih intensif dibanding aki kering.
"Karena aki basah wajib dicek secara rutin posisi air akinya, jangan sampai takarannya di bawah garis low," sambung Abdul.
"Jadi harus ditambah air akinya sampai batas aman," lanjutnya.
Kalo nggak dirawat, aki basah bakalan lebih cepet rusak dibanding aki kering.
"Kalau aki basah enggak dirawat, baru 4 bulan juga sudah rusak, beda dengan aki kering yang hanya tinggal dipakai saja," kata Abdul lagi.
Emang kalo dilihat dari sisi kepraktisannya, aki kering emang tinggal pake. Kalo abis ya nggak bisa diapa-apain, selain dikoleksi, kalo nggak dibuang. Hehe..
Tapi kalau dirawat, umur kedua jenis aki sebenarnya sama, kok. "Sama saja umurnya, bisa lebih dari 2 tahun kalau perawatannya benar," ujar Abdul.
Emang boleh ganti aki motor yang bertipe basah dengan aki kering? Sah-sah aja, sob.
"Kalau awalnya beli motor dapatnya aki basah, boleh saja diganti aki kering biar enggak perlu perawatan ekstra, yang penting ampere-nya sama," pungkasnya.