Asal Siap Ngebut, Sekolah Di SMA Dengan Sistem SKS Bikin Lo Lebih Cepet Lulus!

Selasa, 28 Agustus 2018 | 17:59
HAI

SMA Pakai Sistem SKS

Penulis: Syifa Nuri

HAI-Online.com – Sebagian dari kalian mungkin masih asing dengan istilah Sistem Kredit Semester (SKS). Jelas aja, SKS emang lebih dikenal di ranah perkuliahan. Namun, sejak beberapa tahun yang lalu, Kementrian Pendidikan Nasional mulai merancang sistem SKS untuk diterapkan pada sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia.

SKS sendiri adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang membebaskan murid untuk bisa menentukan sendiri berapa banyak beban belajar yang akan diikuti tiap semesternya. Berbeda dengan kurikulum biasa, yang masih memberikan keleluasaan pada sekolah untuk merancang beban belajar yang akan diberikan pada siswanya. Biasanya beban belajar ini sudah terprogram dari tahun ke tahun.

Pengelolaan dari sistem SKS ini sebenarnya dibebaskan pada sekolah masing-masing. Namun, pada umumnya sistem SKS ini para siswa di awal semester akan diberikan Kartu Rencana Studi (KRS), seperti halnya yang dialami mahasiswa. Setelahnya, siswa akan dibebaskan untuk mengatur KRS sesuai dengan kemampuan mereka. Mau berapa mata pelajaran yang ia ambil untuk semester tersebut.

Di awal masuk sekolah, siswa akan diberikan KRS paket. Kemudian sesuai dengan hasil indeks prestasi (IP) yang diperoleh pada semester pertama, akan mempengaruhi seberapa banyak mata pelajaran yang bisa siswa tersebut ambil di semester kedua.

BACA JUGA: Dari Bullying Sampai Tawuran, Ini Jawaban Senior Tentang Segala Hal Yang Ditakuti Anak SMA

Sistem SKS di Sekolah Unggulan

Sejauh ini sudah ada sekitar 200 sekolah di seluruh Indonesia yang menerapkan sistem SKS ini. Salah satunya adalah SMA Negeri Mohamad Husni Thamrin atau yang lebih dikenal dengan SMANU MHT. SMA yang terletak di Jakarta Timur ini adalah salah satu sekolah di Jakarta yang baru saja menerapkan sistem SKS pada tahun ajaran 2018/2019 ini.

Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMANU MHT Jaenudin berkata bahwa, sekolahnya baru siap untuk melaksankan sistem SKS ini sekarang walaupun dari pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta sudah meminta untuk melaksanakan sejak 2 tahun lalu. Persiapan yang cukup banyak menjadi alasan mengapa ada penundaan dari pihak sekolah.

“Persiapannya cukup banyak, pertama pasti sosialisasi sama guru dan staff. Lalu juga sama calon siswa dan wali murid, saat sebelum pendaftaran mereka di-briefing dulu soal ini. Apakah mereka keberatan atau tidak,” ujar Jaenudin.

Sistem SKS yang diterapkan oleh SMANU MHT sendiri cukup berbeda dari sistem SKS yang diterapkan di sekolah lain. Hal ini dikarenakan SMANU MHT adalah sekolah unggulan yang memiliki 3 jenis kurikulum berbeda. Yaitu kurikulum K-13, kurikulum Cambridge, dan kurikulum Olimpiade.

Dalam sistem SKS di MHT ini, MHT mengambil dasar dari K-13. Setiap mata pelajaran akan dibagi menjadi beberapa Unit Kerja Belajar Mandiri (UKBM) yang merupakan panduan bagi siswa tentang kompetensi dasar (KD) atau bab apa saja yang akan mereka pelajari dalam mata pelajaran tersebut. Dan setelah siswa mampu menyelesaikan 1 KD, mereka bisa langsung meminta ulangan harian (UH) pada guru, dan melanjutkan proses belajarnya ke KD selanjutnya.

Menurut staff Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Purwadi, tujuan dilaksanakannya sistem SKS di SMA adalah, supaya sekolah bisa leluasa mengakomodasi anak yang belajar dengan cepat. Siswa yang mampu menyelesaikan pendidikan dengan lebih cepat, akan dibantu. Begitu pun dengan anak yang sulit mengikuti, akan dibantu dengan keleluasaan mengatur waktu belajar.

Selain itu, sekolahjuga bisa mengembangkan kemandirian siswa dalam menentukan pilihan karier dan mata pelajaran yang dibutuhkan. Beban mata pelajaran yang selama ini terlalu banyak juga bisa berkurang, dan membuat siswa bisa mencapai kompetensi mata pelajaran lebih luas dan mendalam.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ingin sistem SKS ini bisa melayani siswa dengan lebih baik. Makanya penyusunan kurikulumnya pun tak jauh berbeda, yaitu tetap berdasar dengan K-13, dengan pengemasan sesuai kebijakan sekolah.

Jadi Tantangan Baru

Karena sistem SKS yang baru diterapkan tahun ini, membuat hanya siswa kelas X saja yang mengalaminya. Baru saja lulus dari SMP dengan sistem belajar reguler, tentu saja membuat sistem SKS ini jadi tantangan tersendiri buat para siswa kelas X di SMANU MHT ini. Salah satunya adalah Larasati Tiara Rachim.

Siswi kelas X-1 ini sempat merasa kaget saat pertama kali tahu akan adanya sistem SKS di calon SMA-nya waktu itu. Walaupun kaget saat pertama kali tahu, tapi untungnya siswi yang akrab disapa Tiara mampu untuk mengikutinya.

“Karena ada UKBM jadi belajar mandiri kita bisa lebih gampang karena semua instruksinya dan tugas udah jelas di UKBM-nya. Kita juga tetep belajar bareng-bareng, kalau ada yang nggak ngerti pasti saling ngajarin gitu,” ujar Tiara.

Hal senada juga dirasakan oleh Faaris Ahmad Nashif. Cowok ini mengaku kalau sistem SKS ini memang cukup berat, tapi sejauh ini belum merasakan kesulitan yang berarti selama mengikutinya. Faaris juga nggak kesulitan dalam beradaptasi dengan sistem ini karena bersama teman sekelas, beban jadi lebih ringan.

Mayoritas murid di SMANU MHT memang lebih memilih untuk mengikuti pelajaran dengan normal sesuai UKBM yang sudah ditentukan. Pasalnya, SMANU MHT memang dikenal dengan kurikulum pelajaran yang beda dari yang lain, jauh lebih cepat dan jauh lebih banyak. Sehingga tanpa sistem SKS pun para murid sudah merasa ngebut.

Untungnya UKBM jadi salah satu faktor yang bertujuan untuk mempermudah cara belajar siswa. Dengan cukup lancarnya proses adaptasi yang dialami, membuat beberapa siswa jadi punya keinginan untuk memanfaatkan sisrem SKS ini untuk bisa menyelesaikan beberapa pelajaran lebih cepat. Atau bahkan sampai lulus lebih cepat.

Dafina Farah Fatima juga mendedikasikan dirinya untuk mempercepat proses belajarnya di pelajaran yang tidak membutuhkan proses penjelasan lebih lanjut dari guru.

“Kalau aku pengen ngebut di bahasa Inggris sama biologi. Karena emang udah passion di Inggris dan biologi sama Inggris itu salah satu pelajaran yang dengan dibaca itu bisa dipahami, kalau fisika sama kimia gitu kan biasanya harus dijelasin dulu baru ngerti,” jelas Dafina.

Selain ingin mengejar pelajaran tertentu, Dafina juga punya keinginan untuk bisa lulus lebih cepat. Alasannya karena dengan lulus lebih cepat, dia akan bisa mendapatkan pengalaman jauh lebih banyak. “Tapi tentu aja aku nggak mau maksain tubuh aku kalau nggak bisa cepet-cepet. Buat aku sih yang penting nikmatin aja dulu kehidupan SMA sekarang.”

Tag :

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya