Anak Muda Gampang Sembuh dari Trauma Gempa, Begini Tiga Caranya!

Senin, 06 Agustus 2018 | 16:28
ABC

Anak Muda Gampang Sembuh dari Trauma Gempa, Begini Caranya!

HAI-Online.com – Bencana gempa bumi belum lama ini dirasakan oleh teman-teman kita di Lombok dan sekitarnya.Nggak tanggung-tanggung, dengan kekuatan 7,0 SR guncangan bumi di Indonesia Tengah itu bikin bangunan rumah, gedung sekolah dan beberapa fasilitas umum jadi hancur berantakan.

Nggak cuma bangunannya yang hancur, bencana alam tak terduga ini juga yang bikin teman-teman kita merasakan ketakutan dan sedih lantaran melihat saudara mereka terluka bahkan menyaksikan beberapa temannya meninggal.

Sebagian lagi ada juga yang terputus komunikais dengan anggota keluarga karena terpisah dengan mereka atau terjebak di reruntuhan bangunan. Semua kejadian itu, kadang menjadi teror terutama bagi teman-teman korban gempa.

BACA JUGA:Terjadi Gempa Saat di Sekolah? Nggak Perlu Panik! Ini Dia yang Perlu Kamu Lakukan

Ada informasi dari sisi psikologi bahwa setelah bencana, teman-teman korban gempa cenderung lebih sensitif terhadap apa yang ada di sekelilingnya.

Nggak sedikit yang gampang mengingat lagi, suara-suara bising, bau-bau ketakutan, sensasi, dan perasaan dalam hati akan kejadian kemarin itu membuat anak sesuai remaja dan orang dewasa terngiang lagi akan bencana alam yang menimpanya.

Meski sudah berlalu, trauma tersebut bakal bisa menghancurkan mental, pandangan dan reaksi emosional para korban.

Situsnctsn.org pernah melansir, ingatan umum seperti tentang retakan di dinding, suara reruntuhan, bangunan yang dihancurkan, bau api dan asap, pemakaman, sampai artikeldi televisi yang memberitakan soal kengerian gempa bakal tetap menghantui korban yang trauma.

Dari hasil penelitian tentang efek gempa dan dampak psikologis yang biasa dialami oleh para korban gempa usia anak dan remaja, setidaknya menyebutkan bahwa; mereka yang pernah menjadi korban bencana alam dan kehilangan anggota keluarga akan mengalami trauma dan kesedihan yang sangat mendalam.

Kecemasan yang dialami anak-anak dan remaja bisa sangat beragam akibat bencana alam ini.

Anak-anak dan remaja dapat kehilangan kepercayaan pada jaminan keamanan di dunia dan kemampuan orang dewasa dalam melindungi mereka.

Nah, di balik dampak psikologis dari gempa bumi yang mengerikan tersebut, tentunya ada layanan terapi yang bisa diberikan ke para korban untuk membantu mereka pulih dari mimpi buruknya.

Pertolongan Pertama Psikologis ini dikenal juga sebagaiPsychological First Aid(PFA).

Dilansir dari Rappler, penulis dan dokter kejiwaan Novanti Ria Yusuf menyebut PFA ini sangat relevan dengan Indonesia yang rentan mengalami berbagai bencana alam. Yang terbaru adalah kejadian pada Minggu (5/8/2018) kemarin yaitu adalah gempa7 SR di Lombok dan sekitarnya.

Bencana alam ini cukup besar dampaknya, termasukstressorpsikososial yang bersifat katastropik sehingga mengancam nyawa atau integritas seseorang. Akibatnya diperlukan penanganan yang menyeluruh dan bersifat segera agar dapat mencegah terjadinya gangguan jiwa berat.

Tentu nggak bisa dibiarkan, HAI.grid.ID sudah merangkum bagaimana cara mengatasi trauma buat teman-teman yang mengakami kejadian gempa kemarin, antara lain:

Daily Express

Korban gempa di Lombok kehilangan rumah tinggal

Pertama, jika ada teman yang mengalami trauma, atau jika kamu sendiri yang mengalaminya, sebaiknya tetap menjaga kesadaran untuk tetap stabil. Hal ini akan menciptakan rasa aman bagi individu. Dengan rasa aman individu itul seseorang akan mulai merasa nyaman dan tidak lagi tertekan, bahkan ketakutn akan bayangan trauma yang pernah dialaminya.

Kedua, berbagi cerita kepada orang lain. Jika kamu yang mengalami maka carilah orang yang tepat untuk mendengar keluh kesah dan ketakutan yang mendera saat terjadinya bencana, jika teman yang mengalami, bantulah ia dekat dengan orang yang menjadikannya nyaman seperti keluarga dekat atau kerabatnya. Jika belum menemukan, kamu bisa membuat ia nyaman dengan mendengar pernyataan dan cerita yang mau dibagikannya.

Akan lebih tepat juga, jika ia bercerita ke orang yang mengerti secara keseluruhan soal kejiwaannya seperti psikoloh, atau orang yang emosionalnya stabil.

Tribunnews

Korban gempa

Ketiga, bangun lagi kepercayaan diri. Caranya setelah menumpahkan cerita ke orang yang tepat, korban penyintas) harus berupaya mengikhlaskan apa yang sudah dilewatinya dengan hati yang lapang.

Tahapan ini memang sulit, namun jika dilakukan secara perlahan, hal itulah yang bisa mengembalikan kepercayaan seseorang untuk memperbaiki kehidupan yang lebih baik.

Kami doakan semoga teman-teman di Lombok dan korban gempa tak mengalami trauma berkepanjangan ya. (*)

Tag

Editor : Fadli Adzani