HAI-ONLINE.COM - Para ahli mengatakan, manusia nggak akan bisa tinggal dengan nyaman di Mars.Para ilmuwan telah lama berharap bahwa kita mungkin dapat mengubah Mars agar memiliki atmosfer yang sama seperti Bumi. Salah satu rencananya dengan menjatuhkan senjata termonuklir di kutub planet tersebut – sebuah ide yang didukung Elon Musk.Namun, menurut studi terbaru yang dipublikasikan pada Nature Astronomy, karbon dioksida di Mars ternyata nggak cukup sehingga atmosfernya belum layak dihuni manusia. Paling-paling, kita hanya bisa mencapai seperlima dari apa yang dibutuhkan dan menaikkan suhu permukaan kurang dari 10 derajat celsius.Pendukung gagasan terraform atau “membentuk Bumi” sering membanggakan rencana ini. Mereka bermaksud menggunakan gas rumah kaca yang tersimpan di bebatuan Mars dan es di kutub. Kalo gas tersebut dilepaskan kembali ke atmosfer, itu akan membuatnya lebih tebal, memanaskan planet, dan memungkinkan cairan tetap berada di permukaan.Dengan begitu, penduduk Mars di masa depan dapat berkeliaran di sekitar planet itu tanpa mengalami kematian.
Cek: Ketika Vans Edisi Van Gogh Difoto Bareng Lukisan Vincent Van GoghMenurut Bruce Jakosky dan Christopher Edwards, peneliti studi ini, satu-satunya gas rumah kaca yang hadir dalam jumlah cukup tinggi di Mars untuk menghangatkannya adalah karbon dioksida.Mereka mengeksplorasi semua ‘waduk gas’ di seluruh planet untuk melihat seberapa banyak yang tersedia – menggunakan informasi dari rover dan pesawat luar angkasa yang telah meneliti Mars. Namun, jumlahnya jauh dari cukup.Dengan kata lain, nggak mungkin untuk melakukan terraform di Mars tanpa teknologi terbaru yang belum ditemukan saat ini.Para ilmuwan akan belajar lebih banyak tentang kadar air dan karbon dioksida di planet merah di tahun-tahun mendatang. Termasuk mengirim lebih banyak wahana luar angkasa ke sana.Yang pasti, kita harus menemukan waduk karbon dioksida yang lebih besar agar rencana menempati Mars berhasil.
Artikel ini pertama kali tayang di National Geographic Indonesia dengan judul "Manusia Belum Bisa Menempati Planet Mars, Apa Alasannya?"