HAI-ONLINE.COM - Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) menyelenggarakan diskusi publik bertema Perlunya Literasi Media untuk Anak-anak Indonesia, di Galeri Tri Prasetya LPP RRI, Jakarta, Selasa (31/07/2018). Penyelenggaraan diskusi ditujukan untuk membahas dampak penggunaan gawai (gadget) terhadap perilaku anak-anak, terutama di Indonesia.Menurut Dirjen Niken, ada alasan secara kesehatan dan psikologis yang menganjurkan agar anak-anak sebaiknya belum menggunakan gadget. Radiasi pancaran sinar gadget dinilai bisa membahayakan kesehatan kepada anak.Begitu juga dengan banyaknya konten pada fitur gadget yang dikhawatirkan nggak diketahui anak-anak apakah merupakan positif atau negatif. Oleh sebab itu, Dirjen IKP mengimbau, supaya para orang tua amat mengawasi perkembangan aktivitas anaknya terkait penggunaan gadget.Dalam kesempatan ini, Dirjen Niken mengutip pernyataan Menkominfo Rudiantara, kalo perlu dilakukan diet atau justru puasa memanfaatkan serta menggunakan gadget. Bahkan pada usia remaja saja, di usia 12 hingga 18 tahun sebaiknya menggunakan gadget selama dua jam saja, ucap Niken."Menurut ikatan dokter di Kanada, kalau di sana itu, anak usia 0 sampai 2 tahun nggak diperbolehkan dulu memegang gadget," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Rosarita Niken Widiastuti yang jadi salah satu pembicara dalam diskusi itu.Dirjen Niken memaparkan, rata-rata pemakaian gadget di kalangan anak-anak adalah sebelas jam dan sebagian besar hanya tahan tujuh menit untuk nggak menggunakannya.“Banyak pendiri media sosial seperti Mark Zuckerberg atau Bill Gates melarang anaknya memiliki gadget sampai usia mereka 13 tahun karena dikhawatirkan di usia semuda banyak terpapar konten yang belum layak dikonsumsi,” ujar Niken.
Cek: Terungkap, Ada Secret Avengers di Film Avengers: Infinity War
Upaya perangi konten negatif
Penyebaran konten negatif di internet dirasakan amat masif. Berdasarkan data yang ada, sebanyak 800 ribu konten negatif atau bohong (hoax) setiap tahunnya menyebar di Indonesia.Dirjen Niken menjelaskan, ada dua upaya pendekatan memberantas konten negatif di internet. Pendekatan pertama, kata Niken, melalui sosial dan budaya dengan menyadarkan masyarakat mengenai bahayanya konten negatif."Pendekatan kedua dengan cara memblokir, menutup dan menghapus konten yang nggak sesuai dengan norma luhur Indonesia," tutur NikenNiken mengungkapkan, Kementerian Kominfo hingga saat ini terus mengampanyekan pentingnya literasi media kepada masyarakat untuk memberantas penyalahgunaan gadget dengan mengakses konten negatif.Bentuk realisasinya antara lain, Niken mengatakan, dibuatnya situs web indonesiabaik.id serta diselenggarakannya berbagai ajang kompetisi melalui aplikasi yang dikelola Kemenkominfo. Niken berharap, upaya yang dilakukan tersebut mampu mengalihkan generasi muda Indonesia dari pengaruh konten negatif.Diskusi publik Perlunya Literasi Media untuk Anak-anak Indonesia digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional pada 23 Juli lalu. Sebagai informasi, berdasarkan survey APJII tahun 2016, ada 768 ribu anak Indonesia usia 10-14 tahun telah mengakses internet. Usia 15-19 tahun sebanyak 22,5 juta anak dan 20-24 tahun sebanyak 22,3 juta.