Demam Mobile Legends di Sekolah: Push Rank Di Kelas Sampai Jadi Program OSIS!

Senin, 30 Juli 2018 | 12:42
Syifa/HAI

Sejumlah Siswa main Mobile Legends di sekolah

HAI-Online.com - Siapa sih yang nggak tahu game Mobile Legends? Dalam setahun terakhir ini Mobile Legends jadi game paling populer khususnya di Indonesia. Hal itu kemudian membuat Mobile Legends mengadakan kompetisi MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) tingkat Asia Tenggara.

Kompetisi bertajuk Mobile Legends Southeast Asia Cup (MSC) ini sudah dilaksanakan sejak 2017 lalu. Dan istimewanya, tahun ini Indonesia berkesempatan untuk jadi tuan rumah, sob! Selain itu, pertandingan grand final-nya akan disiarkan secara langsung dari JIExpo Kemayoran Jakarta, pada Minggu (29/07) mendatang.

Di kalangan pelajar, demam Mobile Legends sudah meradang satu tahun belakangan ini. Beberapa sekolah bahkan sampai menggelar kompetisinya sebagai bagian dari program OSIS.

Nggak heran, sih, pemain game aktif memang banyakan dari kalangan anak-anak dan remaja.

Cewek-Cowok Pun Doyan Main Mobile Legends

Kenalin, nih, Karina, cewek kelas 11 sekolah menengah atas di Depok yang mengaku bahwa dirinya sudah main game online sejak duduk di bangku sekolah dasar.

“Mungkin aneh ya, aku cewek tapi main Mobile Legends. Tapi karena emang dari dulu udah sering banget main game kayak Counter Strike atau DotA bareng kakak cowok aku. Dan sekarang malah kecanduan.”

Karina mengaku bahwa saking sukanya main game online terutama Mobile Legends, ia sampai punya ponsel khusus untuk main game semacam ini.

“Karena game PUBG kayak gini kan pasti berat banget, dan aku enggak cuman install 1 game aja gitu, jadi pake 1 hape yang khusus buat main game aja,” jelas Karina.

Psst. Ada Yang Suka Push Rank di Kelas!

Petrus, David, Andre, dan Windi juga beberapa di antara para siswa SMA yang suka banget main Mobile Legends. Saking sukanya, murid di SMA 1 PSKD Jakarta ini dalam sehari bisa meluangkan waktu sampai berjam-jam buat main. “Bisa seharian sih, apalagi kalo lagi mau nge-push rank gitu. Bisa lupa waktu,” kata David.

Untuk yang belum tahu,push rankitu adalah ketika kita ngejar kenaikan peringkat kita di game. Di Mobile Legends sendiri ada enam rank, yaitu:Elite, Master, Grand Master, Epic, Legends, dan Mythic

Senada sama David, Andre dan Petrus pun ngaku bahkan di sekolah mereka juga sering banget main Mobile Legends. “Karena sekolah kita ada jam bebas gitu, yang di mana kita bebas mau ngapain aja asal tugas udah selesai, jadi seringnya ngisi waktu jam bebas dengan main Mobile Legends,” terang Petrus.

Hampir sama dengan ketiga cowok tadi, seorang siswi SMA di Jakarta bahkan mengaku dengan malu-malu kalo doi sering main Mobile Legends di kelas, bukan pas jam bebas aja.

“Pas ada guru dan lagi belajar juga pernah hehehe,” kata cewek kelas 12 ini.

Jadi Program OSIS

Demam Mobile Legends ini saking luasnya, nggak cuman jadi kegiatan biasa aja sob. Beberapa sekolah ada yang sudah mengadakan turnamen Mobile Legends. Salah satunya adalah SMA Buddhis Bodhicitta, Medan, Sumatera Utara. Pada bulan Mei lalu, OSIS SMA Buddhis Bodhicitta mengadakan lomba antar siswa SMP dan SMA setingkat kota Medan.

Menurut Ketua OSIS SMA Buddhis Bodhicitta Billy Christanto, mereka menyelenggarakan kompetisi ini karena besarnya antusiasme siswa terhadap game Mobile Legends. “Selain itu tujuan kita juga ingin mempererat persahabatan antar sekolah, meningkatkan pengalaman antar peserta, dan memberikan kesempatan para gamer pelajar untuk berkompetisi,” ujar Billy.

Lomba yang sudah diadakan sejak 2 tahun lalu ini awalnya berangkat dari banyaknya atlet MOBA yang ada di SMA Buddhis Bodhicitta. “Banyak banget siswa yang gamer MOBA, kalo di sekolah kami ada 2 MOBA yang hits, Mobile Legends sama Arena of Valor.”

Demam Mobile Legends di kalangan pelajar juga nggak cuma buat main-main aja, sob. Banyak juga kok pelajar SMA yang mulai main dengan serius. Salah satu caranya dengan membentuk squad. Squad ini kemudian akan jadi jalan mereka untuk bisa tanding di berbagai turnamen.

“Kan syaratnya untuk ikut turnamen itu harus punya squad dulu. Selain itu kalo udah punya squad, apalagi udah lama bareng, bakal lebih mudah mainnya. Karena strategi atau rencana yang dibuat per squad kita udah paham banget karena sering main bareng,” jelas Gery, siswa kelas 10 sekolah menengah atas di Bandung.

Squad yang dibentuk anggotanya seringkali berasal dari satu wilayah yang sama. Seringnya sih, teman satu sekolah. Kayak Fahmi, cowok kelas 11 sekolah menengah atas di Bandung ini mengaku dirinya memutuskan untuk bikin squad bareng teman dekatnya di sekolah.

“Alasannya sih karena udah kenal banget satu sama lain, jadi mainnya lebih enak. Udah hafal duluan kebiasaan dan sifat masing-masing, lebih mudah menyesuaikannya. Terus juga bisa latihan bareng di satu tempat karena tinggalnya deketan.”

Pihak Sekolah Mulai Terbuka Dengan E-Sports

Demam eSport yang saat ini sedang melanda juga dilirik sama salah satu sekolah yang ada di Jakarta. SMA 1 PSKD Senen, Jakarta Pusat, sejak tahun 2016 lalu bahkan merancang sebuah program khusus untuk kegiatan eSport para siswanya.

Menurut Kepala SMA 1 PSKD Yohanes P. Siagian, mengadakan program eSport di sekolah sudah pasti banyak pro dan kontra yang menyertainya. Tapi, karena eSport sekarang ini sudah berkembang begitu luas bahkan sudah jadi bidang yang memungkinkan bagi siswa untuk membangun karirnya selepas SMA. Maka siswa SMA 1 PSKD mulai dipersiapkan untuk bisa mengeksplorasi bidang tersebut dengan lebih mendalam.

Saat ini program eSport di SMA 1 PSKD telah meliputi 3 cabang utama; League of Legends, Defence of The Ancients 2 (DotA2), dan Counter Strike (Global Offensive). Selain itu ada juga 2 cabang sekunder; Vainglory dan Hearthstone.

Mobile Legends sendiri memang belum masuk menjadi salah satu cabang resmi dari program eSport yang diadakan oleh SMA 1 PSKD, tapi bukan tidak mungkin bahwa di tahun ajaran ini Mobile Legends bisa dimasukan menjadi salah satu cabang permainan.

“Sekarang masih dalam proses pengajuan. Kemarin belum terlalu banyak peminatnya jadi enggak ada. Tapi kalo di tahun ini banyak peminatnya dan masuk kuota kelas, pasti diadakan. Karena sekolah selama ini selalu mendukung apapun kegiatan anak-anak selama itu ada positifnya sih,” jelas Petrus yang adalah Wakil Ketua OSIS SMA 1 PSKD.

Wah, bukan nggak mungkin nih nanti di setiap sekolah ada ekskul e-sports

Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya