HAI-Online.com – Installment terbaru dari seri film yang mengisahkan tentang Ethan Hunt sang agen rahasia IMF akhirnya rilis juga, sob! Yap, bener banget, seri Mission: Impossible kembali hadir setelah film terakhirnya rilis pada 2015 lalu.
Di seri terbarunya ini, diceritakan bahwa The Syndicate yang adalah organisasi kriminal yang udah dihancurkan sama Ethan di installment Rogue Nation, ternyata masih ada. Walaupun Solomon Lane (Sean Harris) udah tertangkap, tapi kelompok anarkis ini ternyata masih ada dengan nama kelompok baru, The Apostles.
Ethan (Tom Cruise), Benji (Simon Pegg), dan Luther (Ving Rhames) diminta untuk merebut material nuklir yang sebelumnya dicuri sama The Apostles dari misi mereka di Berlin yang gagal.
Dalam misi redemption ini, petinggi CIA Erica Sloan (Angela Bassett) yang marah, mengirim agen CIA bernama August Walker (Henry Cavill) untuk mengamankan plutonium. Dan dalam misi tersebut, Ethan juga ketemu lagi sama si agen MI6 Ilsa Faust (Rebecca Ferguson) yang punya rencana tersendiri.
Trauma Ethan Hunt
Dalam installment terbarunya ini, banyak perubahan yang signifikan terlihat antara film ini dan film sebelumnya. Walaupun ditukangi oleh orang yang sama dengan film pendahulunya, cara berbeda coba diambil sama Christopher McQuarrie sang sutradara.
McQuarrie bilang kalo dia ingin coba mengeksplor si karakter sentral, Ethan Hunt. McQuarrie coba menampilkan sisi terdalam dari Ethan, apa yang ada di kepalanya, apa yang ia rasakan, dan bagaimana koneksinya dengan orang di sekitarnya.
Hal ini kelihatan banget dari awal film, yang menampilkan trauma dalam diri Ethan, suatu kesalahan yang ia sesali. Selain belajar tentang diri Ethan, kita juga bisa melihat dari tergambarnya hubungan antar karakter.
Dalam installment sebelumnya, seringkali kita nggak bisa mengeksplor lebih soal apa yang Ethan rasakan terhadap orang-orang di sekitarnya, kalaupun ada yang cuman sedikit atau dibiarkan menggantung. Tapi di film ini, kita diijinkan untuk tahu lebih dalam soal koneksi antar karakter. Hal itu bikin film ini punya nilai emosi yang cukup bisa kita rasakan.
Pendalaman karakter yang bagus bikin film ini jadi makin asik. Alurnya juga terasa lebih mulus dan punya ikatan emosi yang bagus sama penonton. Walaupun sejak awal pace-nya cepet banget, tapi sesekali film ini ngasih waktu istirahat buat penonton dengan memunculkan sisi dramatisnya.
Selain alurnya yang bagus, dalam installment terbaru ini perubahan-perubahan yang dilakukan sama McQuarrie di bidang teknis juga bisa dibilang berhasil. Sinematografinya halus banget, Sob! Tata kameranya juga keren dengan berhasilnya mereka nge-capture adegan aksi dengan detil tanpa bikin penonton susah ngikutin transisi.
Tom CruiseBeraksi Tanpa Stunt-Man
Oh iya Sob, kalian tahu nggak kalo hampir semua adegan aksi berbahaya yang ada dalam film ini dilakukan sendiri sama Tom Cruise tanpa bantuan stuntman dan efek visual CGI! Dia ingin semua adegan aksinya kelihatan realistis di mata penonton.
Karena kita pasti bisa ngerasain kalo ada adegan yang merupakan sebuah hasil efek visual CGI. Jadi, pas kalian nonton filmnya dan lihat adegan kejar-kejaran pake helikopter seperti yang ada di trailer, itu beneran Tom Cruise yang lakuin! Penonton juga bisa lihat muka tegang Tom Cruise nggak bohong dan alhasil bikin deg-degan beneran.
Selain sinematografinya yang keren abis, tata suara dan musik garapan Lorne Balfe benar-benar pas banget. Ketegangan dalam film enggak cuman dibangun dari gambar yang keren, tapi juga suara dan musik yang sesuai. Pas nonton, HAI sampe berkali-kali kaget dengan efek suara yang ada.
Selain dari segi teknis, kerennya film ini jugaberkat penampilan gemilang para pemainnya. Ving Rhames, Simon Pegg, Rebecca Ferguson, Henry Cavill, Angela Bassett, Vanessa Kirby, Michele Monaghan, dan Alec Baldwin juga tampil keren. Aktor dan aktris yang sebagian besar ngulang peran mereka dari film sebelumnya ini, bisa tampil luar biasa. Ving Rhames berhasil menunjukan sisi emosional Luther dan eratnya hubungan karakter doi dengan Ethan Hunt.
Kemudian Simon Pegg juga bisa muncul sebagai karakter penyegar yang sering bertingkah lucu, bikin komedi dalam film ini punya kuantitas yang cukup. Rebecca Ferguson, Vanessa Kirby, dan Michele Monaghan juga berhasil muncul sebagai karakter wanita dalam hidup Ethan, dengan karakter dan peran masing-masing. Mereka mewakili 3 sisi dari diri Ethan yang berbeda satu sama lain.
Pola Sama Dengan Film Sebelumnya
Tapi, sob, walaupun punya banyak kelebihan, film ini menurut HAI sih tetap punya beberapa kekurangan yang agak ganggu. Pertama, pola yang digunakan kerasa gitu-gitu aja, mirip sama installment sebelumnya. Kalo diperhatiin, hampir semua film dalam seri Mission: Impossible dimulai dengan sebuah misi yang gagal. Terus Ethan dan timnya harus bergerak demi memperbaiki misi tersebut dan menyelamatkan dunia. Pola ini yang kemudian jadi agak membosankan.
Terus, film ini juga kurang banget elemen kejutannya. Plot twist yang coba ditampilkan gampang banget ditebak. Bahkan udah bisa ditebak sejak paruh awal film. Misalnya, mereka ngasih 1 petunjuk yang harusnya halus banget, tapi dari situ kita udah bisa nebak apa yang lagi terjadi dan apa efeknya. Ngeselin banget kan? Untungnya enggak semua plot twist bisa ketebak dengan cepat dan tepat. Sesekali HAI juga salah nebak dan enggak nyangka ternyata hal itu yang bakal kejadian.
Yah, tapi namanya juga film. Susah banget cari yang sempurna. Kesimpulannya sih, menurut HAI installment ini keren banget. Kekurangan yang ada enggak bisa membuat nilai film ini berkurang. Buktinya, film ini berhasil menuai nilai 97% dari para kritikus di Rotten Tomatoes! Menurut HAI, installment ini bahkan bisa dibilang yang terbaik dari 5 film pendahulunya.
Ya, hampir sama lah levelnya dengan installment keempat, Mission: Impossible Ghost Protocol garapan Brad Bird. Akhir kata, selamat menonton, Sob!
Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa