Suka-Duka Para Pejuang Magang: Banyak Yang Di-PHP-in Perusahaan!

Selasa, 24 Juli 2018 | 11:58

Mahasiswa magang

HAI-ONLINE.COM -Halo teman-teman mahasiswa yang udahngebetlulus tapi masih mesti magang terus skripsian. Gimana, sudah melamar ke berapa perusahaan nih? Sudah berapa yang panggil interview?

Magang itu emang penting banget. Apalagi sekarang ini banyak universitas yang menjadikannya sebagai salah satu syarat kelulusan.

Masalahnya adalah, mencari tempat magang itu nggak segampang yang dikira. Selain itu,beberapa mahasiswa punya selera yang hampir mirip dalam urusan tempat magang impian. Masalahnya, tempat magang yang diincer pasti juga punya batasan jumlah dalam nerima pekerja magang. Banyak perusahaan yang kadang hanya menerima 1-2 pekerja magang saja tiap periodenya.

Selain jumlah saingan yang cukup banyak, kita juga harus menimbang beberapa hal dalam memilih tempat magang. Seperti yang dituturkan oleh Fajar Luthfi, mahasiswa jurusan Hubungan Internasional yang ingin magang di perusahaan yang dekat dengan rumah.

“Ya, pastinya karena enggak mau ngekos. Gue pengennya sih deket dari rumah, yang bisa dijangkau kendaraan umum. Tapi sayangnya perusahaan bagus yang bergerak di bidang yang gue geluti jarang banget ada di sekitar rumah gue,” ujar Fajar.

Selain jumlah saingan yang banyak, kesulitan mencari tempat magang juga bisa disebabkan kurangnya link tempat magang. Biasanya kampus nggak ngasih list perusahaan yang bisa dijadikan tempat magang.

Ilustrasi magang

Makanya, cukup banyak mahasiswa yang kesulitan mencari tempat magang. Seperti yang terjadi sama Della Yulia Pratiwi. Mahasiswi jurusan Teknik Industri ini sampai harus keliling ke beberapa perusahaan untuk melamar posisi magang.

“Karena nggak tahu mau kerja praktik di mana, udah sempet keliling terus hasilnya nihil, semua pada nggak bisa nerima anak magang. Terus karena udah bingung akhirnya pasrah aja masukin surat ke beberapa perusahaan random, yang penting dapet perusahaan mau proyek apapun juga,” tutur Della.

Tak berhenti sampai di situ, setelah masukin surat ke beberapa perusahaan, Della masih harus menunggu berbulan-bulan untuk tahu kepastian apakah dia diterima atau enggak sama perusahaan itu. Melamar sejak bulan Oktober 2017, kepastian baru dia dapet bulan Desember 2017. Lumayan lama juga ya, Sob! Dan waktu yang cukup lama ini membuat Della bingung karena ngerasa kayak digantungin.

Tapi, nyari tempat magang ternyata nggak melulu susah kok! Bisa aja kalian dengan mudahnya dapet tempat magang yang asik dan sesuai dengan passion kalian. Achmad Nurjaman alias Dedot, mahasiswa jurusan Jurnalistik, contohnya. Doi mengaku nggak nggak pernah merasa kesusahan pas nyari tempat magang.

“Awalnya aku enggak niat-niat amat. Bahkan dibilang enggak nyari sih. Soalnya waktu itu ada alumni yang nawarin di kantor tempat dia kerja, lagi buka lowongan buat anak magang. Jadi coba-coba aja gitu ngedaftar. Eh taunya bener keterima,” ujar Dedot. Magang itu memang dipengaruhi faktor keberuntungan juga, yah.

Manfaatkan Koneksi dan Sebar Lamaran Sebanyak-banyaknya

Nah, kalau perusahaan impian kita masih nggak manggil kita interview. Ada baiknya kita memanfaatkan akses dari relasi. Kita bisa bertanya ke orangtua atau kakak, siapa tahu di kantornya butuh mahasiswa magang.

Selain bisa memanfaatkan koneksi alumni yang sudah bekerja dalam mencari tempat magang, kita juga bisa jaga-jaga dengan mengirim lamaran ke beberapa tempat berbeda sekaligus. Hal tersebut bikin kesempatan kita untuk seenggaknya diterima oleh 1 perusahaan tetap terbuka. Seperti yang dilakukan Della. Karena sudah pasrah sampai tidak punya kriteria apapun dalam memilih perusahaan magang, Della akhirnya mengirim lamaran ke beberapa perusahaan sekaligus. Dan untungnya satu perusahaan menjawab lamaran yang dia kirim.

Yah, proses mencari tempat magang memang selalu penuh cerita, Sob. Mulai dari cerita menyenangkan sampai kesulitan yang bikin kita putus asa dalam prosesnya. Tapi jangan menyerah, ada banyak cara kok yang bisa dilakukan agar kita bisa dapat tempat magang yang memang diinginkan! Semangat!

Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya