Mengenal Syed Saddiq, Menteri Muda Malaysia yang Usianya Baru 25 Tahun

Selasa, 03 Juli 2018 | 09:09
@syedsaddiq

Syed Saddiq

HAI-ONLINE.COM - Buat yang suka politik, ada kabar gembira nih. Cita-cita jadi menteri sepertinya bisa terkabul lebih cepat. Syed Saddiq Abdul Rahman udah membuktikannya dengan jadi Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia meski usianya baru 25 tahun.

Syed Saddiq dilantik jadi Menteri Pemuda dan Olahraga ke-18 pada Senin (2/7) pagi waktu setempat. Dia jadi salah satu dari 13 menteri jajaran kabinet Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad yang dilantik di hadapan Yang di-Pertuan Agong Sultan Muhammad V di Istana Negara.Politikus muda yang baru berusia 25 tahun ini membuat sejarah sebagai menteri termuda dalam sejarah Malaysia. Syed Saddiq selama ini memimpin sayap pemuda Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) yang dikomandoi Mahathir.

Cek: Kenapa Kita Nggak Bisa Mengingat Mimpi Setelah Bangun Tidur?Lahir di Johor dari keluarga kelas menengah, Saddiq mulai dilihat sebagai pembicara ulung yang jadi bahan diskusi ketika menolak UMNO dan memilih "pecahannya", Partai Pribumi Bersatu Malaysia yang merupakan bagian dari koalisi Pakatan Harapan.Dalam prosesnya, dia bahkan menolak kesempatan beasiswa S-3 ke Oxford untuk bertarung dalam perebutan kursi parlemen di Muar, negara bagian Johor.Muar, yang awalnya dianggap sebagai basis kuat UMNO, ternyata bisa dinggaklukkan Saddiq yang meraup 6.953 suara.

Namun, peran pemuda ini jauh lebih dalam. Saddiq membantu para politisi senior lebih terhubung dan mudah disentuh konstituen mereka.Saddiq, sejak saat itu, hampir selalu terlihat bersama Mahathir baik dalam berbagai jumpa pers atau berbagai unggahan di media sosial.

Dengan lebih dari 987.000 "followers" akun Instagram-nya, Saddiq juga berperan jadi pengelola siaran langsung tanya jawab dengan Mahathir lewat Facebook yang banyak menarik perhatian para pemuda negeri itu.Belajar dari pengalaman sang ayah, Saddiq juga mengangkat buruknya kondisi kerja 400.000 warga Johor di Singapura.Dalam sebuah video yang disaksikan 841.000 kali hanya di akun Facebook-nya saja, Saddiq menyamakan nasib para pekerja itu dengan ayahnya yang harus bekerja 17 jam sehari untuk menghidupi keluarganya.Hubungan antara Mahathir dan Saddiq amat jelas. Dalam sebuah video berdurasi 29 menit yang diunggah ke YouTube awal tahun ini, keduanya mendiskusikan keuntungan para pemuda Malaysia kalo bisa berbahasa Inggris dengan baik.Di satu momen, Syed Saddiq menyebut Mahathir sebagai "Cikgu Mahathir", sebuah julukan yang nggak banyak orang berani menggunakannya.Meski kini Saddiq jadi salah satu menteri kabinet Mahathir, masih terlalu pagi kalo menggadang-gadang dia sebagai "penerus" sang perdana menteri.Sebab, bagi siapa saja yang memahami politik Malaysia, pasti memahami betapa hubungan yang terlalu dekat bisa jadi racun di satu hari nanti.Mampukah dia bertahan dari realitas pemerintahan? Apakah Saddiq memiliki kharisma yang cukup?Ditambah dengan gaya hidup yang cepat berubah dan siklus media sosial, apakah momen gemilang ini bisa bertahan?Saddiq juga harus membuktikan telah memiliki kedewasaan dan kemampuan politik untuk sukses dalam pemerintahan Mahathir.

Terlebih lagi, terlepas dari penghormatan yang diberikan rakyat Malaysia terhadap Mahathir, ada perbedaaan nyata antara warga muda Malaysia dan Mahathir.Perbedaan itu nggak hanya terkait sejumlah isu klasik seperti kebebasan sipil dan tradisi sosial, tetapi juga masalah substansial seperti perekonomian Malaysia.Di masa kampanye, sederet komentar kontroversial Mahathir yang menyebut banyak pemuda Malaysia yang ingin jadi pengemudi Uber atau penjual nasi lemak, memicu perdebatan di banyak sektor.Di sinilah Saddiq harus berperan. Dia harus mampu jadi jembatan saat permasalahan dua generasi yang dalam hal usia terpaut amat jauh, muncul.Pertanyaannya adalah mampukah dia? maukah dia?Yang jelas, Saddiq kini jadi perhatian rakyat Malaysia dan para politisi di seluruh Asia Tenggara.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Baru Berusia 25 Tahun, Pemuda Ini Menjadi Menteri di Kabinet Mahathir

Tag

Editor : Alvin Bahar