Nggak Disangka, Captain Tsubasa Punya Pengaruh Dalam Sepak Bola Jepang

Senin, 25 Juni 2018 | 16:43

HAI-ONLINE.COM - Siapa yang nggak tau Captain Tsubasa? Animenya tayang pada tahun 2000-an di Indonesia. Kini ada versi remake yang bikin anak remaja kayak kita kenal sama Tsubasa Ozora dkk. Kita mungkin melihat Captain Tsubasa adalah anime keren tentang sepak bola. Namun di Jepang, Captain Tsubasa bukanlah sekedar anime.Tsubasa merupakan tokoh fiksi Jepang ciptaan seorang mangaka bernama Yoichi Takahashi. Komiknya menceritakan perjuangan Tsubasa Ozora, seorang pesepak bola jenius yang ditakdirkan jadi bintang kelas dunia. Kisah Tsubasa pertama kali beredar pada 13 April 1981 sampai 9 Mei 1988 (37 volume).Dalam serial itu terdapat sejumlah tokoh berkarakter khas, seperti Tsubasa dan Wakabayashi. Tsubasa dikenal sebagai pemilik tendangan "Drive Shoot" pengidola sepak bola Brasil. Dia menimba ilmu ke negeri yang dipenuhi talenta alami sepakbola. Wakabayashi merupakan seorang kiper berteknik tinggi dan bermain di Bundesliga, Jerman. Tsubasa kemudian jadi andalan dan jadi playmaker di tim Jepang. Wakabayashi jadi andalan di barisan belakang tim.

Perwujudan kisah Tsubasa di dunia nyata

Saat bergabung di timnas junior Jepang, Takahashi mengisahkan Tsubasa berhasil memimpin rekan setim menjuarai Piala Dunia U-20 usai menyingkirkan lawan-lawan kuat seperti Uruguay (6-5), Italia (4-0), Swedia (1-0), Belanda (1-0), dan Brasil (3-2).Captain Tsubasa sering disebut sebagai penyebar "virus" sepakbola mania di negeri para samurai itu. Hasilnya, Jepang memiliki kesebelasan kuat sejak awal 2000. Hidetoshi Nakata dan kawan-kawan, yang membawa tim Jepang ke delapan besar Piala Dunia 2002 merupakan generasi muda penikmat serial Tsubasa. Trofi Piala Asia mampu dikantongi sebanyak dua kali (1992 dan 2000) sebelum merasakan sensasi langka menggelar pesta terakbar sejagad, Piala Dunia, bersama Korea Selatan pada 2002.Titel Piala Asia 2000 sekaligus status tuan rumah membuka jalan Jepang berlaga di Piala Konfederasi 2001, yang notabene diikuti para juara antarbenua seperti Prancis (Piala Dunia 1998 dan Euro 2000), Brasil (Copa America 1999), Kamerun (Piala Afrika 2000), Kanada (Piala Emas 2000), dan Australia (Piala Oseania 2000).Di fase grup, Jepang tergabung bersama Brasil, Kamerun, dan Kanada. Nggak disangka, Hidetoshi Nakata dkk. bisa melaju ke semifinal dengan predikat juara grup berkat kemenangan atas Kanada (3-0) dan Kamerun (2-0), serta hasil imbang tanpa gol kontra Brasil.

Sejarah baru menanti Jepang sewaktu menghadapi Australia di semifinal. Bermodalkan pertahanan solid plus kebolehan Nakata, kesebelasan berjuluk Samurai Biru ini merasa optismitis dapat memetik kemenangan guna memastikan tiket final.Benar saja. Hujan amat lebat yang mengguyur Stadion Yokohama Internasional nggak menghalangi Jepang untuk mengukir tinta emas berupa kelolosan pertama ke final Piala Konfederasi alias Miniatur Piala Dunia seperti kata pakar-pakar sepak bola mancanegara.Gol semata wayang Nakata sudah cukup buat melambungkan Jepang.Gelandang yang kala itu memperkuat AS Roma tersebut melepaskan tembakan superkeras menggunakan kaki kanan dari luar konggak penalti Australia pada menit ke-43.Jepang berada di ambang sejarah layaknya kisah Kapten Tsubasa.Akan tetapi, perjalanan Samurai Biru nggak berakhir bahagia akibat keok 0-1 dari Prancis yang menurunkan pemain-pemain top seperti Marcel Desailly, Robert Pires, Patrick Vieira, Youri Djorkaeff, serta Nicolas Anelka, di partai final.

Captain Tsubasa melahirkan legenda sepak bola Jepang

Picasa
Captain Tsubasa menginspirasi para pemain Jepang untuk berlatih tekun dan bermain di tanah Eropa. Salah satunya adalah legenda sepak bola Jepang, Hidetoshi Nakata.Nakata tetap dikenang sebagai salah satu pemain besar yang pernah dimiliki Jepang. Dia mencintai bola bukan karena inspirasi pemain luar atau pemain Jepang sebelumnya. Dia justru terinspirasi oleh komik Captain Tsubasa yang begitu heroik dalam membela Timnas Jepang.Semasa masih bermain sepak bola, Hidetoshi Nakata bagai selebritis di Jepang. Dia flamboyan, tapi juga punya prestasi yang membanggakan. Dia juga jadi pemain Jepang kedua yang bermain di Eropa, setelah Kayuzoshi Miura. Dia salah satu pemain terbaik yang pernah dilahirkan Jepang. Ia jadi satu-satunya pemain yang tampil sebanyak tiga kali di Piala Dunia, yaitu pada 1998, 2002, dan 2006. Lahir di Kofu 22 Januari 1977, Nakata mengawali karier profesionalnya dengan membela Bellmare Hiratsuka pada 1995. Setelah itu, Nakata telah membela enam klub. Uniknya, ia kebanyakan membela klub-klub Italia seperti Perugia, AS Roma, AC Parma, Bologna, dan Fiorentina. Setelah semusim bersama "La Viola", Nakata dipinjamkan ke Bolton Wanderers. Nakata membela timnas sejak 1997. Ia memiliki peran sentral dalam membawa Jepang lolos ke Piala Dunia 1998. Dalam babak play-off melawan Iran, Nakata mencenggak tiga gol. Berkat penampilannya yang menawan, ia bergabung dengan Perugia. Selai itu, Nakata juga membantu Jepang mencapai final Piala Konfederasi 2001. Namun, saat itu ia terpaksa meninggalkan Jepang sebelum babak final untuk memperkuat AS Roma. Jepang akhirnya hanya jadi runner-up. Pada 3 Juli 2006, Nakata mengumumkan pengunduran dirinya dari tim nasional serta dunia sepak bola porofesional. Ia seperti kecewa setelah Jepang kembali tersingkir di putaran pertama Piala Dunia 2006. Dalam situs pribadinya ia menulis, "Saya telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia sepak bola internasional... setelah Piala Dunia di Jerman... Saya nggak akan lagi berdiri di atas lapangan sebagai pemain profesional... Namun hal tersebut nggak akan membuat saya berhenti bermain sepak bola."Meski nggak seperti Tsubasa, senggaknya Nakata telah membawa nama harum buat sepak bola Jepang di mata dunia. Dikutip dari artikel Kompas.com "Hidetoshi Nakata: Sang "Kapten Tsubasa"", dan "Guyonan Nasionalisme di Kuburan", serta artikel Juara.net berjudul "JUARA Klasik 7 Juni 2001; Perwujudan Kisah Kapten Tsubasa di Piala Dunia Mini"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya