Kisah Adidas dan Puma, Saudara yang Nggak Kunjung Akur Hingga Saat Ini

Rabu, 20 Juni 2018 | 16:49
-

Adidas - Puma

HAI-ONLINE.COM - Kisah Adidas nggak bisa diterangkan tanpa penjelasan bahwa pernah terjadi pertikaian antara dua saudara. Bahkan imbas pertikaian tersebut masih dapat terendus hingga saat ini.

Pertikaian ini juga menjelaskan munculnya dua perusahaan raksasa dalam industri olahraga, di kota kecil bernama Herzogenaurach, Jerman.

Rudolf Dassler dan adiknya, Adolf Dassler (Dikenal dengan nama Adi Dassler), memulai debut mereka dalam memproduksi sepatu olahraga pada tahun 1920.

Hasil karya dua bersaudara ini kemudian dipakai oleh para atlet Olimpiade Jerman pada tahun 1928. Jesse Owens, pemenang empat kali cabang lari ini pun juga memakai sepatu Dassler.

Kesuksesan pun menghampiri mereka. Pada tahun 1939, mereka pun mampu mempekerjakan 100 orang dalam memproduksi sepatu. Namun sayang, sepuluh tahun kemudian mereka berpisah karena sebuah pertengkaran.

Cek: Ini Alasan Balapan Motor dan Mobil Bisa Disebut Sebagai Olahraga

Pertengkaran antara keluarga Dassler ini pun nggak menghentikan ambisi mereka untuk tetap menciptakan sepatu olahraga. Adolf Dassler tetap memproduksi sepatu dengan merek Adidas, sementara Rudolf Dassler memilih nama Puma sebagai identitas merek.

Pertikaian mereka pun seakan nggak pernah selesai, terlihat dari bagaimana kedua merek ini bersaing. Adidas dan Puma melakukan "Agresi" di dalam dunia olahraga. Dalam beberapa kompetisi olahraga, hanya dua merek sepatu yang dipakai, Adidas dan Puma.

Superstar sepakbola Pele dan Eusebio selalu menyepak bola dengan sepatu Puma. Fritz Walter dan Franz Beckenbauer selalu mengenakan Adidas.

Perang sepatu dalam arena olahraga ini pun dengan segera jadi sorotan. Fenomena ini pun jadi tajuk utama pada surat kabar saat itu.

Sebagai gambaran besarnya "pertikaian" ini, perkumpulan olahraga internasional pun sampai harus turun tangan untuk menciptakan perdamaian. Namun sayang, perseteruan jadi semakin besar.

Adidas dan Puma terlibat dalam sebuah persidangan. Kala itu, Puma nggak setuju dengan hak monopoli penyediaan alat olahraga oleh Adidas untuk perkumpulan sepakbola nasional. Namun Puma kalah dalam persidangan tersebut.

Puma membalas dengan merebut kontrak monopoli perkumpulan bola tangan Jerman.
Walau perseteruan terus berlangsung, namun Adidas seakan selalu berhasil mengungguli keadaan di lapangan. Keberhasilan ini menurut banyak orang nggak terlepas dari peran Horst Dassler, anak dari Adolf Dassler.

Horst membuka cabang di Perancis dan melakukan berbagai pendekatan dengan tokoh-tokoh "politik" olahraga internasional. Horst juga mendirikan Arena, perusahaan yang khusus memproduksi perlengkapan olahraga air.

Kini Adidas merupakan perusahaan dunia dengan 12.000 karyawan di 18 negara. Namun kemajuan itu nggak bisa berhasil andaikata anaknya Horst nggak mengambil langkah yang luar biasa dengan membuka cabang di Perancis.

Adidas dan Arena pun menyediakan pakaian bagi 35.000 pejabat olahraga dan pembantunya selama Olimpiade Moskwa. Perusahaan ini berkembang hingga ke negara-negara Soviet dan Tiongkok.

Puma juga mengalami pertumbuhan pesat. Armin Dassler sang penerus takhta, membawa Puma untuk sukses mendirikan pabrik di Jerman, Perancis, Austria, dan Australia. nggak hanya itu, Armin juga memberikan lisensi merek dagang tersebut di Yugoslavia, Italia, Filipina dan Argentina.

Bersaing dengan merek lain

Perusahaan asal Jepang, Tiger, melihat celah bisnis ini dan dapat memanfaatkannya dengan baik. Tiger menggabungkan identitas Adidas (tiga strip) dan Puma jadi sebuah indentitas baru. Langah ini nggak melanggar hukum, karena saat itu memang ciri khas Adidas dan Puma nggak dilindungi oleh hukum.
Tiger pun dengan segera dapat memenuhi berbagai permintaan, termasuk permintaan dari negeri Paman Sam, Amerika.

Persaingan di Amerika pun bukan "medan perang" yang mudah. Selain Tiger, Blue Ribbon Sports (didirikan pada tahun 1964, dan berubah jadi Nike pada tahun 1971), sebuah perusahaan yang kemudian juga akan jadi raksasa industri olahraga pun siap menghadang.
Artikel ini pertama kali tayang di National Geographic Indonesia dengan judul "Pertikaian 'Abadi' Antara Saudara Kandung Lahirkan Adidas dan Puma"

Tag

Editor : Alvin Bahar