HAI-online.com - Telah terjadi serangan bom yang hampir bersamaan di 3 gereja di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (13/05/08).
Jumlah korban meninggal dunia akibat ledakan bom dipastikan ada 10 orang dan mungkin akan bertambah.
Salah satu korban meninggal bernama Aloysius Bayu Rendra Wardhana.
Sesaat sebelum kejadian, ia diketahui menghadang motor yang digunakan teroris untuk masuk ke dalam gereja.
Bayu dianggap masyarakat sebagai pahlawan pemberani karena aksinya tersebut yang sampai mengorbankan nyawanya sendiri.
Dilansir dari tribunnews.com, berikut fakta yang diketahui dari sosok Aloysius Bayu Rendra Wardhana:
- Pengorbanan Bayu
"Maunya terus kedepan gereja, tapi dihalau kekiri oleh Bayu ke arah parkir motor. Saat itulah bom meledak," ungkap salah seorang penjenguk korban ledakan di di Rumah Sakit Bedah Surabaya.
Bayu juga disebut berada di titik terdekat dengan pelaku bom bunuh diri.
- Koordinator relawan keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB).
"Mas Bayu sudah dianggap pahlawan bagi umat gereja sini (Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Surabaya, red) karena kalo tidak dihadang Mas Bayu, mungkin kejadiaannya beda lagi, karena itu mau mendekat pintu gereja yang ramai jemaat," ungkap Hermanto Dwi, salah satu teman Bayu yang juga merupakan petugas keamanan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Surabaya.
Atas pengorbanannya, Bayu dinobatkan sebagai pahlawan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Surabaya
- Sosok yang baik dan bertanggungjawab
"Baik banget, sangat perhatian pada tim keamanan Gereja sini, orangnya juga sangat disiplin," ungkap Hermanto yang sudah mengabdikan dirinya menjadi petugas keamanan sejak empat tahun lalu.
Ditambhakannya, Bayu selalu hadir pagi menjelang semua jemaat datang untuk memastikan tim keamanan bekerja dengan baik.
"Disiplin, tiap minggu pagi dia selalu datang lebih awal, dan baru pulang setelah ibadah selesai, sekitar pukul, 08.30 WIB," terangnya.
Hermanto juga menyebut, Bayu sudah menjadi kepala keamanan sekitar dua tahun lebih, selama itu Bayu dikenal sangat bertanggung jawab menjalankan tugasnya tersebut.
"Menjadi kepala keamanan sekitar dua tahunan, selama itu Maz Bayu sangat disiplin, sebelumnya dia juga memang sudah aktif di gereja sini," tutur Hermanto.
- Aktif di gereja sejak kecil
"Mas Bayu dari kecil sudah aktif di gereja sini, aktif menjadi muda-mudi katolik," tambah Hermanto.
- Hobi fotografi
"Dia juga sangat menyukai fotografi mas, sayang orang baik seperti Mas Bayu harus pergi sangat cepat, tapi bagi kami kepergian Mas Bayu menjadi pahlawan," tegasnya.
- Tinggalkan dua anak
Monic, istri korban, belum banyak berbicara kala dijumpai di rumah duka.
Hingga saat ini, rumah duka ramai dengan para sanak saudara.
Mereka menantikan jenazah Bayu yang masih diotopsi di RS Bayangkara.
(Artikel pertama kali tayang di TribunNews.com ditulis oleh Fachri Sakti Nugroho)