Luar Biasa, Seniman Ini Bisa Menggambar Kota Dengan Detil Hanya Bermodal Ingatan

Selasa, 08 Mei 2018 | 11:15
Alvin Bahar

Stephen Wiltshire menggambar kota Houston.

HAI-ONLINE.COM - Hari ini, Stephen Wiltshire adalah salah satu seniman paling terkenal di Inggris.

Nggak tanggung- tanggung, untuk dapat memesan karya miliknya daftar tunggu yang dibutuhkan bisa mencapai empat sampai delapan bulan. Di samping itu, video-video dirinya ketika membuat sketsa panorama kota dalam skala sempurna memiliki kecenderungan untuk jadi viral.

Tetapi taukah kamu? Ketika Stephen masih berada di sekolah, gurunya nggak tahu apa yang harus dilakukan dengannya. Dirinya didiagnosis menderita autisme pada usia tiga tahun, ia nggak mampu mengucapkan kata pertamanya hingga usia lima tahun.

Namun, sebagai seorang anak, Stephen dapat membuat sketsa gambar satwa liar dan karikatur gurunya yang memukau.

Baca juga: Gempa Sunda Megathrust Berpotensi Merusak Jakarta

Kemudian dia mulai menggambar bangunan-bangunan yang dia lihat di sekitar London dengan detail yang mengesankan. Kakaknya, Annette, akan membawanya ke rumah seorang teman sekolah yang tinggal di lantai 14 sebuah gedung apartemen, sehingga dia bisa melihat pemandangan kota yang luas.

Dia mengagumi tata letak dan bangunan-bangunannya. Sejak saat itu, dia berkata, “kegemarannya jadi obsesif.” Pada usia delapan tahun, Stephen mendapat pesanan pertamanya — dari perdana menteri Inggris, kemudian pada usia 13 tahun, dia telah menerbitkan buku gambar pertamanya. Publik dan media jadi terpesona oleh memori Stephen.

Selanjutnya Stephen mulai ditampilkan di acara-acara televisi dan dalam film dokumenter tentang apa yang disebut para sarjana.

Stephen Wiltshire
NEW YORK , NEW YORK Wiltshire menggambar gambar langit Manhattan setelah naik helikopter.
Dalam perjalanan ke New York untuk wawancara, dia bertemu Oliver Sacks dan menggambar replika sempurna dari rumah ahli syaraf itu setelah meliriknya sekilas.
Kombinasi kemampuan hebat disamping disabilitasnya menghadirkan paradoks yang luar biasa: bagaimana bisa pertentangan itu hidup berdampingan?" Sacks kemudian menulis dalam kata pengantar untuk buku kedua Wiltshire.

Dua tahun kemudian, pada tahun 1989, ia mengunjungi Venesia dan menggambar panorama pertamanya. Sejak saat itu, Stephen jadi terkenal karena pemandangan kota yang sangat rinci.

Masing-masing dilakukan oleh memorinya. Terdapat ratusan jalan, bangunan terkenal, dan minutia lainnya dalam skala sempurna.

Dia menggambar kota-kota di seluruh dunia, dari Yerusalem ke Sydney. Proyek terbarunya membawa Kota Meksiko hidup di atas kanvas setinggi 13 kaki.

Di New York, ia naik helikopter selama 20 menit dan kemudian membuat sketsa semua yang dia dilihatnya pada selembar kertas sepanjang 19 kaki melalui sebuah siaran langsung.

Meskipun memori Stephen mencengangkan, ia masih bisa tersesat ke tika di Manhattan, dirinya berjalan 45 menit ke arah yang salah sebelum akhirnya menemukan Cheyenne's Diner," kata anekdot lucu di situs resminya.

Pada tahun 2006, Pangeran Charles mempresentasikan Stephen sebagai Anggota Orde Kerajaan Inggris untuk kontribusinya terhadap dunia seni. Tahun itu, ia membuka galeri sendiri di pusat kota London. Dan saat ini fotonya turut menyambut pengunjung di London’s Heathrow airport.

Stephen Wiltshire
OVERWATCH Patung ikon Christ the Redeemer memandangi cakrawala di Wiltshire 2012 penciptaan kembali

Stephen Wiltshire
MENYALA Gambar Monte Carlo pada tahun 2013 ini menunjukkan kota diterangi pada malam hari.

Stephen Wiltshire
MENGGAMBAR SEBUAH KERAMAIAN Wiltshire menyelesaikan sketsa Mexico City di depan para penonton

Stephen sangat rendah hati dan nggak terganggu sama sekali," ujar Annette, yang mengelola galeri.

Ketenaran "belum mengubah konsentrasinya atau bahkan membuatnya gugup ... Saya pikir itu mendorong kemampuannya lebih jauh." tambah Annete.

Dan berkat kariernya yang produktif dan dirayakan, seniman yang dulunya pendiam sekarang mampu berkomunikasi dengan mudah dengan jutaan orang. Seni Stephen berbicara bahasa yang bisa kita semua pahami," katanya.

Artikel ini pertama kali tayang di National Geographic Indonesia dengan judul "Seniman Luar Biasa Ini Menggambar Seluruh Kota Melalui Ingatannya"

Tag

Editor : Alvin Bahar