HAI-Online.com - Banyak orang beranggapan kalo English Premier League (EPL) adalah liga terbaik di dunia. Permainan yang cepat dan suasana liga yang kompetitif jadi alasan kenapa Liga Inggris begitu ditinggikan. Tapi 9 Pemain ini nggak setuju!
Mereka pernah jadi 'korban' dicampakkan klub. Beberapa di antaranya bahkan 'buangan' klub-klub elite Liga Inggris. Terkadang, kebijakan klub nggak nguntungin buat mereka. Tapi mereka cuma butuh waktu, kok.
CEK JUGA NIH: Unik! 6 Pemain ini Juara Liga Dua Kali Berturut-turut di Dua Klub yang Berbeda
Dilansir dari FourFourTwo, 8 pemain ini pernah jadi 'korban' kejamnya Liga Inggris. Tapi mereka berhasil mencapai impian semua pemain sepak bola Eropa, menjuarai Liga Champions.
1. Jorge Costa (Charlton)
Tapi nggak tahu kenapa, transfer Costa nggak dipermanenkan. Akhirnya Costa balik lagi ke Porto musim panas itu. Saat itu Machado dipecat dan digantikan sama Jose Mourinho. Dalam waktu dua tahun, sang bek menjadi pemain andalan Porto untuk meraih Liga Champions. Kisah yang aneh tapi nyata.
2. Claudio Pizarro (Chelsea)
Jelas itu keputusan bodoh. Soalnya Pizarro saat itu lebih sering ngabisin waktu di bangku cadangan, 'nontonin' Mou dipecat, terus Nicolas Anelka datang. Doi cuma bikin dua gol dalam 32 pertandingan di Chelsea. Setela itu, doi tbalik ke Jerman pada tahun berikutnya buat gabung dengan Werder Bremen. Cerita konyol pun berlanjut, Pizarro balik ke Bayern dan berhasl menangin Liga Champions 2013, dan nyetak gol saat kontra Juventus di perempat final.
3. Giovanni van Bronckhorst (Arsenal)
Pemain baru lainnya, Edu, mengambil posisinya dan pria asal Belanda secara nggak langsung terlempar dari tim inti. Doi pindah ke Barcelona pada tahun 2003 sebagai status pinjaman, sebelum sepakat harga sebesar 2 juta euro. Di Camp Nou dia berhasil digeser menjadi bek kiri, posisi yang dia mainkan ketika Barça menangin Liga Champions pada 2006 dan ngalahin Arsenal.
4. Marco Materazzi (Everton)
Korban sundulan maut Zinadine Zidane ini juga pernah korban ganasnya Liga Inggris. Sepanjang musim 1998/1999, doi cuma ngoleksi tiga kartu merah dan 11 kartu kuning. Makanya, Materazzi balik lagi ke Peruggia, klub yang membesarkan namanya.
Bek super tangguh yang satu ini bikin ngalahin rekor Daniel Pasarella bek dengan jumlah gol terbanyak di Seria A (12 gol). Ketangguhan The Matrix menarik hati Jose Mourinho. Dan pada musim 2009/2010, Materazzi bantuin Inter menangin Trebel Winners termasuk The Big Ears.
5. Gerard Pique (Manchester United)
Banyak publik MU yang nggak paham kenapa Sir Alex Ferguson ngelewatin kesempatan buat ngembangin Gerard Pique. Musim 2007/2008 harusnya jadi kesempatan buat Pique buat berkembang. Saat itu suami penyanyi Shakira ini baru berumur 20 tahun sebagai lulusan akademi La Masia.
Sayangnya, duet Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic di lini pertahanan MU terlalu kuat buat ditembus. Musim panas 2008, Pique yang ngaku kangen sama kampung halamannya, minta dibalikin ke Barcelona dan Opa Fergie ngelulusin kemauan doi. Hasil? Tiga kali Barca juara Champions League, dua di antaranya lawan Manchester United.
6. Jerome Boateng (Manchester City)
Kisah yang satu ini adalah gabungan dari nasib buruk dan pelatih buruk. Didatengin setelah Piala Dunia 2010, bek andalan Jerman ini harus nunggu sebulan buat penampilan debutnya. Soalnya, Boateng sempet kena cedera. Pulih dari cedera, Roberto Mancini ngotot ngasih laga buat Boateng.
Boateng dipaksa jadi full-back, bukan centre back posisi andalannya. Pemain Jerman itu dicoret dari skuat inti The Citizenz sebelum saat musim panas pindah ke Bayern Munich. Boateng ngangkat Piala UCL musim 2013 sebelum menangin World Cup 2014 bareng Der Panser. Sebuah 'kebetulan' yang hakiki.
7. Sylvinho (Arsenal)
Jadi pemain Brazil pertama yang pernah didatengin Arsenal, Sylvinho diplot buat gantiin Nigel Winterburn. Doi adalah salah satu bek favorit Wenger kala itu. Bisa bertahan dan bangun serangan dari belakang, Sylvinho ngelewatin musim yang indah bareng The Gunners.
Sayangnya, kombinasi cedera, masalah paspor, dan kedatangan Ashley Cole bikin doi nggak diperhitungkan lagi. Tahun 2001, Sylvinho dijual ke Celta Vigo kemudian direkrut Pep Guardiola. Tahun 2009 doi jadi starter Barca di laga UCL dan menangin treble winners saat itu.
8. Arjen Robben (Chelsea)
Robben adalah pemain yang jenius. Tapi Jose Mourinho kehilangan kesabaran sama pemain asal Belanda ini. Mou akhirnya menjual Robben ke Real Madrid dan setelah dua tahun, Robben direkrut Bayern Munich. Setelah gagal mengeksekusi penalti lawan Chelsea di tahun 2012, 12 bulan kemudian Robben sukses membuat gol saat final UCL 2013 kontra Borussia Dortmund.