HAI-ONLINE.COM - Sebuah studi baru menunjukkan, dewasa ini, satu dari empat remaja pernah mengirim pesan seksual atau sexting melalui ponsel pintar mereka.
Studi itu mendapati, meningkatnya jumlah remaja yang terlibat dalam mengirim dan menerima foto, video atau teks bernuansa seksual terkait dengan meningkatnya akses mereka ke ponsel. Kata studi itu pula, remaja terlibat dalam sexting umumnya sebagai cara mereka mengeksplorasi ketertarikan mereka pada orang lain.
Doktor Jeff Temple, guru besar psikologi di Universitas Texas, salah satu penulis bersama laporan itu mengatakan, “Mereka nggak sepenuhnya paham. Karena banyak teman sebaya mereka yang melakukannya, mereka menganggap itu sebagai sesuatu yang wajar. Ini sangat mengkhawatirkan. Mereka menganggap itu sebagai cara berkomunikasi dewasa ini.”
Cek: Benarkah Ganja Sangat Berbahaya untuk Remaja, Atau Cuma Lebay?
Lebih jauh ia mengatakan, kebanyakan remaja yang diteliti menyadari apa yang mereka lakukan itu beresiko. Namun, itu nggak menghentikan keinginan mereka untuk ber-sexting. Mengapa?
“Ada bagian otak yang disebut frontal lube, yang membuat kita membuat keputusan yang baik. Pada remaja, bagian itu belum berkembang dengan baik. Akibatnya remaja, memiliki kontrol yang rendah atas apa yang mereka lakukan,” jelasnya.
Sudah jadi pengetahuan umum, hubungan cinta remaja biasanya seumur jagung. Bukan nggak mungkin, apa yang telah mereka kirimkan secara online bisa beredar ke orang-orang atau situs-situs yang nggak diinginkan. Bahkan, bukan nggak mungkin, foto atau video bugil yang mereka kirimkan bisa jadi alat yang dimanfaatkan pihak tertentu untuk memeras atau mengancam.
Kepada para orangtua, Temple menyarankan agar mereka aktif terlibat dalam kehidupan digital anak remaja mereka.
“Saya ingin orang tua mengecek ponsel anak-anak mereka. Bukan untuk menghukum, melainkan untuk mengajarkan mereka bagaimana cara berkomunikasi yang aman di dunia digital”.
Artikel ini pertama kali tayang di VOA Indonesia dengan judul "Waspada 'Sexting' Pada Remaja di Era Digital"