HAI-ONLINE.COM- Beberapa waktu lalu, dunia digemparkan dengan berita bocornya data pengguna Facebook yang mencapai 87 juta. Kasus ini pun menyeret sang CEO, Mark Zuckerberg untuk menghadiri kongres di Amerika Serikat untuk mengungkapkan sesaksian dirinya terhadap bocornya data pengguna ini.
Kabar lain juga mengatakan kalau data pengguna yang bocor itu digunakan oleh pihak yang nggak bertanggung jawab untuk kepentingan politik. Selain itu, diantara 87 juta data pengguna yang dicuri, 1 juta diantaranya adalah data pengguna Facebook di Indonesia.
Pasca kasus itu, banyak orang yang khawatir dengan keamanan sosial media saat ini. Nggak terkecuali para generasi milenials sekarang yang bisa dibilang sudah jarang banget menggunakan sosial media besutan Mark Zuckerberg itu.
Karena penasaran, alhasil HAI mewawancara anak SMA mengenai kekhawatiran mereka atas kebocoran data pengguna Facebook sebanyak 87 juta itu. Yuk simak jawaban-jawabannya.
Melani Aprilia - SMAN 100 Jakarta
“Sempet kaget sih, karena 87 juta itu kan ya nggak sedikit juga, apalagi mencangkup banyak privasi orang-orang di luar sana, ya takutnya disalahgunakan sama orang-orang yang nggak bertanggung jawab. Sempet heran aja kenapa bisa perusahaan besar sampe kebocoran gitu. Pas gue tau berita itu sebenernya agak deg-degan sih, soalnya kan gue emang udah nggak pernah buka, tapi gue kan pernah jadi pengguna. Bisa aja gue salah satu orang yang datanya bocor tapi ya jangan sampe sih.”
Erlangga Duto Guntur Prahananto - SMA 5 Semarang
"Kalo pendapat gue, sebagai generasi yang udah nggak main Facebook ya antara kaget sama biasa aja kak. kagetnya tuh bukan ke bocornya data tapi lebih ke penggunaan kebocoran data tersebut. bayangin aja, dengan sebuah jejaring sosial aja trump bisa jadi presiden, keren, iya, ngawur, pasti. bisa aja tuh tahun 2019 politik Indonesia mainnya pake Facebook begituan soalnya kan masih banyak tuh yang main Facebook buat nyebarin ujaran kebencian ke khayalak umum
kalo biasa aja nya tuh, gue mikirnya ya wajar banget orang menggunakan Facebook sebagai sarana kayak gituan, sebagai alat politik pilpres atau apalah, karena saking banyaknya pengguna yang daftar akun Facebook dari zaman awal-awal anak-anak alay menggunakan Facebook sampai sekarang, jadi ya kalo 87 juta akun bocor tuh sama aja kayak lo kehilangan duit Rp 87 juta tapi lo masih punya cek bernilai Rp 1 milyar kayak masih nggak ada apa-apanya gitu”
Adhya Anwari - SMA Al-Izhar Pondok Labu
"Gue sih khawatir pasti, apalagi sebagai pengguna aktif Facebook gue jadi merasa udah nggak aman lagi. Dan lebih mengecewakan lagi data-data pribadi tersebut dipake untuk kepentingan pemilu kan ya, menurut gue itu tindakan yang nggak pantes untuk seseorang demi menjadi pemenang.”
Fayiz Akbar - MAN 2 Jakarta
"Kalo masalah privasi sih gua sangat concern banget, walaupun gue sebagai orang yang jarang main FB, Tapi kan gue pernah punya akunnya. Nah itu yang gua takut takutin. Mungkin sebagian emak-emak / bapak-bapak / orang desa yang main Facebook itu nggak jadi masalah kali yah, tapi bagi gua itu bahaya banget. Akun-akun sosmed gue banyak yang ke link ke Facebook, and that's a big problem”
Vianny Quininta - SMA Tarakanita Gading Serpong
"Gue nggak begitu pedulis, sih. Karena gua udah nggak sesering itu main Facebook. Tapi menurut gue, media sosial apapun, kita harus lebih biijak gitu buat mempublikasi personal information. Maksudnya kita juga yang harus lebih bertanggung jawab gitu. Ya mungkin sedikit khawatir, tapi nggak banget. Biasa banget gitu."
Mohamda Dhirga Cahya Putra - SMAN 4 Jakarta
"Gue bisa di bilang udah nggak pernah pake Facebook, tapi menurut gue bahaya sih kalo data-data penggunanya digunakan hanya untuk kepentingan politik, gak etis banget malingin data orang. 87 juta man. Gila banget!"
Kalau menurut lo sendiri gimana, sob?