Bermain Hape Sambil Hujan-hujanan Bisa Bikin Kamu Tersambar Petir. Ini Alasannya

Kamis, 12 April 2018 | 11:45
Rizki Ramadan

Main Handphone Saat Hujan Bisa Tersambar Petir?

HAI-ONLINE.COM- Pernah denger nggak berita tentang 11 orang pendaki gunung yang tersambar petir saat mendaki di kawasan Gunung Prau, Wonosobo, Jawa Tengah pada pertengahan 2017 lalu?

Menurut laporan, dari 11 orang, tiga di antaranya meninggal dunia dan yang lainnya luka-luka akibat kejadian tersebut.

Menurut laporan polisi, saat itu sedang hujan deras. Nggak ada keterangan pasti apakah mereka mengaktifkan ponsel saat mendaki atau nggak, namun perlu diketahui kalau mengaktifkan ponsel saat hujan adalah tindakan yang amat berbahaya.

Sebagian orang mungkin nggak akan menyadari bahwa mengaktifkan ponsel di ruang terbuka ketika hujan sama saja seperti mengubah ponsel itu menjadi penangkal petir. Kok bisa gitu sih?

Seperti yang kita udah tau penangkal petir umumnya terbuat dari besi atau bahan yang bersifat konduktor -bisa membuat muatan elektron bergerak bebas.

Karena muatan listrik pada konduktor mampu bergerak bebas, maka secara teori fisika, muatan-muatan listrik hanya terdapat pada permukaan beda konduktor.

Berdasarkan teori dasar kelistrikan (Hukum Coulomb atau Hukum Gauss), medan listrik (daerah yang dipengaruhi interaksi listrik) berbanding lurus (sebanding) dengan kerapatan muatan (muatan persatuan luas). Jadi, untuk konduktor bermuatan yang permukaannya sempit maka medan listrik yang dihasilkan jauh lebih besar dibandingkan dengan konduktor dengan permukaan lebih luas.

Itulah sebabnya mengapa penangkal petir selalu dibuat runcing atau tajam. Dengan luas permukaan yang kecil, akan dihasilkan kerapatan muatan yang lebih besar, sehingga dapat menghasilkan medan listrik atau daerah interaksi listrik yang kuat.

Medan listrik sangat besar yang dihasilkan penangkal petir dapat menarik sejumlah ion (molekul yang bermuatan) di udara ke besi penangkal petir dengan percepatan cukup tinggi.

Ion-ion tertarik ke arah konduktor penangkal petir dengan energi cukup besar.

Dalam perjalanannya menuju penangkal petir, ion-ion berenergi cukup tinggi akan menumbuk molekul-molekul netral (tak bermuatan) yang akhirnya menjadi ion-ion baru.

Ion di sekitar penangkal petir semakin bertambah banyak, sehingga udara di sekitar penangkal petir seolah-olah berubah sifatnya seperti sifat dasar konduktor, yaitu mudah mengantarkan muatan iistrik.

Ketika hari sedang hujan, biasanya petir sering terjadi. Hal ini disebabkan perbedaan potensial atau medan listrik yang dihasilkan awan kelabu dengan Bumi sangat besar.

Muatan-muatan dari Bumi atau awan saling tarik-menarik dan berusaha mencari jalan termudah untuk dilalui.

Seperti penjelasan sebelumnya, muatan-muatan listrik (calon terjadinya flash/kilatan petir) akan mencari daerah medan listrik yang cukup tinggi.

Tentu saja muatan-muatan listrik akan mencari jenis udara yang bersifat "lebih" konduktor, yaitu ion atau molekul udara yang bermuatan di sekitar konduktor alias besi penangkal petir.

Selanjutnya, dengan mudah dapat terjadi lucutan korona (corona discharge) yang tampak bersinar karena cahaya yang terpancar dari ion-ion di udara selama tumbukan sesama molekul-molekul bermuatan ini.

Apa hubungannya dengan ponsel? Ponsel memiliki antena untuk menerima dan mengeluarkan sinyal.

Ketika aktif, antena yang berbahan dasar konduktor ini berusaha mencari atau menangkap sinyal-sinyal komunikasi berupa gelombang medan elektromagnetik.

Pada proses ini, di dalam antena itu elektron-elektron bergerak menghasilkan gelombang medan listrik magnet.

Masih ditambah lagi adanya medan listrik pada ponsel akibat "kebocoran" medan listrik statis dan baterai ponsel. Dengan demikian, di dalam ponsel terdapat cukup banyak muatan yang dapat menghasilkan medan listrik.

Medan listrik yang terdapat di sekitar ponsel dapat mempengaruhi gerak ion dan molekul udara. Pada akhimya keadaan ini berpeluang besar untuk dilalui aliran listrik atau tersambar petir!

Jadi, hindari penggunaan ponsel di alam terbuka saat hujan turun.

Artikel ini sebelumnya sudah tayang di intisari.grid.id

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya