HAI-online.com -Senin(10/04) malam, konser band rock asal Irlandia, The Script resmi diselenggarakan. Setelah menunggu kurang lebih 4 bulan sejak dimulai penjualan tiket pre-sale-nya pada 15 Desember 2017, akhirnya penggemar The Script yang akrab disapa The Script Family bisa juga melihat idola mereka secara langsung di The Kasablanka Hall, Mall Kota Kasablanka, Jakarta.
Seperti konser biasanya, para penggemar The Script telah memenuhi The Kasablanka sebelum jadwal gate dibuka. Dengan venue yang nggak terlalu luas, keadaan di The Kasablanka cukup sesak. Proses penukaran tiket ke wristband pun sesekali dihiasi dengan sorakan ‘woooo’ para penggemar kepada crew.
Terbagi menjadi tiga kategori, HAI melihat kategori Golden Priority Class cukup lengang. Sebaliknya, kategori festival yang berada di belakang Golden Priority Class justru padat dan hanya menyisakan sedikit space di belakang.
Penampilan Danny O’Donoghue, Mark Sheehan dan Glen Power dibuka dengan salah satu lagu dari album No Sound Without Silence yaitu Superheroes. Kemunculan Danny dkk ini sukses membuang rasa sebal para penonton yang telah menunggu cukup lama di dalam hall. Bahkan, dengan berubahnya lighting dan musik mp3 yang dimainkan beberapa kali, penonton seringkali merasa di-PHP-in, karena The Script nggak juga muncul hingga pukul kurang lebih 20.30 WIB.
Setelah membawakan Superheroes, The Script langsung lanjut ke lagu Rock The World yang ada di album terbaru mereka, Freedom Child. Album yang menjadi alasan The Script menyelenggarakan Freedom Child Tour dan datang ke Jakarta. Setelah Rock The World selesai dinyanyikan, mendadak lighting membuat seisi ruangan menjadi warna hijau. Yup, itu pertanda bahwa lagu ketiga yang akan dibawakan adalah Paint The Town Green.
Di sela-sela lagu tersebut, sang vokalis sempat mengucapkan ‘Cinta Mati’ kepada seluruh penonton yang hadir, sontak hal tersebut ngebuat seluruh penonton makin hiteris, apalagi setelahnya lagu yang HAI yakin ngebuat orang-orang mulai cinta mati sama The Script dikumandangkan, yaitu The Man Who Can’t Be Moved! Kebayang dong, lagu yang selama ini berhasil bikin baper akhirnya bisa didengar dan dinyanyiin bareng penyanyi aslinya. Bapernya jadi plus-plus.
Sejak tampil di Indonesian Idol, energi dan keramahan Danny dkk ini emang udah keliatan banget. Hal itu makin terlihat ketika mereka konser. Danny nggak segan-segan turun panggung dan nyamperin barisan terdepan penonton, Mark dan Glen mengikuti. Bahkan, di layar besar kanan kiri panggung, sempat terlihat brewok Mark kepegang sama penonton-penonton cewek. Kesempatan banget, deh!
Membawakan total 17 lagu, Danny nggak terlalu banyak memberikan jeda seperti speech yang biasanya dilakukan penyanyi lain saat konser. Jadi, dari lagu 1 kemudian lanjut lagu berikutnya, dan seterusnya. Tapi jelas banget Danny bisa membangun kehebohan dari para penonton, salah satu caranya dengan meminta seluruh penonton saling merangkul dan bergerak ke kiri dan ke kanan. Hal tersebut sukses ngebuat animo penonton makin meningkat.
Keseruan lainnya terjadi ketika The Script membawakan lagu ke-10 mereka yaitu For The First Time. Selagi penonton menyanyikan akhiran lagu “Oh these times are hard, yeah they’re making us crazy, don’t give up on me baby.” berkali-berkali, tiba-tiba aja Danny, Mark, dan Glen menghilang ke samping panggung!
Penonton kaget, padahal baru sejam konser berlangsung, nggak mungkin konser berakhir secepat ini. Kemudian terdengar suara Danny dari sisi belakang, ternyata mereka pindah ke seat stage. Hal ini membuat seluruh penonton di kategori festival berlarian ke belakang demi bisa melihat The Script lebih dekat.
Selain bikin penonton berlarian, Danny juga bikin penonton histeris dengan menggunakan kemeja batik berlengan panjang ketika membawakan lagu We Cry yang diiringi Beat Box, dan Never Seen Anything “Quite Like You” di seat stage.
Rasanya belum kelar ngos-ngosan lari ke belakang, penonton kembali dipaksa untuk mengejar Danny yang pindah ke sisi belakang lain venue. Dengan begitu total stage yang dipakai malam itu adalah 3. Dari stage tersebut Danny berjalan ke luar venue melewati penonton VIP. Menyalami dan sesekali berhenti untuk diajak selfie, sambil tetap melantunkan lagu The Energy Never Dies.
Dengan lagu Rain, The Script kembali ke stage utama. Lagu Rain adalah lagu ke-14 yang telah dibawakan. Gimmick kembali dimainkan oleh Danny dkk pada lagu ini. Dengan mengucapkan ‘Thank you, Jakarta!’, di akhir lagu Rain mereka pun kembali menghilang dan lighting dimatikan. Jelas, hal ini dianggap sebagai tanda bahwa konser telah usai.
Namun, penonton masih nggak mau melepas The Script begitu aja. Apalagi lagu Breakeven yang sama bikin bapernya seperti The Man Who Can’t be Moved belum dinyanyikan. Belum lengkap namanya! Seluruh penonton pun secara kompak meneriakkan ‘We want more.’ berkali-kali.
Seperti spoiler Freedom Child Tour yang HAI udah sering liat di youtube, The Script pun akhinrya kembali dan mengambil alat musik lagi. Lalu, dinyanyikanlah lagu No Good in Goodbye sebagai lagu ke 15 yang kemudian disusul Breakeven dan Hall of Fame sebagai lagu penutup.
Di akhir performance-nya, Danny memegang dan mengalungkan bendera Indonesia, kemudian berjanji kepada seluruh penggemar yang hadir bahwa The Script akan kembali lagi ke Indonesia secepatnya. Setelah itu, The Script pun memberikan salam hormat dan perpisahan yang disambut riuh tepuk tangan seluruh penonton yang hadir.
-Nurul Hardiyanti