Kenapa Kopi Bikin Berdebar? Apakah Berbahaya? Ini Dia Jawabannya

Jumat, 06 April 2018 | 11:45
Hai Online

Kopi Tanpa Kafein

HAI-Online.com - Pernahkah merasa jantung berdebar setelah minum kopi? Nah, ternyata ada jawaban ilmiahnya, nih, guys.

Seperti informasi yang HAI kutip dari Kompas.com, dan bersumber dari National Institutes of Health, mendefinisikan jantung berdebar-debar atau palpitasi jantung sebagai sensasi detak jantung yang berlangsung lebih cepat dari biasanya.

Ketika ini terjadi, jantung memompa darah dan hanya mengalami ketidakteraturan sesaat. Ternyata kopi menjadi salah satu penyebab jantung berdebar lebih cepat dari biasanya. Kopi mengandung kafein, yang merupakan stimulan alami bagi tubuh.

UDAH TAU BELUM?Jangan Kebiasaan! Makan Mie Instant Campur Nasi itu Bahaya buat Kesehatan

Saat kita minum kafein, sistem saraf pusat dirangsang. Hal ini menyebabkan gejala seperti meningkatnya kewaspadaan, sakit kepala, gugup, jantung berdebar-debar, dan pusing.

Setiap orang bereaksi terhadap kafein dengan cara yang berbeda. Beberapa orang nggak mengalami gejala apapun ketika mengonsumsi kafein, tetapi nggak sedikit orang yang mengalami efek samping setelah mengonsumsi kafein.

Kondisi ini bisa bergantung pada seberapa sering dan seberapa banyak kita biasa mengonsumsi kafein. Kalo nggak terbiasa meminum kopi, maka seseorang cenderung mengalami palpitasi jantung. Atau mungkin ada orang yang lebih sensitif terhadap kafein yang memicu reaksi jantung berdebar setelah minum kopi.

Kafein menyebabkan palpitasi jantung karena merangsang sistem saraf pusat. American Heart Association mengatakan, meski jantung memiliki ritme yang teratur, tapi rangsangan saraf bisa mengubah ritme tersebut.

Berapa cangkir kopi yang masih aman dikonsumsi? Meskipun kafein dapat membuat jantung berdetak lebih cepat, pada dasarnya hal ini nggak membahayakan kesehatan. Dilansir dari Livestrong, sekitar 80 cangkir kopi per hari merupakan dosis kafein yang mematikan.

Itu artinya, ketika dikonsumsi secukupnya maka kopi bukanlah hal yang membahayakan meskipun menimbulkan palpitasi jantung. Menurut Dr. Arthur Klatsky, ahli jantung di Amerika Serikat, meminum satu sampai tiga cangkir kopi sehari juga memiliki efek pencegahan pada beberapa penyakit.

Penelitian yang dilakukannya juga menunjukkan bahwa kopi nggak memiliki efek perlindungan pada jantung, tetapi juga nggak menimbulkan efek yang berbahaya. The American Journal of Clinical Nutrition menyatakan bahwa kebanyakan orang mampu menolerir jumlah kafein dalam jumlah sedang tanpa efek samping yang membahayakan.

Sekitar 200 sampai 300 miligram kafein, yang setara dengan dua sampai empat cangkir kopi per hari umumnya masih dianggap normal. Lebih dari jumlah ini bisa merangsang suatu reaksi tertentu, termasuk salah satunya jantung berdebar-debar.

Sebuah studi yang dilakukan organisasi kesehatan di Amerika terhadap 130.054 orang dewasa menguji efek minum kopi dan kemungkinannya untuk mengalami detak jantung nggak teratur.

Studi tersebut menemukan bahwa mereka yang minum kopi empat gelas atau lebih setiap harinya memiliki peluang 18 persen lebih tinggi untuk mengalami detak jantung yang tidak teratur daripada mereka yang sama sekali tidak minum kopi.

Efek stimulan pada kopi dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan tidur atau mengalami gangguan perut yang dapat memengaruhi kesehatan. Jika kamu memiliki kondisi masalah pada jantung, konsultasikan pada dokter berapa gelas kopi yang aman bagimu.

Apalagi menurut banyak penelitian termasuk dari Harvard School of Public Health, meskipun kopi dapat memiliki efek stimulan pada jantung dan tubuh, minum kopi dapat menawarkan berbagai manfaat.

Manfaat yang didapat dari mengonsumsi kopi di antaranya menurunkan risiko diabetes, kanker usus besar, dan batu empedu. Kopi juga memiliki efek perlindungan terhadap penyakit hati dan penyakit Parkinson.

Jadi, ada manfaat dan kekurangannya juga, guys. So, diatur aja dalam konsumsinya, jangan berlebihan yha…

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kenapa Jantung Berdebar Setelah Minum Kopi?

Tag

Editor : Hai Online

Sumber kompas.com