Cerita Bam dan Bayu Elephant Kind, yang Tetap Akur Garap Project Solo Masing-Masing

Senin, 02 April 2018 | 07:00
Hai Online

Bam Mastro dan Bayu Adisapoetra

HAI-Online.com - Suksesnya Elephant Kind di kancah musik Indonesia ternyata nggak bikin para personelnya berpuas diri. Buktinya, Bam Mastro dan Bayu Adisapoetra berani bikin projek solo mereka masing-masing. Apa bisa personil band tetap akur ketika para personilnya punya project di luar band utama? Kisah dari Elephant Kind ini jawabannya.

"Elephant Kind (EK) seperti rumah buat kita (para personil). Dan ruang gerak di EK itu luas banget, jadi kami bebas berkarya," ujar Bam Mastro lewat siaran perslaunching single "Idols" yang HAI terima.

UDAH TAU BELUM?#HAIDEMOSREBORN : Elegi Si Pengumbar Kesepian dari Depok dengan Folk

Hal yang sama juga diungkapin Bayu selaku penggebuk drum EK. "Bareng saudara-saudara di EK, bikin gue lebih dewasa, sih, dalam bermusik. Jadi punya banyak bekal," ujar Bayu lewat siaran pers perilisan single "New Blood" yang HAI terima.

Bayu Adisapoetra Bawain Lagu One, Two, Three
Lewat showcase Soft Animal yang digelar di Shoemaker Studio di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (28/3) Bayu ngebuktiin keseriusan solo projeknya. Panggung Shoemaker langsung digebrak oleh gebukan drum Bayu dengan lagu Black and White. Kemudian dilanjut One, Two, Three, dan New Blood. Rencananya lagu-lagu itu bakalan rilis dalam EP bertajuk Nanook yang digagas Bayu Adisapoetra di bulan April ini, lho. Asyik!!

Lewat lagu-lagu tersebut, kelihatan banget 'aslinya' si Bayu. Beda kalo lagi bareng Elephant Kind, di lagu-lagunya, Bayu ngutamain banget unsur punk rock. Usut punya usut, nih, ternyata punk rock emang udah jadi selera musik drummer bertubuh gempal itu.

Kalo denger Black and White dan New Blood, bakal terdengar kasar, old school, lirik yang sederhana, tapi tetap meluap-luap dan berapi-api, lho. "Semuanya ini nggak bakal terjadi tanpa bantuan pacar gue Natasha yang udah mau jadi vokalis, dan temen-temen main gue dari kecil. So thank you so much, guys!," ujar Bayu sambil ngos-ngosan gara-gara gebuk drum sambil nyanyi. Hehehe, mantap!

Selain aksi Soft Animal, acara hari itu juga dimeriahin sama penampilan Bam Mastro yang juga mamerin single-single keren dari EP pertama projek solonya berjudul I Bleach My Skin. Nggak lupa juga, Bam juga ngebawain single terbarunya Inamorata. Single Inamoratajadi pengantar EP kedua Bam Mastro yang bertajuk I’m An Albino Polar Bear Living In Captivity And I Know Aliens Don’t Exist.

Bam Mastro
"Soal alien, flat earth, that's ... it's kinda weirdo, right?" ujar vokalis Elephant Kind itu kepada penonton. Sayangnya, sound system Bam yang tiba-tiba mati sedikit 'menodai' jalannya showcase ini. "My God, my microphone is dead, please. Woi, mic gue mati!" ujar Bam sambil tidur telentang di atas panggung. Sontak hal itu bikin penonton tertawa terbahak-bahak, guys.

"Sayang banget tadi di tengah-tengah mati. Bahkan menurut gue, suara Bam dari awal, tuh, kayak pelan banget. Tapi Bam tetap tabah dan tetap asyiklah pokoknya," ujar Ajeng salah satu fans Elephant Kind.

Hal yang senada juga dikeluhin sama Dista, nih. Cewek yang berprofesi sebagai karyawan swasta ini sedikit kecewa gara-gara kendala microphone yang tiba-tiba mati. "Soalnya aneh aja gitu, pas Bam lagi ngomong baik-baik aja. Pas lagi nyanyi tiba-tiba ilang suaranya," ujar Dista sambil heran.

Coki tiba-tiba datang dan ikutan main
Showcase Soft Animal ditutup dengan penampilan bergairah dari Elephant Kind. EK ngebawain lagu-lagu andalan mereka seperti Beat The Ordinary, Oh Well, Scenario II, With Grace, dan dipungkasin sama lagu Montage. Dan, guys, ada tamu spesial di showcase Soft Animal kemarin. Yap, tiba-tiba John Paul Patton a.k.a Coki datang dan mainin part bass lagu Oh Well dan Scenario II.

Celotehan penonton yang teriak "Balikan, balikan, balikan!!" Coki cengengesan. "Kangen nggak Cok?", tanya Bam. "Wah, beda, sih, pak rasanya, hehehe," ujar Coki.

Tag

Editor : Hai Online